Scabies atau gudik merupakan penyakit yang sering menyerang
kambing milik petani. penyebab dari penyakit ini adalah tungau sarcoptes scabiei yang menyebabkan
dermatitis gatal yang parah. Penyakit ini sangat mudah menular sehingga perlu
segera ditindaklanjuti. Scabies menyebar dengan mudah melalui kontak langsung
dan berbagai media penularan yang ada di kandang.
Scabies
merupakan penyakit parasit menular pada kulit yang disebabkan oleh tungau. Dua
spesies tungau yang sering menyebabkan scabies pada kambing adalah Sarcoptes scabiei dan Psoroptes ovis. Penyakit ini masih merupakan
masalah penting pada kambing di Indonesia.
Kambing
yang terkena scabies mempunyai gejala adanya kegatalan yang hebat sehingga
hewan berusaha untuk terus menerus menggaruk diikuti dengan timbulnya keropeng
dan kerontokan bulu. Jika penyakit berlanjut, kulit menjadi tebal dan berbintil.
Kambing-kambing
yang terserang penyakit ini di pedesaan sering dibiarkan begitu saja karena
terkendala dengan harga obat yang mahal. Penyakit ini sangat cepat menular pada
hewan dalam satu kandang dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kematian
hingga 67%.
Penanganan scabies pada kambing oleh petani secara
tradisional biasanya dengan menggunakan oli bekas yang dicampur dengan belerang.
Hasil penelitian Manurung et al. (1992), menunjukkan kambing yang diobati oli
bekas, mulai hari ke-28 kudis hilang dan mulai hari ke-63 kambing terlihat
seperti tidak pernah terserang kudis. Oli bekas mengandung bahan-bahan kimia,
di antaranya hydro karbon dan sulfur. Sulfur adalah obat pembunuh kutu yang
tertua. Obat ini bekerja dengan cara memblok oksidasi fosforilasi parasit oleh
oksida pada sulfur yang terbentuk.
Hasil penelitian balitvet yang dipublikasikan pada tahun
2011 memberikan alternatif pengobatan scabies dengan waktu yang lebih singkat. Bahan
yang digunakan pun cukup sederhana, yaitu hanya menggunakan daun gamal dan
minyak kelapa. Ekstrak minyak sawit daun gamal 50%
dapat menyembuhkan scabies hingga 100% dengan 2 kali pengobatan dengan jarak 1
minggu.
Gamal
yang dalam bahasa Latin dinamakan Gliricidia
sepium, tanaman ini sering disebut juga kelor laut atau cebreng. Gamal
merupakan tanaman pelindung yang daunnya biasa diberikan sebagai hijauan pakan
ternak ruminansia karena memiliki nilai nutrisi yang tinggi (kandungan protein
18-30%) dan kecernaan tinggi (70%). Di samping itu daun dari tanaman ini
ternyata juga mempunyai bahan aktif kumarin yang bersifat insektisida,
rodentisida dan bakterisida.
Daun
gamal yang digunakan pada pembuatan ekstrak ini dipilih daun yang sudah tua tetapi masih lunak dari
pohon yang berumur lebih dari 6 bulan.
Semakin tinggi kadar kumarin dalam daun semakin baik efeknya sebagai obat scabies.
Cara mudah untuk mengetahui daun dengan kadar kumarin tinggi adalah dengan cara
merobek daun dan membaunya. Daun dengan kadar kumarin tinggi biasanya baunya
lebih menyengat.
Pengambilan
daun untuk pembuatan ekstrak ini lebih baik dilakukan pada musim kemarau karena
pada musim penghujan umumnya kadar kumarin dalam daun menjadi rendah. Adapun
pembuatan ekstrak ini adalah dengan cara : 100 gram daun gamal dicincang halus
kemudian direbus dalam 200 ml minyak kelapa sawit sampai mendidih selama 1 jam,
selanjutnya suhu sedikit diturunkan (tidak dalam kondisi mendidih) selama 1 jam
(total perebusan selama 2 jam). Hasil ekstrak tersebut kemudian diangkat dan
disaring dengan kain sambil diperas sampai minyaknya tersaring sempurna. Hasil saringan
dimasukkan dalam botol gelap (berwarna), dan jangan terkena sinar matahari sampai
siap untuk digunakan. Ekstrak ini bisa disimpan pada suhu ruangan sampai 1 minggu,
jika disimpan pada almari es (4oC) bisa bertahan sampai 6 bulan.
Pemberian
ekstrak ini pada kambing dilakukan dengan cara mengoleskan ekstrak dengan kuas
atau sabut kelapa pada seluruh permukaan kulit kambing yang terkena scabies.
Apabila hanya sebagian kecil telinga yang terkena maka obat bisa dioleskan pada
telinga saja tetapi apabila scabies telah menyebar pada sebagian badan
sebaiknya seluruh tubuh kambing dioles dengan obat karena untuk mencegah
perkembangbiakan tungau ke bagian tubuh yang lain.
Jika
seluruh tubuh kambing harus dioles kira-kira diperlukan 100-200 ml obat
tergantung besar kecilnya kambing. Pengobatan dilakukan sebanyak dua kali dengan
jarak 1 minggu.
Perlu
diingat bahwa kambing yang telah dobati sebaiknya dipindahkan ke kandang yang
bersih dan bebas scabies (kandang baru yang telah disemprot dengan insektisida
sebelum digunakan). Hal ini sangat penting karena biasanya hewan yang sembuh
dari scabies tidak mempunyai kekebalan sehingga mudah terkena lagi bila
ditempatkan pada kandang yang tercemar.
Kebersihan kandang merupakan faktor utama untuk menghindari
penyakit scabies. Oleh karena itu jadwalkan pembersihan kandang secara berkala
untuk menjaga kesehatan kambing.
Demikian pembahasan tentang daun gamal sebagai obat
scabies. Semoga dapat memberikan wacana baru terutama kepada petani untuk
penanganan gudik pada kambing.
Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Sumber :
Agroinovasi. 2011. Daun Gamal
(Gliricidia sepium) Obat Scabies Pada Kambing. Sinar tani edisi 30 Maret -
5 April 2011 No.3399 Tahun XLI.