Mentimun
(Cucumis sativus L) adalah jenis
sayuran dari family cucurbitaceae atau
labu-labuan yang sudah populer di seluruh dunia. Di Indonesia, tanaman mentimun
ditanam di dataran rendah. Pengembangan budidaya mentimun menjadi urutan ke empat
setelah cabai, kacang panjang dan bawang merah dari jenis sayuran komersial yang
di hasilkan di Indonesia.
Mentimun
merupakan salah satu produk hortikultura yang mempunyai prospek pasar yang menjanjikan
karena memiliki banyak manfaat. Kebutuhan buah mentimun cenderung terus
meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, peningkatan taraf hidup, tingkat
pendidikan, dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai gizi.
Tanaman
mentimun termasuk salah satu jenis tanaman yang mudah dibudidayakan. Namun
demikian bukan berarti mentimun dapat dibudidayakan dengan asal-asalan. Produksi
mentimun di Indonesia saat ini masih sangat rendah karena mentimun hanya
ditanam sebagai tanaman selingan. Masih sedikit petani yang mau menanam
mentimun dalam jumlah luas. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan
bahwa produktivitas mentimun di Indonesia yang terus menurun dari tahun ke
tahun. Hal ini kemungkinan disebabkan masih kurang intensif dan efisiennya
budidaya mentimun yang dilakukan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal
diperlukan penerapan teknik budidaya yang tepat dan benar.
Salah satu teknik budidaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan hasil adalah dengan melakukan pemangkasan. Pemangkasan
terbukti mampu meningkatkan produktifitas secara signifikan. Ada beberapa macam
pemangkasan pada mentimun, yaitu :
1. Pemangkasan Tunas Pertama Hingga Tunas
Kelima
Tunas
yang muncul pada daun pertama sampai tunas kelima dipangkas seluruhnya. Pemangkasan
sebaiknya dilakukan segera setelah munculnya tunas atau maksimal setelah tunas
tumbuh sepanjang 10-15 cm. Tunas dipotong pada pangkal ketiak daun. Jika
pemangkasan terlambat dilakukan, hal ini dapat mengganggu pertumbuhan batang
secara keseluruhan.
2. Pemangkasan Tunas Keenam Hingga Tunas
Kesepuluh
Pada tunas keenam hingga tunas kesepuluh, pemangkasan tidak dilakukan secara keseluruhan. Pemangkasan dilakukan dengan menyisakan 3 helai daun dan 1 buah. Jika ada lebih dari satu bakal buah pada ketiga daun tersebut, maka buah yang lain harus dibuang dan sisakan hanya satu buah saja. Lakukan seleksi terlebih dahulu, buah yang disisakan adalah buah yang paling bagus.
3. Pemangkasan pucuk
pemangkasan
pucuk, terutama pucuk utama dapat menurunkan persaingan fotosintesis antar daun
dan buah serta mengurangi serangan penyakit. Pemangkasan pada fase vegetatif
menyebabkan pertumbuhan vegetatif akan berkurang, sehingga akan merangsang
pertumbuhan generatif karena pemangkasan akan mengurangi produksi auksin.
Selain itu cahaya matahari yang masuk ke tanaman lebih banyak, sehingga akan
merangsang pembentukan bunga.
Pemangkasan pucuk akan mempengaruhi produksi dan aliran auksin ke tunas - tunas lateral. Jumlah auksin pada tanaman yang berlebihan akan mengakibatkan dormansi pucuk yang menghambat pertumbuhan tunas di bawahnya. Hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan tunas lateral, sehingga percabangan akan semakin banyak yang memungkinkan akan terjadi saling menaungi antara daun tanaman.
4. Pemangkasan dilakukan pada daun-daun
tua yang terserang penyakit
Daun-daun
tua yang terserang penyakit harus segera dibuang dan dimusnahkan. Hal ini
dilakukan untuk menghindari menularnya penyakit ke daun yang lainnya. Daun yang
terserang penyakit dapat ditandai jika terlihat adanya bercak-bercak coklat
pada daun serta warna daun yang menguning.
Tujuan dari pemangkasan pada tanaman mentimun antara lain
:
1) Mengontrol pertumbuhan dan ukuran pohon sehingga
pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pengendalian pembungaan dan
pemanenan dapat dilakukan dengan mudah.
2) Mendorong
pertumbuhan cabang yang kuat dan sehat, sehingga buah dapat lebih banyak.
3) Meningkatkan masuknya cahaya matahari pada tajuk,
akibatnya fotosintesa dapat berlangsung optimum.
4) Mendorong
distribusi buah seimbang pada tanaman, sehingga buah yang diproduksi seragam
kualitas dan ukurannya.
5) Mendorong tanaman berbunga dan berbuah teratur,
mengurangi terjadinya alternate bearing
(suatu keadaan dimana tanaman berbuah banyak pada suatu tahun kemudian pada
tahun berikutnya tidak berbuah atau berbuah sedikit).
6) Mengurangi
transpirasi, sehingga air irigasi dapat dikurangi.
7) Memaksimumkan
persentase cabang berbunga.
8) Memperbaiki
pewarnaan buah.
9) Merangsang
pertumbuhan trubus baru .
10) Mengurangi peluang serangan hama dan penyakit dan
11) Mengurangi kerusakan tanaman oleh angin.
Tanaman
mentimun yang diperlakukan dengan pemangkasan akan lebih produktif jika
dibandingkan dengan tanaman yang tidak dipangkas. Cabang-cabang yang tumbuh
pada daun pertama sampai daun ke 10 adalah cabang yang tidak produktif. Jika
dibiarkan, cabang tersebut akan banyak menyerap nutrisi dan menyebabkan cabang
produktif tidak mendapatkan nutrisi dengan sempurna. Sedangkan pemangkasan
daun-daun yang terinfeksi penyakit, secara nyata dapat menghindari penyebaran
penyakit ke daun-daun yang lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan pucuk pada tanaman mentimun berumur 20 hari sangat efektif untuk merangsang fase vagetatif dan generatif yang menyebabkan tinggi tanaman, jumlah daun, kecepatan berbunga, panjang buah, lingkar buah,bobot buah rata-rata lebih tinggi dari perlakuan tanpa pemangkasan.
Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
REFERENSI
:
1. Gustia, H., 2016. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Mentimun terhadap Pemangkasan Pucuk. Proceedings
The 2nd International Multidisciplinary Conference 2016 November 15th, 2016,
Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia.
2 http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/91294/Pemangkasan-Tunas-Mentimun/.
3. Hudah, M. Dkk., 2019.
Pengaruh Pemangkasan Pucuk dan Pupuk
Kalium terhadap Produksi dan Kualitas Benih Mentimun (Cucumis Sativus L.). Jurnal
Bioindustri Vol. 01. No. 02, Bulan Mei 2019.
Wijaya,M.K. dkk., 2015. Kajian Pemangkasan Pucuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Baby Mentimun (Cucumis Sativus L). Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 4, Juni 2015, hlm. 345 ± 352.