Kamis, 02 Januari 2020

PESTISIDA NABATI PENANGKAL HAMA RAMAH LINGKUNGAN

 Kampanye pertanian organik telah bergema ke seluruh penjuru dunia. Gerakan tersebut membuka banyak mata tentang bahaya residu bahan kimia, terutama pestisida terhadap kesehatan. Semakin banyak konsumen cerdas dengan tingkat kesejahteraan tinggi berani membayar mahal untuk produk – produk organik yang bebas pestisida dan bahan kimia lainnya.

            Hal tersebut menciptakan peluang bisnis bagi petani yang mampu menangkap kesempatan tersebut. Dengan pengurangan penggunaan bahan kimia pada lahan pertanian, terutama pestisida, petani mampu menjual hasil panennya dengan harga yang lebih baik. Hal ini tentu dapat dijadikan jalan untuk meningkatkan taraf hidup petani dan keluarganya.

Namun hal itu bukanlah semudah membalikan telapak tangan. Apalagi dengan keberadaan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang daya serangnya lebih tinggi. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan penggunaan pestisida nabati.

Pestisida nabati merupakan salah satu solusi dalam pengendalian serangan hama yang ekonomis dan ramah lingkungan. Penggunaan pestisida nabati juga akan meningkatkan mutu hasil panen. Apalagi bila diimbangi dengan penggunaan pupuk organik.

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan (Botanical Pesticide). Pestisida nabati bersifat mudah terdegradasi di alam (Bio-degredable), sehingga residunya pada tanaman dan lingkungan tidak signifikan.

Bahan aktif pestisida nabati merupakan produk alam yang berasal dari tanaman yang mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung beribu-ribu senyawa bioaktif seperti alkaloid, terpenoid, fenolik, dan zat – zat kimia sekunder lainnya. Senyawa bioaktif tersebut apabila diaplikasikan ke tanaman yang terinfeksi OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), tidak berpengaruh terhadap fotosintesis pertumbuhan ataupun aspek fisiologis tanaman lainnya, namun berpengaruh terhadap sistem saraf otot, keseimbangan hormone, reproduksi, perilaku berupa penarik, anti makan dan sistem pernafasan OPT.

    Aplikasi pestisida nabati perlu mendapat perhatian untuk dikembangkan, karena jenis pestisida ini mudah terurai di lingkungan, kurang beracun terhadap jasad berguna, relatif lebih murah dan mudah diperoleh. Lebih dari 1500 jenis tumbuhan dari berbagai penjuru dunia diketahui dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun. Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati antara lain Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan Rutaceae.

-       Keluarga Meliaceae : Mimba / Azadirachta indica A. Juss. ; Mindi / Melia azedarach L ; Mahoni / Swietenia macrophylla Suren / Toona sureni

-        Keluarga Annonaceae : Sirsak / Annona muricata Srikaya / Annona squamosa;

-     Keluarga Asteraceae : Bunga Matahari / Helianthus annuus; Kenikir / Cosmos caudatus; Bunga Kertas /Zinnia Sp. ; Bunga Marigold / Tagetes Sp.; Babandotan / Ageratum conyzoides; Krisan / Chrysanthemum indicum L.

Selain bersifat sebagai insektisida, jenis-jenis tumbuhan tersebut juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, mitisida maupun rodentisida. Jenis pestisida yang berasal dari tumbuhan tersebut dapat ditemukan di sekitar tempat tinggal petani, dapat disiapkan dengan mudah menggunakan bahan serta peralatan sederhana.

Pestisida nabati dapat berfungsi sebagai :

(1) penghambat nafsu makan (anti feedant);

(2) penolak (repellent);

(3) penarik (atractant);

(4) menghambat perkembangan;

(5) menurunkan keperidian;

(6) pengaruh langsung sebagai racun dan

(7) mencegah peletakkan telur.

Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum menggunakan pestisida nabati adalah keunggulan dan kelemahan penggunaan pestisida nabati tersebut. Keunggulan pestisida nabati antara lain :

(1) mengalami degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari;

(2) memiliki efek/pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan nafsu makan serangga walapun jarang menyebabkan kematian;

(3) toksitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relatif lebih aman pada manusia (lethal dosage (LD) >50 Oral);

(4) memiliki spektrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif;

(5) dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida sintetis;

(6) fitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman dan

(7) murah dan mudah dibuat oleh petani.

Kelemahan pengggunaan pestisida nabati antara lain :

(1)  cepat terurai dan aplikasinya harus lebih sering;

(2)  daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan serangga/memiliki efek lambat);

(3) kapasitas produksinya masih rendah dan belum dapat dilakukan dalam jumlah massal (bahan tanaman untuk pestisida nabati belum banyak dibudidayakan secara khusus);

(4) ketersediaannya di toko-toko pertanian masih terbatas;

(5) kurang praktis dan

(6) tidak tahan disimpan.

PETUNJUK UMUM PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI

Secara umum penguasaan teknologi dalam pembuatan pestisida nabati, mulai dari teknik penyediaan bahan baku sampai produksi masih terbatas. Cara sederhana pemanfaatan pestisida nabati yang umum dilakukan oleh petani di Indonesia dan di negara berkembang lainnya adalah :

-     Penyemprotan cairan hasil perasan tumbuhan (ekstraksi menggunakan air),

-     Pengolahan sederhana,

-     Penempatan langsung atau penyebaran bagian tumbuhan di tempat – tempat tertentu pada lahan pertanaman,

-     Pengasapan (pembakaran bagian tanaman yang mengandung bahan aktif pestisida),

-     Penggunaan serbuk tumbuhan untuk pengendalian hama di penyimpanan, dan

-     Pembuatan pestisida nabati dengan cara fermentasi.

 PROSES PEMBUATAN PESTISIDA NABATI

Bagian tanaman seperti daun, bunga, biji dan akar bisa digunakan untuk pengendalian OPT dalam bentuk bubuk (bahan dikeringkan kemudian digiling atau ditumbuk) dan larutan hasil ekstraksi. Sebelum digunakan bahan-bahan di atas dicampur dengan larutan sabun/detergent dan direndam semalam, setelah itu siap digunakan. Hal lain yang harus diperhatikan sebelum membuat ramuan pestisida nabati adalah mengetahui terlebih dahulu hama atau penyakit yang menyerang tanaman.

Proses ekstraksi sederhana dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Ekstraksi bahan segar dengan air :

a. Pengumpulan bahan/penyortiran

b. Pencucian

c. Penghancuran (diblender/ ditumbuk)

d. Perendaman dalam air selama (1 – 3 hari)

e. Penyaringan/pemerasan larutan hasil ekstraksi

f. Larutan hasil ekstraksi siap pakai

2. Ekstraksi bahan kering dengan air :

a. Pengumpulan bahan/penyortiran

b. Pengeringan

c. Pencucian

d. Penghancuran

e. digiling atau ditumbuk

f. Perendaman dalam air selama (1 – 3 hari)

g. Penyaringan/pemerasan larutan hasil ekstraksi

h. Larutan hasil ekstraksi siap pakai

Pembuatan pestisida nabati skala kecil secara sederhana bisa dilakukan oleh petani biayanya lebih murah dan memberikan nilai lebih dalam menekan biaya produksi usahatani.

Petunjuk pembuatan dan aplikasi pestisida yang berasal dari ekstrak tanaman:

1.   Pilih tanaman/bagian tanaman yang yang sehat (bebas dari serangan OPT).

2.   Apabila bahan pestisida akan disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama, pastikan bahwa bagian tanaman yang akan digunakan tersebut benar-benar kering dan disimpan pada tempat yang mempunyai ventilasi.

3. Untuk membuat ekstrak tanaman, gunakan peralatan khusus. Bersihkan peralatan tersebut setelah digunakan.

4.  Pada saat pembuatan dan aplikasi ekstrak tanaman, usahakan jangan kontak secara langsung dengan ekstrak tanaman tersebut.

5.  Simpanlah sediaan pestisida nabati di tempat khusus, tidak terjangkau oleh anak – anak dan hewan peliharaan.

6.  Bila akan menggunakan biji tanaman, pastikan bahwa biji tersebut benar – benar kering.

7.  Sebelum ekstrak tanaman digunakan dalam skala luas, buat percobaan dahulu pada skala yang lebih kecil.

8.  Gunakan pakaian pelindung diri pada saat aplikasi pestisida nabati.

9.  Jangan menyemprot berlawanan dengan arah angin dan saat angin kencang.

10.  Jangan menyemprot ketika turun hujan.

11.  Basuh tangan setelah aplikasi pestisida nabati.

12.  Cucilah pakaian kerja setelah menggunakan pestisida nabati.

Efektivitas suatu bahan-bahan alami yang digunakan sebagai pestisida nabati sangat tergantung pada bahan tumbuhan yang dipakai, karena satu jenis tumbuhan yang sama tetapi berasal dari daerah yang berbeda dapat menghasilkan efek yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan sifat bioaktif atau sifat racunnya tergantung pada kondisi tumbuh, umur tanaman dan jenis dari tumbuhan tersebut.

Demikian pembahasan tentang pestisida nabati. Semoga mampu menggugah semangat bertani kembali ke alam, go organic !

Oleh               : Zuni Fitriyantini, S.TP.

Sumber          :

Moekasan, T K. dan Prabaningrum, L.. 2011. Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Yayasan Bina Tani Sejahtera : Lembang.

Munarso, S.J. et al. 2012. Pestisida Nabati. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor.