Pestisida merupakan salah satu
sarana produksi yang sangat dibutuhkan pada kegiatan budidaya tanaman pertanian.
Keberadaannya sangat diandalkan petani untuk menjaga produksi tanaman dari
serangan hama penyakit.
Pestisida yang dipakai dalam
budidaya tanaman umumnya berbentuk cairan dan ada pula yang berbentuk tepung,
digunakan untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman. Untuk
mengaplikasikannya pestisida cair digunakan alat penyemprot yang disebut sprayer, sedangkan untuk pestisida
berbentuk tepung digunakan alat yang disebut duster. Kali ini akan dibahas tentang alat penyemprot atau sprayer.
Berdasarkan tenaga yang digunakannya
alat penyemprot dibedakan menjadi: alat penyemprot dengan tenaga tangan, dan
alat penyemprot dengan pompa tekanan tinggi. Yang paling banyak dimiliki oleh
petani saat ini adalah alat penyemprot dengan tenaga tangan atau disebut hand sprayer. Salah satu jenis alat
penyemprot yang ada adalah alat penyemprot dengan tekanan udara tinggi atau
sering pula disebut penyemprot gendong, karena dalam pengoperasiannya alat ini
digendong oleh operatornya.
Dalam penggunaannya sehari-hari petani
sering menemukan masalah seperti teknik pemakaian, serta perbaikan dan
pemeliharaannya. Hal seperti ini pada akhirnya akan menentukan tingkat
efisisnsi dan efektivitas dalam penggunaannya. Umur guna alat pun sangat
tergantung pada ketiga hal tersebut.
A. Prinsip Kerja
Alat
Prinsip kerja alat penyemprot adalah
memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan
bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan
merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman.
Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan
menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di
dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya
mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan
tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga
cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.
Faktor-faktor yang menentukan kualitas partikel kabut,
antara lain :
-
Tekanan udara di dalam tangki berkisar 10 – 15 kg/cm2
-
Tidak terjadi kebocoran pada setiap sambungan maupun tangkinya
-
Tipe dan bentuk lubang nosel sesuai dengan ketentuan teknis
B. Bagian-bagian
dari Mesin Penyemprot dan Fungsinya
Berdasarkan prinsip kerjanya, maka alat penyemprot tipe
gendong ini memiliki bagian utama yang terdiri :
1. Tangki dari bahan plat tahan karat,
untuk menampung cairan
2. Unit pompa, yang terdiri dari
silinder pompa, piston dari kulit
3. Tangkai pompa, untuk memompa cairan
4. Saluran penyemprot, terdiri dari
kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian ujungnya dilengkapi nosel
5. Manometer, untuk mengukur tekanan
udara di dalam tangki
6. Sabuk penggendong
7. Selang karet
8. Piston pompa
9. Katup pengatur aliran cairan keluar
dari tangki
10. Katup pengendali aliran cairan
bertekanan yang ke luar dari selang karet
11. Laras pipa penyalur aliran cairan
bertekanan dari selang menuju ke nosel
12. Nosel, untuk memecah cairan menjadi
pertikel halus
C. Persyaratan Alat
Persyaratan yang diperlukan dalam
mengoperasikan alat penyemprot ini antara lain :
- Isi tangki dengan cairan pestisida dan sisakan kurang lebih 1/5 bagian ruangan tangki untuk udara.
- Setelah diisi cairan, tangki dipompa kurang lebih sebanyak 50 – 80 kali pemompaan.
- Untuk mengetahui intensitas tekanan udara di dalam tangki dapat diamati melalui manometer.
- Bahan konstruksi terbuat dari plat tahan karat, bagian konstruksi pompa mudah dilepas untuk dibersihkan, selang terbuat dari karet atau plastik, nosel dapat dilepas dan dapat diganti baiktipe maupunukuran lubangnya.
- Persyaratan lain yang berkaitan efektivitas aplikasi pestisida dalam pengoperasian alat penyemprot adalah kondisi kecepatan angin tidak melebihi 10 km/jam.
D. Perawatan Alat
Berikut adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan agar kondisi sprayer tetap baik :
1.
Perhatikan dengan teliti bagian-bagian sprayer sebelum penggunaan. Jika
mengetahui kerusakan pada satu bagian sprayer maka lebih baik diperbaiki
secepatnya atau diganti dengan spare part baru supaya kerusakan tersebut tidak
mengakibatkan kerusakan pada bagian lain. Jangan menunggu kerusakan kecil
menjadi kerusakan besar.
2. Gunakan sprayer sesuai dengan peruntukannya. Hindari pemakaian yang tidak
perlu dengan sprayer, semisal mengaduk larutan campuran dengan stik sprayer,
mencampur larutan di dalam tangki sprayer dengan cara menggoyang tangki
sprayer.
3. Nozzel pada bagian sprayer, lakukan pergantian secepatnya jika terjadi
pelebaran lubang semprot dan ganti katup segera jika terjadi kerusakan.
4.
Saat menyemprot, gunakanlah air bersih sebagai pelarut.
5. Gunakanlah saringan yang halus untuk pengisian tangki sprayer agar tidak
terjadi tersendatnya nozzle pada sprayer.
6.
Setelah selesai digunakan, cucilah sprayer beberapa kali agar sisa pupuk
dan pestisida kering tidak menjadi kerak.
7. Setelah sprayer sudah kering, beri minyak kelapa sebagai pelumasnya. Bagian
yang perlu dilumasi adalah bagian yang bergerak, misal piston.
8. Sprayer siap disimpan. Penyimpanan
sprayer sebaiknya dalam posisi miring atau terbalik, dengan tujuan mengeluarkan
air yang tersisa setelah digunakan, hal ini untuk menghindari karat pada bagian
pompa tangki sprayer.
9. Selalu lakukan perawatan, karena
tanpa perawatan sprayer akan mudah rusak.
Oleh : Zuni Fitriyanini, S.TP.
Sumber :
Nawawi, G. 2001. Pengenalan Alat Dan Mesin Pertanian. Modul
Dasar Bidang Keahlian. Departemen Pendidikan Nasional.
http://8villages.com