Senin, 18 Mei 2020

PUPUK HIJAU, PUPUK ORGANIK PRAKTIS YANG TERLUPAKAN

 

Kondisi lahan pertanian setiap tahunnya mengalami penurunan kesuburan yang signifikan. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia menjadi salah satu sebab utama kondisi tersebut. Ditambah dengan semakin banyaknya kerusakan alam yang terjadi dengan banyaknya perambahan hutan dan pemanasan global memperparah kondisi lahan.

        Kunci dari pengembalian kesuburan tanah adalah pemberian bahan organik ke dalam tanah. Dengan adanya peningkatan kandungan bahan organik di dalam tanah, sifat fisik, kimia dan biologi tanah akan mengalami perbaikan sedikit demi sedikit sehingga tanah dapat menjadi sehat dan subur kembali.

         Salah satu cara untuk meningkatkan kandungan bahan organik yang ada di dalam tanah adalah dengan penggunaan pupuk hijau. Akan tetapi banyak petani yang melupakan. Oleh karena itu diperlukan pembahasan tentang pupuk hijau agar petani tertarik memanfaatkan kembali pupuk hijau untuk menyehatkan tanah.

         Pupuk hijau adalah salah satu pupuk organik yang paling lama digunakan oleh petani selain pupuk kandang sebelum mengenal pupuk kimia. Pupuk ini  merupakan hasil dari kearifan lokal para petani jaman dahulu yang memasukkan daun – daunan hijau yang mudah membusuk ke dalam lahan pertanian ketika tahap pengolahan tanah.

Sesuai dengan namanya, pupuk hijau berasal dari tanaman. Pupuk hijau merupakan bahan tanaman yang masih segar yang dibenamkan ke dalam tanah untuk tujuan perbaikan tanah. Keuntungan yang didapat jika menggunakan pupuk hijau :

a. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air.

b. Mencegah adanya erosi.

c. Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk anorganik.

d. Spesies pupuk hijau dapat dijadikan sebagai pakan ternak, kayu bakar bahkan sebagai makanan manusia.

         Dari keuntungan diatas, dapat dilihat bahwa pupuk hijau sangat berperan penting pada daur hara serta konservasi tanah dan air. Bahan organik yang dihasilkan pupuk hijau mencegah pelindian unsur hara melalui ikatan komplek logam – organik. Selain itu, bahan organik yang ada akan meningkatkan kapasitas tanah untuk menyerap dan menyimpan air. Dengan adanya tanaman pupuk hijau, maka erosi lahan dapat di cegah.

       Tanaman yang dijadikan untuk pupuk hijau harus memenuhi  syarat-syarat sebagai berikut :

1.  Menghasilkan banyak biomassa.

2.  Dapat menekan dan mengendalikan gulma.

3.  Prosentase produksi daun lebih besar dari pada bagian yang berkayu.

4.  Mempunyai kemampuan mengikat nitrogen tinggi dan melepaskan nutrisi pada tanah.

5.  Berumur pendek, cepat tumbuh, mempunyai kemampuan megakumulasi hara.

6.  Bukan tanaman inang hama.

7.  Perbanyakan tanaman mudah.

8.  Tanaman multiguna.

 

      Tanaman pupuk hijau terbagi menjadi beberapa kategori yaitu :

1.  Sebagai Pupuk Tanaman

Tanaman yang dikategorikan sebagai pupuk tanaman umumnya dari golongan tanaman perdu yang tingginya berkisar 1-2 meter. Biasanya tanaman tersebut digunakan sebagai pupuk bagi tanaman semusim dan terkadang juga digunakan sebagai mulsa bagi tanaman buah. Contoh tanaman yang masuk kategori ini adalah : Crotalaria juncea (orok-orok), dan Sesbania rostrata (turi mini).

 

2.  Sebagai Tanaman Penutup Tanah

Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang ditanam tersendiri yakni pada saat tanah tidak ditanami tanaman utama atau ditanam bersamaan dengan tanaman pokok (khususnya bila tanaman pokok berupa tanaman tahunan).

Tujuan utama dari penanaman tanaman penutup tanah adalah :

-     untuk melindungi tanah dari daya perusak butir-butir air hujan.

-     mempertahankan/memperbaiki kesuburan tanah.

-     menyediakan bahan organik tanah.

-     Menekan perkembangan gulma.

- Mengurangi proses transpirasi yang mengakibatkan pengurangan kandungan air tanah.

Penanaman tanaman penutup tanah juga merupakan tindakan rehabilitasi lahan secara vegetatif yang relatif murah dan mudah untuk diaplikasikan.

 Berdasarkan masa tumbuhnya tanaman penutup tanah dapat dibedakan atas:

a.   tanaman penutup tanah yang ditanam secara simultan (bersamaan) dengan tanaman utama, contohnya tanaman Arachis untuk tanaman lada atau kopi, dan Centrosema untuk tanaman karet atau sawit.

b.  tanaman penutup yang ditanam secara sekuensial (bergantian) dengan tanaman utama. Penanaman tanaman penutup secara sekuensial biasanya dilakukan pada akhir musim hujan, sehingga tanaman ini dapat menutup tanah pada musim kemarau. Pada awal musim hujan tanaman dimatikan (dibabat lalu diaplikasikan sebagai pupuk hijau atau bahan mulsa). Penanaman tanaman penutup juga dapat mendukung penerapan sistem olah tanah konservasi (olah tanah minimum atau tanpa olah tanah).

3.  Sebagai Tanaman Pelindung

Tanaman pelindung merupakan tananam yang berfungsi sebagai pelindung angin dan naungan untuk beberapa tanaman perkebunan seperti teh, kopi dan kakao. Bahkan untuk tanaman lada serta panili bisa sekalian sebagai tanaman penopang. Beberapa tanaman yang termasuk dalam tanaman pelindung yaitu sengon laut (Albizia falcata), gamal (Gliricidia sepium), lamtoro (Leucaena glauca) dan turi (Sesbania grandiflora).

 

4.  Sebagai Tanaman Pagar

Secara umum setiap semak atau pohon yang tergolong legum bisa dijadikan tanaman pagar, namun lebih efektif apabila tanaman pagar tersebut memenuhi sifat-sifat sebagai berikut :

a.  berakar dalam agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman semusim;

b.  pertumbuhan cepat, dan setelah pemangkasan cepat bertunas kembali;

c.mampu menghasilkan bahan hijauan dalam jumlah banyak dan terus-menerus yang dapat digunakan sebagai pupuk hijau;

d. mampu memperbaiki kandungan nitrogen tanah dan kandungan hara lainnya.

Jenis tanaman yang pagar yang sering digunakan oleh petani sama dengan tanaman pelindung.

Selain empat kategori diatas, ada tanaman yang termasuk pupuk hijau dan berpotensi untuk dikembangkan di sawah yaitu Azolla Sp. Azolla merupakan salah satu sumber N alternatif khususnya untuk padi sawah. Tanaman ini sudah berabad-abad digunakan di Cina dan Vietnam sebagai sumber N bagi padi sawah. Azolla merupakan paku air ukuran mini yang bersimbiosis dengan Cyanobacteria pemfiksasi N2. Simbiosis ini menyebabkan azolla mempunyai kualitas nutrisi yang aik. Azolla mempunyai beberapa species, antara lain: Azolla caroliniana, Azolla filiculoides, Azolla microphylla, dan Azolla pinnata.

Penggunaan pupuk hijau sangat praktis. Bahan ini bisa langsung dibenamkan ke dalam lapisan olah tanah tanpa perlu dikomposkan. Karena jenis bahannya yang mudah terdekomposisi, maka keberadaannya pada lapisan olah tanah tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.

Kondisi optimal pemanenan pupuk hijau adalah pada saat tanaman tersebut berbunga. Dalam kondisi tersebut maka kandungan unsur N pada bahan pada kondisi paling tinggi.

Oleh               : Zuni Fitriyantini, S.TP.

Sumber          :

Lingga, P dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nurhidayati, et.al.  2008. e-book Pertanian Organik. Program Studi Agroteknologi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Islam Malang.

Rachman, A, Dariah, A dan Djoko Santoso. 2006. Pupuk Hijau. Dalam : Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.