Selasa, 28 Juli 2020

MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL), KOKI KECIL UNTUK TANAMAN KITA

 


Kondisi lahan pertanian setiap tahunnya mengalami penurunan kesuburan yang signifikan. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia menjadi salah satu sebab utama kondisi tersebut. Ditambah dengan semakin banyaknya kerusakan alam yang terjadi dengan banyaknya perambahan hutan dan pemanasan global memperparah kondisi lahan.

Usaha pengembalian kesuburan lahan telah mulai dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat yang peduli pada lingkungan. Beberapa cara yang dilakukan adalah dengan penanaman pohon secara besar – besaran, pengenalan pertanian yang ramah lingkungan, pertanian yang terintegrasi, permakultur dan pertanian organik.

Kunci dari pengembalian kesuburan tanah adalah pemberian bahan organik ke dalam tanah. Dengan adanya peningkatan kandungan bahan organik di dalam tanah, sifat fisik, kimia dan biologi tanah akan mengalami perbaikan sedikit demi sedikit sehingga tanah dapat menjadi sehat dan subur kembali.

Salah satu cara untuk meningkatkan kandungan bahan organik yang ada di dalam tanah adalah penggunaan Mikro Organisme Lokal (MOL). Akan tetapi belum banyak petani yang belum mengetahui tentang MOL.

Mikro Organisme Lokal (MOL) merupakan salah satu ramuan jitu yang sering digunakan oleh petani organik di lahan pertaniannya. Sesuai dengan namanya, MOL terdiri atas mikro organisme lokal yang ada di sekitar kita.

Larutan Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi merombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman, tergantung bahan penyusunnya.  Dengan demikian MOL dapat berfungsi sebagai :

  Dekomposer

  Pupuk hayati

  Pestisida organik terutama sebagai fungisida

  Zat perangsang tumbuh

Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah mudah dan murah bahkan tanpa biaya. Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar, petani dapat kreatif membuat MOL dari bahan-bahan seperti buah-buahan busuk (pisang, papaya, mangga dan lain-lain), rebung bambu, pucuk tanaman merambat, tulang ikan, keong, urine sapi, bahkan sampai urin manusia, darah hewan, bangkai hewan, air cucian beras, dan sisa makanan.

Bahan utama dalam membuat MOL terdiri dari 3 jenis / komponen antara lain :

1.         Karbohidrat

Bahan ini dibutuhkan mikroorganisme sebagai sumber energi. Beberapa bahan yang dapat digunakan yaitu : air cucian beras (tajin), nasi bekas, singkong, kentang. Gandum, tetapi yang paling sering digunakan adalah air cucian beras.

2.         Glukosa 

Bahan ini merupakan sumber energi instan untuk mikroorganisme sebelum mengurai karbohidrat. Ia dapat diperoleh dari gula merah, ula pasir, gula batu, air gula, molases, air nira, dan air kelapa.

3.         Sumber bakteri

Bahan ini merupakan sumber utama dari mikroorganisme yang akan dikembangkan. Ia dapat diperoleh dari keong mas, buah – buahan busuk, sayuran sisa, bonggol pisang, rebung bambu, urine hewan, nasi basi, tape dan masih banyak lagi.

Cara membuat MOL itu mudah, semua  yang ada di sekitar kita dapat dipakai, semua bahan dicampur dengan larutan yang mengandung glukosa seperti air nira, air gula atau air kelapa. Lalu ditutup dengan kertas, dibiarkan sampai 7 hari. Setelah itu larutan MOL sudah bisa dipakai.

Beberapa resep MOL yang sering diaplikasikan oleh petani antara lain :

1.         MOL Keong Mas

Bahan :

 -          1 Kg keong mas

-           8 liter air cucian beras

-           1 liter air kelapa

-           0,4 kg gula pasir cair

 Cara Membuat :

Campur semua bahan dan tambahkan 12 liter air dalam drum. Tutup drum menggunakan saringan kertas selama 7-14 hari. Tiap 2 hari sekali cek larutan mol. Jika fermentasi kurang berhasil tambahkan 0,1 kg gula. Jika tercium aroma menyengat seperti tapai, pertanda fermentasi berhasil. Saring larutan. MOL keong mas jadi.

Fungsi :

memacu pertumbuhan tanaman, merangsang pembungaan, dan dekomposer.

Cara pengggunaan :

-    Pengomposan : larutkan 1 liter MOL dalam 5 liter air bersih. Tambahkan 1 ons gula merah. Aduk rata dan semprotkan pada bahan kompos

-    Tanaman : larutkan 1 liter MOL dalam 15 liter air bersih. semprotkan pada tanaman di pagi atau sore hari.

2.         MOL Bonggol Pisang

Bahan :

 -          5 Kg bonggol pisang

-           1 kg gula merah

-           10 liter air cucian beras

 Cara membuat :

Potong bonggol pisang hingga berukuran 5-7 cm lalu tumbuk. Masukkan gula merah yang sudah diiris ke dalam air cucian beras. Campurkan bonggol pisang ke dalam dan aduk hingga merata. Biarkan fermentasi selama 14 -21 hari.

Fungsi :

Sumber nitrogen dan fosfor bagi tanaman dan kaya akan senyawa giberelin untuk pertumbuhan vegetatif.

Cara penggunaaan :

Larutkan 4 liter MOL bonggol pisang yang sudah disaring dalam 17 liter air bersih. Aduk rata dan semprotkan pada tanaman.

3.         MOL Daun Gamal

Bahan :

-           5 kg daun gamal

-           1 kg gula merah

-           10 liter air cucian beras

 Cara Membuat :

Rajang dan tumbuk daun gamal hingga halus. Sementara itu masukkan gula merah ke dalam air cucian beras. Masukkan tumbukan daun gamal ke dalamnya lalu aduk hingga merata. Fermentasikan selama 21 hari.

Fungsi  :

Sumber nitrogen bagi tanaman untuk memacu pertumbuhan.

Cara Penggunaan :

Larutkan 4 liter MOL daun gamal yang sudah disaring dalam 17 liter air bersih, auk rata lalu semprotkan ke tanaman.

4.         MOL  Urine

Bahan :

 -          10 liter urine sapi /kelinci

-           1 kg gula merah

 Cara Membuat :

Iris halus gula merah lalu masukkan  ke dalam urine. Aduk hingga merata lalu biarkan terfermentasi selama 14-21 hari.

Fungsi :

Memacu pertumbuhan tanaman.

Cara Penggunaan :

Saring dan larutkan 4 liter MOL urine dalam 17 liter air bersih. Aduk rata dan semprotkan pada tanaman.

5.         MOL Sayur

Bahan :

1.         10 kg limbah sayuran hijauan (sawi, bayam, kol, brokoli, kangkung, caisim dll)

2.         Garam 5 % dari berat bahan

3.         Air cucian beras 10 liter

4.         Gula merah/ gula jawa 2 % dari cairan yang peroleh setelah 3 minggu

Cara membuat :

Bahan sayuran dipotong kecil-kecil / tipis-tipis lalu dimasukkan ke ember/ drum, setiap ketebalan 5 cm ditaburi garam secukupnya. Tambahkan air cucian beras hingga 10 liter. Tutup drum/ ember dengan plastik lalu ikat dengan rafia atau karet. Tuangkan air diatas plastik tersebut agar wadah bisa tertutup rapat. Setelah 3-4 minggu ember/ drum dibuka, dan cairan yang diperoleh diambil (biasanya berwarna kuning kecoklatan atau sesuai bahan sayurnya). Tambahkan gula jawa/ gula merah sebanyak 2 % dari cairan tersebut. Kalau cairannya 20 liter berarti butuh 4 ons gula.

Fungsi :

Dekomposer, pembentukan malai padi

Cara Penggunaan :

Saring dan larutkan 4 liter MOL urine dalam 17 liter air bersih. Aduk rata dan semprotkan pada tanaman.

6. Mol Limbah Buah-buahan

Bahan :

-           10 Kg  limbah buah-buahan

-           1 Kg gula merah

-           10 liter air kelapa

 Cara Membuat :

Buah-buahan dihaluskan dan masukkan drum plastik. Campurkan 10 liter air kelapa. Tambahkan gula merah yang telah dicairkan. Tutup rapat drum plastik. Masukkan slang plastik, sambungkan ke dalam botol yang telah berisi air.

Fungsi :

Dekomposer, penghambat pertumbuhan vegetatif, pemicu pertumbuhan generatif.

Cara Penggunaan :

-           Pengomposan 1:5 tambah 1 ons gula merah

-         Penyemprotan tanaman : 400 cc mol : 14 liter air pada akhir pertumbuhan vegetatif, pada tanaman padi umur 55-60 hst

Demikian pembahasan tentang MOL. Semoga bisa menambah wawasan untuk memanfaatkan apa yang ada di sekitar demi memperbaiki kondisi lahan pertanian dan mendukung pertumbuhan tanaman.

Oleh               : Zuni Fitriyantini, S.TP.

Sumber          :

Redaksi Trubus. 2012. Mikroba, Juru Masak Tanaman Dongkrak Hasil Panen 3 Kali Lipat. Trubus : Jakarta.

Suwarso, D dan G. Nuryatno. 2013. Teknologi Pembuatan MOL dan Probiotik. Disampaikan pada Diklat Pengembangan Pupuk Organik Bagi Penyuluh Pertanian. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah.