Selasa, 09 Januari 2024

BUDIDAYA LABU MADU TANPA AJIR

 


Di Indonesia sebutan labu madu mungkin belum banyak dikenal karena selama ini dikenal dengan sebutan labu kuning atau waluh. Bentuk fisik labu madu seperti lampu bohlam, apabila dikonsumsi tekstur daging buah terasa lembut dengan rasa yang khas. Kandungan gula buah ini meningkat dengan semakin lamanya waktu penyimpanan (maksimal penyimpanan selama enam bulan). Buah labu madu termasuk buah klimaterik dimana kadar etilen dan aktivitas respirasi meningkat tinggi pada saat buah mulai memasuki fase pematangan buah.

Labu madu termasuk kedalam golongan tanaman semusim hortikultura yang memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Selain itu cita rasa yang manis dengan tekstur daging lembut dan pulen menjadikan jenis labu madu ini banyak disukai konsumen. Labu ini juga mengandung serat, β-carotene, carotenoids, phenolic acids, flavonols, mineral, vitamin, karotenoid dan polifenol.

Daya tarik lainnya ialah, tanaman ini memiliki tekstur daging yang legit dan terasa manis. Selain itu, kandungan antioksidan, betakaroten, Vitamin A dan B Konpleks cukup tinggi dimiliki oleh buah ini. Bahkan buah ini banyak digunakan sebagai makanan pendamping ASI bagi para balita dan ibu menyusui. Manfaat itulah yang kemudian membuat buah yang satu ini begitu diminati dan dikonsumsi. Namun, dalam sebuah sumber rata-rata konsumen dari buah ini hanya menyisir kalangan menengah keatas.

Karakteristik (ciri khas) tanaman labu madu adalah tumbuh menjalar, buah berbentuk bulat pipih, lonjong, atau panjang dengan banyak alur (15-30 alur). Panen tanaman labu madu dilakukan ketika tanaman sudah berusia 85-90 hari dengan ciri-ciri tangkai buah bagian pangkal sudah berubah warna yang semula hijau berubah menjadi warna coklat demikian juga buah terlihat berwarna coklat mengkilap.

Budidaya labu madu biasa dilakukan dengan membuat para – para atau ajir untuk media perambatan tanaman. Pembuatan ajir atau para – para tersebut memakan biaya besar. Oleh karena itu, petani ingin mencoba budidaya labu madu tanpa ajir seperti budidaya labu kuning yang biasa dilakukan petani. Akan tetapi labu madu butuh perlakuan khusus dalam budidaya tanpa ajir karena bakal buah rawan rontok dan busuk. Berikut hal – hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya labu madu tanpa ajir :

1.  Pemilihan benih

Benih yang digunakan untuk budidaya labu madu sangat mempengaruhi hasil panen. Apabila menginginkan buah labu madu yang bentuknya seragam maka disarankan untuk menggunakan benih F1 yang dibeli dari kios pertanian. Karena benih yang dibuat sendiri menggunakan biji dari labu madu yang dipanen biasanya menghasilkan buah labu madu yang bentuknya tidak seragam.

 

2.  Penyemaian benih

Penyemaian benih dilakukan bersamaan dengan persiapan lahan pertanaman. Benih di semai agar pertumbuhan tanaman seragam di lahan serta tingkat adaptasinya lebih tinggi saat di pindah ke lahan. Untuk menyemai benih labu madu dapat dilakukan dengan cara berikut :

Ø Siapkan media tanam berupa campuran tanah yang telah diayak dan diambil bagian halusnya saja dengan pupuk kandang atau kompos yang telah di ayak halus juga.

Ø Siapkan plastik polibag transparan berdiameter 5 cm yang telah dilubangi bagian dasarnya agar air siraman tidak menggenang di media.

Ø Masukkan media tanam kedalam plastik, isi hingga padat dan penuh.

Ø Tempatkan persemaian pada lokasi yang ternaungi dan hanya terkena intensitas cahaya matahari sebanyak 50%.

Ø Buat bulang tanam sedalam 0,5-1 cm pada setiap polibag, kemudian tanamkan benih kesetiap lubang tanam, tutup kembali lubang tanam hingga benih tidak terlihat.

Ø Siram menggunakan air secukupnya. Tunggu 3-5 hari maka benih akan mulai berkecambah.

Ø Lakukan pemeliharaan rutin seperti penyiraman hingga tanaman berumur 2-3 minggu dan siap dipindahkan ke lahan tanam.

 

3.  Persiapan lahan

Lahan yang digunakan untuk budidaya labu madu harus terkena sinar matahari penuh. Sinar matahari sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan labu madu. Selain itu lahan harus berdrainase bagus agar tidak ada air yang menggenang. Genangan air akan membuat tanaman busuk hingga mati.

Beri kapur pertanian dan pupuk organik pada lahan yang akan ditanami. Jika perlu, buat bedengan membujur mengikuti panjang lahan yang akan ditanami.pastikan lahan yang akan dijadikan rambatan labu madu sudah bersih dari gulma. Bila ingin tumpangsari, tanaman labu madu dapat ditanam bersama sayuran perdu seperti cabe, terong, dan tomat.

Lubang tanam dibuat minimal dengan kedalaman 25 cm dan jarak 60 - 80 cm per tanaman. Jarak tanam dibuat lebar untuk memberi ruang tumbuh. Setelah itu masukkan pupuk kandang ke setiap lubang tanam sebanyak 0,5 kg. Kemudian diamkan lahan tanam dan tunggu hingga bibit siap dipindahkan.  

 

4.  Penanaman bibit

Bibit siap dipindah ke lahan tanam bila telah berumur sekitar 2-3 minggu. Pilih bibit dengan kualitas yang baik yaitu sehat, tidak cacat dan tidak terpapar hama dan penyakit. Lakukan penanaman di sore hari untuk mengurangi stres tanaman. Bukalah polybag pelan pelan supaya akarnya tidak rusak. Lalu masukkan bibit dan media tanahnya di lubang tanam baru. Tutup kembali lubang tanam dengan menggunakan tanah hingga padat dan tanaman dapat tumbuh tegak sempurna. Segera lakukan penyulaman tanaman bila ada yang mati agar pertumbuhan tanaman seragam.

 

5.  Pemeliharaan

Ø Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi lahan. aat cuaca kering lebih ditingkatkan volume atau intensitas penyiraman. Jika musim hujan datang, tidak perlu lagi disiram. Pastikan lahan tidak mengalami kekeringan maupun kelebihan air.

Ø Pemupukan

Pemupukan sangat penting dilakukan, karena kadar unsur hara yang dibutuhkan tanaman tidak selalu dapat diberikan oleh tanah. Beri pemupukan 1 bulan sekali menggunakan pupuk organik Misalnya pupuk kompos ataupun pupuk kandang. Bila menggunakan pupuk kimia, lebih baik memakai sistem kocor dengan formulasi 2 - 5 SDM per 5 Liter air NPK daun bila masih dalam fase vegetatif. Per tanaman cukup 1 gelas dari larutan tersebut. Bila sudah memasuki fase generatif, gunakan pupuk NPK buah dengan dosis dan cara aplikasi yang sama.

Ø Penyiangan

Rumput di sekitar tanaman labu madu perlu disiangi agar pertumbuhan optimal. Lebih baik lakukan penyiangan secara manual untuk merangsang pertumbuhan akar serta lebih ramah lingkungan.

Ø Perambatan

Atur perambatan tanaman labu madu di tanah pada lahan yang sudah di siapkan. Potong cabang tanaman yang keluar dari lahan agar perambatan teratur dan pertumbuhan tanaman terfokus pada batang utama yang nantinya akan menghasilkan bunga.

Ø Pemangkasan

Pemangkasan pada tanaman labu madu yang tidak diajir sangat diperlukan. Tunas air di sekitar bakal buah perlu dipotong untuk mengurangi buah rontok dan memfokuskan pertumbuhan pada bakal buah.

Ø Pemberian alas

Bakal buah tidak boleh bersentuhan langsung dengan tanah sehingga perlu di beri alas. Untuk menghemat biaya gunakan alas jerami di sekitar bakal buah agar tidak terjadi rontok dan busuk buah.

Ø Pengendalian OPT

Pengendalian OPT disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Labu madu termasuk tanaman dengan serangan OPT yang rendah sehingga memudahkan perawatan. Yang terpenting, selalu amati tanaman secara rutin dan berkala agar apabila terjadi serangan OPT dapat segera di kendalikan dari dini.

 

6.  Pemanenan

   Pemanenan dilakukan apabila buah labu madu siap panen. Tanda – tanda buah siap panen adalah sulur tangkai di sekitar buah sudah kering, tangkai buah berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan serta warna buah sudah kuning kecoklatan. Buah labu madu dapat disimpan sampai 1 tahun apabila tidak luka pada waktu pemanenan. Simpan buah yang sudah di panen pada ruangan yang kering dan bersih.


Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.

REFERENSI :

1.    https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-labu-madu

2. Ariyanti, M dan E. Suminar. 2021. Teknologi Budidaya Labu Madu dan Pemanfaatannya Sebagai Pangan Alternatif di Desa Pasigaran, Sumedang, Jawa Barat. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. Vol. 10, No. 2, Juni 2021: 159 – 162.