Jumat, 28 April 2017

PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BATANG PADI



Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Hama ini dapat menyerang semua stadium pertumbuhan tanaman padi. Serangan pada stadium vegetatif menyebabkan kematian anakan (tiller) muda yang disebut sundep (dead hearts). Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif dapat dikompensasi dengan pembentukan anakan baru. Berdasarkan simulasi pada stadium vegetatif, tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat kerusakan oleh penggerek batang padi sampai 30%. Serangan pada stadium generatif menyebabkan malai tampak putih dan hampa yang disebut beluk (whiteheads). Kerugian hasil yang disebabkan setiap persen gejala beluk berkisar 1-3% atau rata-rata 1.2%.

 
Di Indonesia telah di temukan  enam jenis penggerek batang padi yang terdiri dari penggerek batang padi kuning Scirpophaga incertulas (Walker), penggerek batang padi putih Scirpophaga innotata (Walker), penggerek batang padi bergaris Chilo suppressalis (Walker), penggerek batang padi kepala hitam Chilo polychrysus Meyrick, penggerek batang padi berkilat Chilo auricilius Dudgeon (kelima spesies tersebut termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae), dan penggerek batang padi merah jambu Sesamia inferens (Walker) (spesies ini termasuk ordo Lepidoptera dan famili Noctuidae). Berikut penjelasan dari masing – masing penggerek batang yang sering dijupai di lapangan.

1. Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpophaga incertulas (Walker))

A.        Telur
Telur berkumpul secara berkelompok dan diletakkan pada daun bagian ujung. Jumlah telur 50-150 butir/kelompok. Kelompok telur ditutupi rambut halus berwarna coklat kekuningan yang diletakkan antara pukul 19.00-22.00 selama 3-5 malam sejak malam pertama. Keperidian 100-600 butir tiap betina.  Stadium telur 6-7 hari.

B.        Larva/Ulat
Larva berwarna putih kekuningan sampai kehijauan, dengan panjang maksimum 25 mm.  Larva terdiri dari 5-7 instar, lama stadium larva 28-35 hari.  Karena larva bersifat kanibal sehingga hanya  ada seekor larva yang hidup dalam satu tunas. Larva yang menetas keluar melalui 2-3 lubang yang dibuat pada bagian bawah telur menembus permukaan daun.  Larva yang baru muncul (instar 1) biasanya menuju bagian ujung daun dan menggantung dengan benang halus atau membuat tabung kecil, terayun oleh angin dan jatuh kebagian tanaman lain atau permukaan air.  Larva kemudian bergerak ke tanaman melalui celah antara pelepah dan batang. 

Selama hidupnya larva dapat berpindah dari satu tunas ke tunas lainnya. Larva instar akhir menuju pangkal batang untuk berubah menjadi pupa. Sebelum menjadi pupa, larva membuat lubang keluar pada pangkal batang dekat permukaan air atau tanah, yang ditutupi membran tipis untuk jalan keluar setelah menjadi imago.

C.        Pupa/Kepompong
Pupa berwarna kekuning-kuningan atau agak putih, dengan kokon berupa selaput benang berwarna putih.  Panjang 12-15 mm dan stadium pupa 6-23 hari.  Pupa berada di dalam pangkal batang. - Warna kekuning-kuningan atau agak putih.

D.        Ngengat/Imago
Spesies ini ditandakan dengan sayap ngengat yang berwarna kuning dengan titik hitam pada sayap depan. Panjang ngengat jantan 14 mm dan betina 17 mm, dapat hidup antara 5-10 hari. Siklus hidup 39-58 hari, tergantung pada lingkungan dan makanan. Jangkauan terbang dapat mencapai 6-10 km.

Karaktristik PBP Kuning :
Tanaman inang utama adalah padi dan tanaman padi liar. Penyebarannya luas dari daerah tropis sampai subtropis. Perubahan kepadatan populasi penggerek batang padi kuning di lapangan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim (curah hujan, suhu, kelembaban), varietas padi yang ditanam, dan musuh alami yaitu parasitoid, predator, dan patogen.

2.         Penggerek Batang Padi Putih ( Tryporyza innotata Walker ) Famili Pyralidae



 A.        Telur
Telur diletakkan berkelompok pada permukaan atas daun atau pelepah. Bentuk kelompok telur sama dengan kelompok telur penggerek batang padi kuning. Kelompok telur di tutupi rambut halus berwarna coklat kekuning-kuningan. Satu kelompok telur terdiri dari 170-260 butir dan lama stadium telur 4-9 hari.

B.        Larva/Ulat
Bentuk larva mirip larva penggerek batang padi kuning dengan panjang maksimal 21 mm dan berwarna putih kekuningan. Stadium larva 19-31 hari kecuali untuk larva yang berdiapause. Pada akhir musim kemarau, larva instar akhir tidak langsung menjadi pupa, tetapi
mengalami diapause dalam pangkal batang atau tunggul. Hal ini biasanya terjadi di daerah tropis yang memiliki perbedaan musim hujan dan kemarau yang jelas. Lamanya diapause tergantung pada lamanya musim kemarau. Setelah turun hujan dan tanah lembab, larva yang berdiapause akan menjadi pupa.

C.        Pupa/Kepompong
Lama stadium pupa 6-12 hari. Pupa yang berasal dari larva yang berdiapause akan menjadi ngengat secara bersamaan atau serentak. Dengan demikian generasi penggerek batang padi putih pada awal musim hujan seragam
.

D.        Ngengat/Imago
Sayap ngengat berwarna putih dengan ukuran betina 13 mm dan jantan 11 mm.

Karaktristik PBP Putih :
Tanaman inang adalah padi dan padi liar. Dinamika populasi penggerek batang padi putih sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan terutama curah hujan atau ketersediaan air (irigasi) dan musuh alami.

3.         Penggerek Batang Padi Bergaris Chilo suppressalis (Walker)


  A.        Telur
Seekor betina bisa bertelur 100-550 butir dalam kelompok, yang terdiri dari 60-70 telur/kelompok selama 3-5 malam. Telur diletakkan pada pangkal daun atau kadang-kadang pada pelepah. Telur berwarna putih dan tidak dtutupi rambut dengan lama stadium telur 4-7 hari.

B.        Larva/Ulat
Setelah menetas larva masuk kedalam pelepah daun dan kemudian masuk kedalam batang. Larva berwarna abu-abu, kepala berwarna coklat dengan garis coklat sejajar tubuhnya. Panjang maksimal 26 mm. Stadium larva 33 hari. Beberapa ekor larva bisa hidup pada satu buku dari satu tunas. Perubahan kepadatan populasi penggerek batang padi bergaris tergantung pada temperatur dan ketersediaan makanan. Satu siklus hidup bisa mencapai enam gererasi/tahun.

C.        Pupa/Kepompong
Larva instar akhir berpupa di dalam batang. Warna pupa coklat tua (Gambar 5D) dengan stadium pupa 6 hari.

D.        Ngengat/Imago
Ngengat bisa hidup sampai satu minggu dan aktif mulai senja. Kepala ngengat berwarna coklat muda dan warna sayap depan coklat tua dengan venasi sayap yang jelas. Panjang ngengat 13 mm.

Karaktristik PBP Bergaris :
Tanaman inang penggerek batang padi bergaris terutama adalah padi, padi liar, jagung, dan beberapa jenis rumput. Penyebaran lebih luas bisa mencapai 40o lintang utara.

4.         Penggerek Batang Padi Merah Jambu Sesamia inferens (Walker)


  A.        Telur
Telur diletakkan diantara pelepah daun batang padi mirip manik-manik dalam 2 –3 baris per kelompok. Kelompok telur tidak tertutup sisik. Satu kelompok bisa terdiri dari 30-100 butir dengan masa stadium telur 6 hari.

B.        Larva/Ulat
Larva berwarna merah jambu dengan panjang maksimal 35 mm. Stadium larva 28-56 hari. Beberapa ekor larva bisa hidup pada satu buku dari satu tunas.

C.        Pupa/Kepompong
Pupa berwarna coklat tua dengan panjang 18 mm. Pupa terdapat dalam pelepah atau dalam batang dan stadium pupa 8-11 hari. Total siklus hidup 46-83 hari.

D.        Ngengat/Imago
Ngengat berwarna coklat, sayap depan bergaris coklat tua memanjang dan sayap belakang putih. Panjang ngengat 4-17 mm. Kurang tertarik cahaya.

Karaktristik PBP Merah Jambu :
Penyebarannya luas dan bersifat polifag. Dapat hidup dari tumbuhan famili Graminae dan Cyperaceae. Penggerek batang padi merah jambu lebih beradaptasi pada lingkungan darat karena tanaman inang yang beragam, namun terdapat juga di lingkungan sawah dan air dalam.

CARA PENGENDALIAN 

A. Pada Daerah Serangan Endemik
1. Pengaturan Pola Tanam
-     Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan bagi penggerek batang padi.
-     Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama.
-     Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi. Tanam jangan bertepatan dengan puncak penerbangan ngengat. Tanam bisa dilakukan pada 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya apabila generasi penggerek batang padi di lapangan overlap

2. Pengendalian Secara Mekanik dan Fisik
-     Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek batang padi di persemaian dan di pertanaman.
-     Menangkap ngengat dengan light trap (untuk luas 50 ha cukup 1 light trap).
-     Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat panen (disingkal). Usaha itu dapat pula diikuti penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati. 

3. Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami parasitoid dengan melepas parasitoid telur seperti Trichogramma japonicum dengan dosis 20 pias/ha (1 pias = 2000-2500 telur terparasit) sejak awal pertanaman. 

4. Pengendalian Secara Kimiawi
-     Penggunaan insektisida dapat dilakukan bila sudah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau pertanaman, dan aplikasi insektisida sebaiknya dilakukan pada saat 4 hari setelah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau pertanaman tersebut.
-     Penggunaan insektisida butiran di persemaian dilakukan jika disekitar pertanaman ada lahan yang sedang atau menjelang panen pada satu hari sebelum tanam.
-     Pada pertanaman, insektisida butiran diberikan terutama pada stadium vegetatif dengan dosis 20 kg insektisida granule/ha. Pada stadium generatif aplikasi dengan insektisida yang disemprotkan (cair).
-     Insektisida butiran yang direkomendasikan adalah insektisida yang mengandung bahan aktif karbofuran.
-     Insektisida semprot (cair) yang direkomendasikan adalah insektisida yang mengandung bahan aktif spinetoram, klorantraniliprol, dan dimehipo.
-     Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aplikasi insektisida adalah: keringkan pertanaman sebelum aplikasi, aplikasi saat air embun tidak ada yaitu sekitar jam 8 -11 atau dilanjutkan pada sore hari ketika angin sudah tidak kencang, tepat dosis, tepat jenis, dan tepat air pelarut (sekitar 350-500 liter air/ha). 

5. Pengendalian Preventif
Sebagai tindakan preventif dalam pengendalian penggerek batang padi, memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi perlu dilakukan secara rutin. Untuk memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi yang berasal dari migrasi dapat menggunakan light trap. 

B. Pada Daerah Serangan Sporadik
-     Cara pengendalian selain menggunakan insektisida yang dapat diterapkan sesuai dengan keadaan setempat.
-     Penyemprotan dengan insektisida
-     Apabila sudah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau pertanaman, dan aplikasi insektisida sebaiknya dilakukan pada saat 4 hari setelah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau pertanaman tersebut.

C.PENGENDALIAN MENGGUNAKAN INSEKTISIDA ALAMI
Bahan:
1. 20 liter air
2. brotawali 2 kg (boleh daun atau batangnya),
3. lengkuas/laos 2 kg,
4. kluwak muda 15 biji dan
5. 5 daun lidah buaya untuk perekat.
Cara Pembuatan :
1.  Semua bahan ditumbuk dan disimpan (difermentasi) pada wadah tertutup selama  3 hari, Kemudian disaring.
2.  Aplikasi/penggunaan pada saat penyemprotan yaitu 2 gelas aqua (250 ml) untuk satu tangki (10 liter).

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Sumber : BBP Padi
                BBPP Ketindan