Senin, 04 September 2017

CARA MENYIMPAN DAN MENGOLAH DAGING






Daging merupakan sumber protein, lemak jenuh, vitamin D, vitamin B kompleks, asam lemak omega dan mineral seperti zinc, fosfor, serta zat besi yang baik dan penting untuk tubuh. Hampir semua orang menyukai sumber protein hewani yang satu ini. Mulai dari daging ayam, sapi, dan kambing sekalipun. Banyak olahan yang dapat dibuat dengan daging, misalnya tongseng ayam, semur, sup, ayam goreng atau rendang. 

Daging termasuk dalam kategori pangan mewah bagi sebagian warga masyarakat. Biasanya keberadaannya melimpah pada saat hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.  Tapi tak semua daging akan habis dipakai untuk masak pada hari itu juga. Akhirnya, sisa daging mentah itu disimpan dalam kulkas untuk diolah di selanjutnya.

Sebelum membahas tentang penyimpanan dan pengolahan daging yang benar, perlu diketahui tentang cara memilih daging yang masih segar. Tanda umum daging yang masih segar adalah berwarna merah cerah, mengkilat, mempunyai tekstur padat dan kenyal, elastis bila ditekan dengan jari, serta beraroma khas daging. Dan bila terdapat lemak pada daging, maka warna lemaknya masih putih. Untuk daging ayam yang baik, tandanya berwarna pink segar, mengkilat, teksturnya padat, kenyal dan elastis, tidak ada tanda memar, kulitnya utuh, serta bersih dari kotoran termasuk bulu ayam dan beraroma khas ayam. 

Penyimpanan daging perlu mendapat perhatian ekstra karena sifat daging yang mudah rusak. Sebelum disimpan, daging dicuci pada air yang mengalir. Setelah dicuci, hindari meletakkan daging di tempat terbuka karena daging yang basah akan membuat kuman dan bakteri berkembang dengan baik. Maka dari itu, sebaiknya langsung menyimpannya dalam freezer setelah dicuci.


Tahapan Menyimpan Daging dalam freezer kulkas :

1.     Potong daging sesuai kebutuhan tiap kali masak dan masukkan ke wadah sesuai porsi sekali masak. Daging beku yang sudah mengalami proses thawing atau pencairan, sebaiknya tidak mengalami proses pembekuan berulang. Selain bakteri akan lebih mudah tumbuh dan berkembang biak, struktur daging pun juga akan rusak sehingga masakan menjadi tidak enak. Cukup ambil satu bungkus daging sesuai kebutuhan, lakukan thawing, dan masak seluruhnya.
2.     Simpan daging dalam wadah tertutup rapat supaya tidak mudah terkontaminasi bakteri yang ada dalam kulkas atau terbawa oleh bahan-bahan lain yang juga ada di dalam kulkas (kontaminasi silang). Sebelum disimpan di-freezer, simpan daging (mampir dulu) di dalam kulkas yg sejuk selama 4-5 jam. Setelah dingin, baru dimasukkan ke dalam lemari es (freezer).
3.     Bila perlu, simpan daging dalam kondisi berbumbu atau dimarinasi. Membumbui sebelum disimpan juga dapat memperpanjang umur simpan daging. Bumbu-bumbu yang digunakan seperti kunyit, bawang, garam, dan gula bersifat antibakteri sehingga akan memberikan sifat awet pada bahan makanan.
4.     Perhatikan Suhu Freezer. Suhu ideal untuk menyimpan daging adalah 3-4 derajat celcius untuk waktu penyimpanan maksimal  4 hari. Untuk penyimpanan yang lebih lama, diperlukan suhu beku setidaknya -18 derajat celcius atau lebih rendah lagi. Suhu yang semakin dingin membuat bakteri perusak tidak dapat hidup. Suhu minimal freezer yang baik adalah minus 18°C. Menyimpan daging dalam suhu ini membuat daging bisa tahan hingga 3 bulan atau lebih. Hindari buka tutup kulkas agar tidak terjadi lonjakan kenaikan suhu, yang memberi kesempatan mikroba patogen untuk hidup dan tumbuh. Untuk daging cincang, sebaiknya segera digunakan dalam tempo maksimal 24 jam. Daging hanya boleh dibekukan satu kali agar kualitasnya tidak menurun drastis.
5.     Sebaiknya tidak menyimpan daging dalam waktu yang lama. 1 minggu adalah waktu maksimal. 

Tips untuk mengolah daging :

-        Apabila mengolah daging beku, daging jangan dicairkan ( thawing) di suhu kamar. Sebab proses pencairan daging “thawing’ ini akan memakan waktu yang cukup lama. Dikhawatirkan pada saat proses “thawing” mikroba patogen bisa “masuk” dan berkembang biak pada daging. Sebaiknya, proses pencairan daging / “thawing” dilakukan dalam lemari es ( dengan suhu 10 ° C ). Daging yang telah mengalami proses thawing ini jangan dibekukan kembali karena zat gizi dalam daging akan bisa makin berkurang.
-        Ketika memasak daging, potonglah dalam ukuran kecil agar pemanasan bisa merata sampai ke seluruh permukaan dan bagian tengah daging. Hal ini penting, karena jika tidak, spora bakteri ( yang mungkin terdapat dalam bagian tengah daging ) yang tahan panas, akan mendapatkan kondisi yang menguntungkan baginya, yaitu kondisi An Aerobik ( tanpa udara ) sehingga memungkinkan spora berkembang biak menjadi bakteri patogen dan memproduksi bahan kimia berbahaya yaitu toksin botulin ( zat racun ) yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
-        Temperatur pemanasan yang paling aman untuk membunuh bakteri Clostridium dan menguraikan toksin botulin adalah pada suhu 100 ° C, dengan waktu pemanasan selama 15 menit.
-        Cara memasak daging yang aman adalah dengan cara merebus ( terutama dalam minyak seperti membuat rendang atau gulai. Karena titik didih minyak berada di atas suhu 100 ° C ). Cara aman lainnya adalah dengan menggorengnya. Bila tetap menginginkan untuk memanggang, cara memanggang daging yang benar adalah daging dipotong-potong menjadi ukuran kecil dan tipis ( misalnya seperti pada sate ) agar pemanasan pada daging dapat merata sampai pada intinya.
-        Suhu Masak Daging yang Tepat. Ada dua pilihan cara memasak daging : cepat dengan suhu tinggi atau lambat dengan suhu sedang. Memanggang steik langsung di atas api atau menumis fillet daging ayam di wajan pemanas akan mempertahankan rasa dan tekstur empuk daging. Untuk bagian daging yang memiliki banyak tulang (seperti memasak sup, misalnya), hanya diperlukan api sedang dan waktu masak yang lama.
-        Membuat Daging Alot Menjadi Empuk. Tingkat kekenyalan daging biasanya ditentukan oleh usia hewan ternaknya. Semakin muda ternaknya, semakin empuk dagingnya. Jika mendapatkan daging yang alot, bisa diakali dengan meratakannya menggunakan palu daging untuk menghancurkan jaringan otot. Bisa juga dengan menusuk-nusuknya dengan garpu. Secara kimia, bisa ditambahkan meat tenderizer untuk mengempukkan daging.

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
          Dari berbagai sumber