Senin, 23 November 2020

BIOPORI, SI KECIL MULTI FUNGSI

 

Air merupakan sumber kehidupan. Filosofi tersebut sampai sekarang tak lekang oleh waktu. Keberadaan air tidak hanya diperlukan oleh manusia saja, makhluk hidup lain seperti tanaman dan binatang juga sangat membutuhkannya. Peran penting keberadaan air dalam dunia pertanian sudah tidak diragukan lagi. Bahkan metode budidaya tercanggih abad ini dalam budidaya tanaman tetap memerlukan air meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit.

Kerusakan lingkungan yang mengakibatkan perubahan iklim sangat mempengaruhi ketersediaan air di masyarakat. Musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan dan musim hujan dengan banjir dimana – mana sudah menjadi hal yang biasa. Berkurangnya resapan air tanah dengan pembangunan terus menerus juga mengganggu cadangan air tanah di bumi ini.

Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah pembuatan lubang resapan biopori di lingkungan rumah dan pinngiran jalan tempat air hujan melintas . Akan tetapi belum banyak yang mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu diperlukan pembahasan biopori yang memiliki multi fungsi agar air hujan yang turun ke bumi tidak langsung menguap ataupun mengalir ke laut saja.

Biopori berasal dari dua kata, bio yang berarti hidup dan pori yang berarti lubang. Jadi biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas makhluk hidup di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainya.

Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Bila lubang-lubang seperti ini dapat dibuat dengan jumlah banyak, maka kemampuan dari sebidang tanah untuk meresapkan air akan diharapkan semakin meningkat.

Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah. Atau dengan perkataan lain akan dapat mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi. 

Secara alami kondisi seperti itu dapat dijumpai pada lantai hutan dimana serasah atau bahan organik terumpuk di bagian permukaan tanah. Bahan organik ini selanjutnya menjadi bahan pakan (sumber energi) bagi berbagai fauna tanah untuk melakukan aktifitasnya termasuk membentuk biopori. Pada ekosistem lantai hutan yang baik, sebagian besar air hujan yang jatuh dipermukaannya akan diresapkan kedalam tanah. 

Ekosistem demikian dapat ditiru di lokasi lain dengan membuat lubang vertikal kedalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik, seperti sampah-sampah organik rumah tangga, potongan rumput atau vegetasi lainnya, dan sejenisnya. Bahan organik ini kelak akan dijadikan sumber energi bagi organisme di dalam tanah sehinga aktifitas mereka akan meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas mereka maka akan semakin banyak biopori yang terbentuk. 

Kesinergisan antara lubang vertikal yang dibuat dengan biopori yang terbentuk akan memungkinkan lubang-lubang ini dimanfaatlkan sebagai lubang peresapan air artifisial yang relatif murah dan ramah lingkungan. Lubang resapan ini selanjutnya di beri julukan LUBANG RESAPAN BIOPORI atau disingkat sebagai LRB.

Keunggulan dan manfaat lubang resapan biopori

Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara :

1.     Meningkatkan Daya Resapan Air 

Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm2 atau hampir 1/3 m2.

2.     Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos

Lubang resapan biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik kedalamnya yang akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos. Dengan melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman.

3.     Memanfaatkan Fauna Tanah dan atau Akar Tanaman

Aktivitas fauna dan akar tanaman akan menciptakan rongga atau liang di dalam tanah yang akan dijadikan "saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga atau liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan global dan memelihara kehidupan dalam tanah.

4.     Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air.

Genangan air yang dapat mengundang penyakit seperti demam berdarah dan malaria dapat diminimalisir dengan adanya lubang resapan biopori. Air yang biasanya menggenang akan terserap ke dalam tanah sehingga lingkungan lebih sehat.

 Cara Membuat Lubang Resapan Biopori

1.    Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm. Kedalaman kurang lebih     100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50 - 100 cm.

2.    Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 - 3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.

3.    Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput.

4.    Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.

5.    Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan. 

Jaga lubang resapan selalu penuh teriisi sampah organik. Jika sampah organik belum/tidak cukup maka disumbatkan dibagian mulutnya. Dengan cara seperti ini maka lubang tidak akan berpotensi terisi oleh material lain seperti tanah atau pasir. Selain itu, jika ada jenis sampah yang berpotensi bau dapat diredam dengan sampah kering yang menyumbat mulut lubang resapan biopori.

Lokasi Pembuatan Lubang Resapan Biopori

1. Dihalaman rumah, perkantoran, lapangan parkir

2.Di parit / selokan yang berfungsi hanya untuk aliran pembuangan air hujan saja

3. Dilahan kebun dan areal terbuka lainnya

 

Oleh               : Zuni Fitriyantini, S.TP.

Sumber          :

http://asalasah.blogspot.com/