Kamis, 24 Mei 2018

CARA MERAWAT ALAT PENYEMPROT PESTISIDA




Pestisida merupakan salah satu sarana produksi yang sangat dibutuhkan pada kegiatan budidaya tanaman pertanian. Keberadaannya sangat diandalkan petani untuk menjaga produksi tanaman dari serangan hama penyakit.

Pestisida yang dipakai dalam budidaya tanaman umumnya berbentuk cairan dan ada pula yang berbentuk tepung, digunakan untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman. Untuk mengaplikasikannya pestisida cair digunakan alat penyemprot yang disebut sprayer, sedangkan untuk pestisida berbentuk tepung digunakan alat yang disebut duster. Kali ini akan dibahas tentang alat penyemprot atau sprayer.

Berdasarkan tenaga yang digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi: alat penyemprot dengan tenaga tangan, dan alat penyemprot dengan pompa tekanan tinggi. Yang paling banyak dimiliki oleh petani saat ini adalah alat penyemprot dengan tenaga tangan atau disebut hand sprayer. Salah satu jenis alat penyemprot yang ada adalah alat penyemprot dengan tekanan udara tinggi atau sering pula disebut penyemprot gendong, karena dalam pengoperasiannya alat ini digendong oleh operatornya.

Dalam penggunaannya sehari-hari petani sering menemukan masalah seperti teknik pemakaian, serta perbaikan dan pemeliharaannya. Hal seperti ini pada akhirnya akan menentukan tingkat efisisnsi dan efektivitas dalam penggunaannya. Umur guna alat pun sangat tergantung pada ketiga hal tersebut.

A. Prinsip Kerja Alat
Prinsip kerja alat penyemprot adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman.

Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.

Faktor-faktor yang menentukan kualitas partikel kabut, antara lain :
-               Tekanan udara di dalam tangki berkisar 10 – 15 kg/cm2
-               Tidak terjadi kebocoran pada setiap sambungan maupun tangkinya
-               Tipe dan bentuk lubang nosel sesuai dengan ketentuan teknis

B. Bagian-bagian dari Mesin Penyemprot dan Fungsinya
Berdasarkan prinsip kerjanya, maka alat penyemprot tipe gendong ini memiliki bagian utama yang terdiri :
1.     Tangki dari bahan plat tahan karat, untuk menampung cairan
2.     Unit pompa, yang terdiri dari silinder pompa, piston dari kulit
3.     Tangkai pompa, untuk memompa cairan
4.   Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian ujungnya dilengkapi nosel
5.     Manometer, untuk mengukur tekanan udara di dalam tangki
6.     Sabuk penggendong
7.     Selang karet
8.     Piston pompa
9.     Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki
10.  Katup pengendali aliran cairan bertekanan yang ke luar dari selang karet
11.  Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan dari selang menuju ke nosel
12.  Nosel, untuk memecah cairan menjadi pertikel halus

C. Persyaratan Alat
Persyaratan yang diperlukan dalam mengoperasikan alat penyemprot ini antara lain :

  1. Isi tangki dengan cairan pestisida dan sisakan kurang lebih 1/5 bagian ruangan tangki untuk udara.
  2. Setelah diisi cairan, tangki dipompa kurang lebih sebanyak 50 – 80 kali pemompaan.
  3. Untuk mengetahui intensitas tekanan udara di dalam tangki dapat diamati melalui manometer.
  4. Bahan konstruksi terbuat dari plat tahan karat, bagian konstruksi pompa mudah dilepas untuk dibersihkan, selang terbuat dari karet atau plastik, nosel dapat dilepas dan dapat diganti baiktipe maupunukuran lubangnya.
  5. Persyaratan lain yang berkaitan efektivitas aplikasi pestisida dalam pengoperasian alat penyemprot adalah kondisi kecepatan angin tidak melebihi 10 km/jam.

D. Perawatan Alat
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan agar kondisi sprayer tetap baik :
1.     Perhatikan dengan teliti bagian-bagian sprayer sebelum penggunaan. Jika mengetahui kerusakan pada satu bagian sprayer maka lebih baik diperbaiki secepatnya atau diganti dengan spare part baru supaya kerusakan tersebut tidak mengakibatkan kerusakan pada bagian lain. Jangan menunggu kerusakan kecil menjadi kerusakan besar.
2.    Gunakan sprayer sesuai dengan peruntukannya. Hindari pemakaian yang tidak perlu dengan sprayer, semisal mengaduk larutan campuran dengan stik sprayer, mencampur larutan di dalam tangki sprayer dengan cara menggoyang tangki sprayer.
3.   Nozzel pada bagian sprayer, lakukan pergantian secepatnya jika terjadi pelebaran lubang semprot dan ganti katup segera jika terjadi kerusakan.
4.      Saat menyemprot, gunakanlah air bersih sebagai pelarut.
5.  Gunakanlah saringan yang halus untuk pengisian tangki sprayer agar tidak terjadi tersendatnya nozzle pada sprayer.
6.     Setelah selesai digunakan, cucilah sprayer beberapa kali agar sisa pupuk dan pestisida kering tidak menjadi kerak.
7.   Setelah sprayer sudah kering, beri minyak kelapa sebagai pelumasnya. Bagian yang perlu dilumasi adalah bagian yang bergerak, misal piston.
8.   Sprayer siap disimpan. Penyimpanan sprayer sebaiknya dalam posisi miring atau terbalik, dengan tujuan mengeluarkan air yang tersisa setelah digunakan, hal ini untuk menghindari karat pada bagian pompa tangki sprayer.
9.    Selalu lakukan perawatan, karena tanpa perawatan sprayer akan mudah rusak.
  
Demikian pembahasan tentang  cara merawat alat penyemprot pestisida. Semoga bisa bermanfaat. 

Oleh : Zuni Fitriyanini, S.TP.

Sumber :
Nawawi, G. 2001. Pengenalan Alat Dan Mesin Pertanian. Modul Dasar Bidang Keahlian. Departemen Pendidikan Nasional.
http://8villages.com