Kamis, 10 September 2015

PEMANFAATAN PEKARANGAN



Dalam sejarah usaha pertanian, lahan pekarangan merupakan tempat kegiatan usaha tani yang mempunyai peranan besar terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Pekarangan pada dasarnya adalah sebidang tanah yang terletak disekitar rumah dan biasanya dikelilingi pagar atau pembatas.

Lahan pekarangan dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, misalnya sebagai warung hidup dan apotik hidup, menambah pendapatan keluarga, menyediakan bahan-bahan bangunan, dan memberikan keindahan dilingkungan tempat tinggal. Penataan bentuk dan pola pekarangan berbeda-beda, tergantung banyak faktor. Misalnya faktor luas tanah, ketinggian tempat dari permukaan laut (elevasi), keadaan iklim, jenis tanaman, dan jauh dekatnya dari kota.

Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) menjadikan pemanfaatan lahan pekarangan sebagai salah satu kegiatan utamanya. Oleh karena itu, pemaparan tentang pemanfaatan lahan pekarangan sangat diperlukan.

Secara garis besar, pemanfaatan lahan pekarangan menurut lokasinya dikelompokkan menjadi tiga kategori :
1 Didaerah pedalaman, pekarangan pada umumnya dimanfaatkan sebagai sumber pangan  dan gizi, obat-obatan, dan rempah-rempah, serta untuk pelestarian lingkungan.
2 Didaerah pedesaan yang dekat dengan pusat konsumsi, pekarangan dimanfaatkan sebagai penghasil buah-buahan, sumber penghasilan, dan pelestaran lingkungan.
3 Didaerah perkotaan, pekarangan dimanfaatkan sebagai sumber pangan untuk perbaikan gizi, memberikan kenyamanan dan keindahan, serta melestarikan lingkungan.

Lahan pekarangan dapat dijadikan aset berharga bagi pengembangan usaha tani skala rumah tangga. Oleh karena itu pemanfaatan lahan pekarangan dapat dijadikan basis usaha pertanian tanaman sayuran dalam rangka memberdayakan sumberdaya keluarga serta meningkatkan ketahanan pangan dan kecukupan gizi.

Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam pengembagan tanaman sayuran dilahan pekarangan adalah pemilihan varietas tanaman sayuran yang sesuai dengan kondisi agroekologi yang dimiliki. Selain faktor iklim, keadaan tanah juga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman sayuran. Tanah yang ideal adalah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organic, memiliki aerasi dan drainase yang baik, bukan merupakan habitat hama dan penyakit, serta memiliki kisaran pH antara 5,0 – 6,5.

Pekarangan sangat potensial untuk dijadikan lahan usaha tani sayuran sebagai “warung hidup”. Disebut warung hidup karena hasil sayuran dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sayuran sehari-hari tanpa harus membeli dipasar. Warung hidup dipekarangan memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai berikut :

a. Sumber vitamin
Vitamin adalah zat makanan yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Walaupun tidak terlau besar, kebutuhan vitamin sangat penting artinya bagi tubuh manusia. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Sayur dan buah merupakan salah satu sumber utama dari vitamin tersebut.

 b. Sumber Mineral
Mineral menempati sekitar 4 % dari total berat tubuh manusia. Berdasarkan macamnya, unsur mineral yang dibutuhkan oleh manusia adalah unsur K, Na, Ca, Mg, P, S dan Cl sbagai mineral makro, serta unsure Fe, Cu, Co, Se, Zn, Cr dan Mo sebagai mineral mikro. Mineral berkaitan erat dengan sayuran.

c. Sumber Penganekaragaman (Diversivikasi) Makanan
Penganekaragaman (diversifikasi) makanan pada dasarnya menekankan pada konsumsi makanan yang bervariasi. Dengan menanam beraneka macam sayur di pekarangan akan mendorong ibu untuk melakukan penganekaragaman pangan keluarga.

d. Sarana Kesehatan
Produk sayuran kaya akan zat gizi yang dibutuhkan untuk perbaikan gizi keluarga dan sarana kesehatan masyarakat. Kampanye dengan moto “kembali ke alam” mengisyaratkan pentingnya menggunakan makanan alami, termasuk sayuran.

Usaha intensifikasi pekarangan secara kontinu dengan budidaya sayuran merupakan penunjang utama tingkat konsumsi sayuran, perbaikan kualtas hidup, dan peningkatan pendapatan.

Pemanfaatan pekarangan selain memperhatikan nilai guna lahan juga perlu memperhatikan segi estetika. Oleh karena itu diperlukan pengaturan pemanfaatan lahan pekarangan dengan baik agar selain menghasilkan tambahan gizi keluarga, kegiatan optimalisasi pekarangan juga mampu mempercantik rumah terutama dari segi estetika.

Pemilihan tempat penanaman sayur dan buah berkaitan terutama dengan tinggi rendahnya intensitas cahaya matahari dan dengan bayangan yang diterima tanaman nantinya. Tanaman sayur daun seperti bayam, caisim, kangkung, dan seledri memerlukan cahaya matahari dengan intensitas sedang. Sedangkan tanaman sayur buah seperti tomat, terong, dan cabe memerlukan cahaya matahari dengan intensitas tinggi.

 Faktor lain adalah curah hujan, kontur tanah, dan sifat tanah apakah termasuk tanah liat, gembur atau berpasir. Tanah dikatakan subur bila memiliki kandungan humus yang tinggi, misalnya dengan menvampurkan tanah dengan campuran kompos. Tanah yang cocok untuk berkebun adalah yang berstruktur remah, yakni yang gumpalan kecil dan memiliki por-pori hingga mampu membentuk sirkulasi udara dan resapan air dengan baik.

Dalam tata ruang dikenal adanya faktor-faktor keseimbangan (balance), keselarasan (harmoni), kesinambungan (continuitas) dan Kesatuan (unity). Mendesain pekarangan untuk menanam sayuran perlu memperhatikan kaidah-kaidah pertamanan. Misalnya pembuatan bedengan-bedengan yang biasanya berbentuk lurus dan memberi kesan kaku, diubah menjadi berbelok-belok sehingga memberi kesan luwes. Selain itu jenis tanaman sayuran yang berbeda-beda ditata dengan memperhatikan tinggi rendahnya tanaman, kasar dan halusnya tekstur daun, serta komposisi warna daun, buah, maupun bunganya.

Penataan tanaman dipekarangan dapat pula berupa tanaman sayuran dalam pot atau wadah lain yang mudah dipindah-pindahkan, sesuai dengan keinginan dan keserasian lingkungan serta kondisi pekarangan yang ada. Diperkotaan dapat diterapkan teknik budidaya tanaman sayuran secara verikultur, baik pot sayuran yang ditata diatas rak-rak maupun digantung pada bangunan.
Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
           Dari berbagai sumber