Bagi negara agraris
seperti Indonesia, irigasi adalah prasarana yang cukup menentukan dalam
pembangunan pertanian. Irigasi didefinisikan sebagai usaha penambahan air pada
tanah dengan tujuan memelihara dan menambah kelembaban tanah sesuai dengan
kebutuhan tanaman untuk pertumbuhannya. Jumlah air yang diberikan tergantung
kepada kebutuhan tanaman dan curah hujan di daerah tersebut. Pada prakteknya
penambahan air hanya dilakukan bilamana penambahan air secara alami tidak
mencukupi kebutuhan tanaman.
Air itu sendiri di dalam
tanaman berada dalam keadaan aliran yang kontinyu. Selama pertumbuhannya
tanaman terus-menerus mengabsorpsi air dari tanah dan mengeluarkan pada saat
transpirasi. Ketersediaan air secara langsung mempengaruhi proses fisiologi
yang terjadi di dalam sel-sel tanaman. Adanya defisit air walaupun ringan dapat
menghambat proses fisiologi tersebut, sehingga laju pertumbuhan di bawah
normal. Defisit air yang terus menerus dapat menyebabkan kelayuan pada tanaman
yang tidak dapat balik (irreversible) dan mengakibatkan kematian.
Suatu kenyataan di
Indonesia menunjukkan, bahwa dengan perkembangan teknologi pertanian yang
sangat pesat menyebabkan kebutuhan air irigasi menjadi besar, keadaan dimana
air sangat berharga menyebabkan sistem irigasi yang efisien sangat dibutuhkan.
Salah satu cara irigasi yang memungkinkan dapat mengatur jumlah air sesuai
dengan kebutuhan tanaman adalah irigasi tetes (“drip irrigation”). Irigasi
tetes merupakan metoda pemberian air yang digambarkan sebagai suatu
kesinambungan pemberian air dengan debit yang rendah. Secara mekanis air
didistribusikan melalui suatu jaringan pipa, yang selanjutnya diberikan ke
daerah perakaran dalam jumlah mendekati kebutuhan tanaman melalui penetes
(emitter), yaitu lubang-lubang kecil tertentu yang berjarak sama sepanjang pipa
saluran.
Sistem irigasi tetes
dapat menghemat pemakaian air, karena dapat meminimumkan kehilangan-kehilangan
air yang mungkin terjadi seperti perkolasi, evaporasi dan aliran permukaan, sehingga
memadai untuk diterapkan di daerah pertanian yang mempunyai sumber air yang
terbatas. Irigasi tetes pada umumnya digunakan untuk tanaman-tanaman bernilai
ekonomi tinggi, termasuk tanaman cabai. Hal ini sejalan dengan diperlukannya
biaya awal yang cukup tinggi, akan tetapi untuk biaya produksi selanjutnya akan
lebih kecil karena sistem irigasi tetes dapat menghemat biaya pengadaan
peralatan yang biasanya dapat digunakan untuk beberapa kali musim tanam serta
menghemat biaya tenaga kerja untuk penyiraman, pemupukan dan penyiangan.
Hasil percobaan Sumarna
dan Stallen (1991) menghasilkan kebutuhan air pengairan untuk pertanaman cabai
dalam satu musim tanam pada tanah Latosol di daerah Subang adalah sekitar
12,620 mm per hektar, bila dilakukan dengan sistem irigasi tetes, sedangkan
dengan cara petani setempat, yaitu menggunakan alat embrat (“water can”) dapat
mencapai 27,428 mm per hektar. Hal ini membuktikan, bahwa dengan sistem irigasi
tetes dapat menghemat pemakaian air.
1.2. Ruang Lingkup
Irigasi Tetes
Bidang tugas dari
irigasi meliputi empat pekerjaan pokok, adalah :
1. Pengembangan sumber
air serta penyediannya
2. Pengairan atau
penyaluran air dari sumber ke daerah pertanian
3. Pembagian dan
penjatahan air pada areal tanah-tanah pertanian
4. Penyaluran kelebihan
air irigasi secara teratur
Keempat tahap pekerjaan
tersebut merupakan suatu rangkaian yang kontinyu dan tidak terpisahkan dalam
arti, bahwa suatu jaringan atau sistem irigasi yang lengkap harus dilaksanakan
secara lengkap.
Manfaat dari tersedianya
air irigasi antara lain adalah untuk :
1) Membasahi tanah
dengan maksud air dapat diabsorpsi oleh susunan akar tanaman, sehingga
kebutuhan tanaman akan air untuk keperluan pertumbuhannya terpenuhi
2) Memelihara kelembaban
tanah dan udara, yaitu menciptakan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan
tanaman
3) Mempermudah pekerjaan
pengolahan tanah
4) Membantu usaha
pencucian zat-zat di dalam tanah yang tidak dikehendaki
5) Membantu proses
pemupukan
6) Mencegah pertumbuhan
gulma
Stern (1979) membedakan
irigasi berdasarkan tenaga atau gaya yang digunakan untuk mengalirkan air
irigasi, yaitu :
1) Irigasi gravitasi,
air diberikan menurut beda ketinggian tempat, sehingga air akan mengalir karena
gaya gravitasi
2) Irigasi pompa, air
diberikan dengan menggunakan tenaga pompa
Irigasi dapat pula
dibedakan berdasarkan cara pemberiannya, yaitu :
1) Irigasi permukaan
(surface irrigation)
2) Irigasi bawah tanah
(sub-surface irrigation)
3) Irigasi curah
(overhead/sprinkler irrigation)
Khususnya untuk metode
irigasi permukaan dapat dibedakan berdasarkan pemberian dan pembagian air pada
petak-petak pertanaman, yaitu :
1) Irigasi secara
penggenangan
2) Irigasi diantara
petak atau bedengan
3) Irigasi diantara
jalur-jalur tanaman Irigasi tetes termasuk salah satu sistem irigasi permukaan
(surface irrigation) dengan cara pemberian air di antara jalur-jalur tanaman.
Air diberikan melalui jaringan-jaringan pipa di atas permukaan tanah yang dipasang
menurut jalur-jalur tanaman. Cara ini tidak memerlukan pembuatan parit-parit atau
selokan-selokan seperti pada sistem irigasi lainnya, tetapi diperlukan
peralatan khusus seperti pipa-pipa (utama, sub-utama dan lateral), alat
penetes, pompa air, saringan, katup-katup, pengontrol tekanan dan umumnya
dilengkapi dengan alat injektor pupuk.
Setiap tanaman secara
langsung akan menerima air irigasi melalui penetes yang dipasang pada pipa
lateral dan terletak di atas perakaran tanaman. Permukaan tanah akan menerima
air berupa tetesan-tetesan yang debitnya tergantung kepada tekanan yang diberikan.
Tekanan yang diberikan umumnya rendah (1 sampai 3 atmosfer), dengan mengatur
besarnya tekanan sistem irigasi ini mampu memberikan jumlah serta kecepatan
pemberian air yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Efisiensi pemakaian air
dengan sistem irigasi tetes pada pertanaman sayuran dapat mencapai antara
90-100 persen, bila dilaksanakan dengan cermat, terampil dan beraturan.
Pemberian air pada
tanaman disesuaikan dengan jenis dan umur tanaman, karena jenis dan umur
tanaman menentukan perkembangan akar yang selanjutnya menentukan volume daerah
perakaran. Pada irigasi tetes, hal ini sangat penting karena pemberian air
hanya mencakup daerah volume perakaran dengan kadar air optimum. Pemukaan tanah
tidak seluruhnya dapat dibasahi, akan tetapi hanya di sekeliling tanaman,
secara gravitasi dan kapiler air dari penetes bergerak menembus profil tanah
sehingga secara umum pertumbuhan akar tanaman cenderung terpusat di daerah
dimana kondisi untuk mengabsorpsi air lebih besar. Bila pemberian air kurang
dari volume daerah perakaran, akan menghambat perkembangan akar, Sebaliknya
bila melebihi volume daerah perakaran, akan mengurangi efisiensi pemberian air
atau terjadi pemborosan pemakaian air.
1.3. Keuntungan dan
Kerugian Irigasi Tetes
Beberapa keuntungan dari
irigasi tetes yang dikemukakan oleh Keller dan Karmeli (1975) serta Jensen
(1980) antara lain adalah :
1) Meningkatkan nilai guna air; secara umum air yang digunakan
pada irigasi tetes relatif sedikit, penghemat air ini dapat terjadi karena
pemberian air yang bersifat lokal dengan debit yang kecil, sehingga dapat
menekan evaporasi, aliran permukaan dan perlokasi
2) Meningkatkan keseragaman pertumbuhan dan hasil tanaman;
aerasi dan fluktuasi kadar air tanah relatif konstan karena pemberian air
dilakukan secara sedikit demi sedikit, hal ini sangat menunjang untuk
pertumbuhan dan produksi tanaman.
3) Dapat mencegah erosi dan memperbaiki drainase tanah;
penyimpanan air di dalam tanah sangat efektif karena pemberian air disesuaikan
dengan kedalaman yang dibutuhkan.
4) Dapat menekan pertumbuhan gulma; pada permukaan tanah yang
kering gulma tidak dapat tumbuh, sehingga dapat menekan kerja penyiangan.
5) Pemupukan dapat dilakukan melalui irigasi (fertigasi).
6) Dapat menghemat tenaga kerja.
Adapun kerugian-kerugian
yang mungkin terjadi pada sistem irigasi tetes ini antara lain adalah :
1) Pipa saluran musah tersumbat terutama pada penetes
2) Mengakibatkan pengumpulan garam-garam di permukaan tanah
3) Distribusi tanah dapat merupakan pembatas bagi perkembangan
akar
4) Jaringan pipa dapat dirusak oleh binatang
5) Tidak semua jenis tanaman yang diberi air dengan irigasi
tetes dapat menguntungkan secara ekonomis
Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Sumber :
Agus Sumarna. 1998. Irigasi
Tetes pada Budidaya Cabai. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.