Di Indonesia sebutan labu madu mungkin belum banyak dikenal karena selama ini dikenal dengan sebutan labu kuning atau waluh. Bentuk fisik labu madu seperti lampu bohlam, apabila dikonsumsi tekstur daging buah terasa lembut dengan rasa yang khas. Kandungan gula buah ini meningkat dengan semakin lamanya waktu penyimpanan (maksimal penyimpanan selama enam bulan). Buah labu madu termasuk buah klimaterik dimana kadar etilen dan aktivitas respirasi meningkat tinggi pada saat buah mulai memasuki fase pematangan buah.
Labu
madu termasuk kedalam golongan tanaman semusim hortikultura yang memiliki kandungan
nutrisi yang baik untuk kesehatan. Selain itu cita rasa yang manis dengan
tekstur daging lembut dan pulen menjadikan jenis labu madu ini banyak disukai
konsumen. Labu ini juga mengandung serat, β-carotene,
carotenoids, phenolic acids, flavonols, mineral, vitamin, karotenoid dan
polifenol.
Daya
tarik lainnya ialah, tanaman ini memiliki tekstur daging yang legit dan terasa
manis. Selain itu, kandungan antioksidan, betakaroten, Vitamin A dan B Konpleks
cukup tinggi dimiliki oleh buah ini. Bahkan buah ini banyak digunakan sebagai
makanan pendamping ASI bagi para balita dan ibu menyusui. Manfaat itulah yang
kemudian membuat buah yang satu ini begitu diminati dan dikonsumsi. Namun,
dalam sebuah sumber rata-rata konsumen dari buah ini hanya menyisir kalangan
menengah keatas.
Karakteristik
(ciri khas) tanaman labu madu adalah tumbuh menjalar, buah berbentuk bulat pipih,
lonjong, atau panjang dengan banyak alur (15-30 alur). Panen tanaman labu madu
dilakukan ketika tanaman sudah berusia 85-90 hari dengan ciri-ciri tangkai buah
bagian pangkal sudah berubah warna yang semula hijau berubah menjadi warna coklat
demikian juga buah terlihat berwarna coklat mengkilap.
Budidaya
labu madu biasa dilakukan dengan membuat para – para atau ajir untuk media
perambatan tanaman. Pembuatan ajir atau para – para tersebut memakan biaya besar.
Oleh karena itu, petani ingin mencoba budidaya labu madu tanpa ajir seperti
budidaya labu kuning yang biasa dilakukan petani. Akan tetapi labu madu butuh
perlakuan khusus dalam budidaya tanpa ajir karena bakal buah rawan rontok dan
busuk. Berikut hal – hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya labu madu tanpa
ajir :
1. Pemilihan benih
Benih
yang digunakan untuk budidaya labu madu sangat mempengaruhi hasil panen.
Apabila menginginkan buah labu madu yang bentuknya seragam maka disarankan
untuk menggunakan benih F1 yang dibeli dari kios pertanian. Karena benih yang
dibuat sendiri menggunakan biji dari labu madu yang dipanen biasanya
menghasilkan buah labu madu yang bentuknya tidak seragam.
2. Penyemaian benih
Ø
Siapkan
media tanam berupa campuran tanah yang telah diayak dan diambil bagian halusnya
saja dengan pupuk kandang atau kompos yang telah di ayak halus juga.
Ø
Siapkan
plastik polibag transparan berdiameter 5 cm yang telah dilubangi bagian
dasarnya agar air siraman tidak menggenang di media.
Ø
Masukkan
media tanam kedalam plastik, isi hingga padat dan penuh.
Ø
Tempatkan
persemaian pada lokasi yang ternaungi dan hanya terkena intensitas cahaya
matahari sebanyak 50%.
Ø
Buat
bulang tanam sedalam 0,5-1 cm pada setiap polibag, kemudian tanamkan benih
kesetiap lubang tanam, tutup kembali lubang tanam hingga benih tidak terlihat.
Ø
Siram
menggunakan air secukupnya. Tunggu 3-5 hari maka benih akan mulai berkecambah.
Ø
Lakukan
pemeliharaan rutin seperti penyiraman hingga tanaman berumur 2-3 minggu dan
siap dipindahkan ke lahan tanam.
3. Persiapan lahan
Lahan
yang digunakan untuk budidaya labu madu harus terkena sinar matahari penuh.
Sinar matahari sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan labu madu. Selain itu lahan
harus berdrainase bagus agar tidak ada air yang menggenang. Genangan air akan
membuat tanaman busuk hingga mati.
Beri
kapur pertanian dan pupuk organik pada lahan yang akan ditanami. Jika perlu,
buat bedengan membujur mengikuti panjang lahan yang akan ditanami.pastikan
lahan yang akan dijadikan rambatan labu madu sudah bersih dari gulma. Bila
ingin tumpangsari, tanaman labu madu dapat ditanam bersama sayuran perdu
seperti cabe, terong, dan tomat.
Lubang
tanam dibuat minimal dengan kedalaman 25 cm dan jarak 60 - 80 cm per tanaman.
Jarak tanam dibuat lebar untuk memberi ruang tumbuh. Setelah itu masukkan pupuk
kandang ke setiap lubang tanam sebanyak 0,5 kg. Kemudian diamkan lahan tanam
dan tunggu hingga bibit siap dipindahkan.
4. Penanaman bibit
Bibit
siap dipindah ke lahan tanam bila telah berumur sekitar 2-3 minggu. Pilih bibit
dengan kualitas yang baik yaitu sehat, tidak cacat dan tidak terpapar hama dan
penyakit. Lakukan penanaman di sore hari untuk mengurangi stres tanaman. Bukalah
polybag pelan pelan supaya akarnya tidak rusak. Lalu masukkan bibit dan media
tanahnya di lubang tanam baru. Tutup kembali lubang tanam dengan menggunakan
tanah hingga padat dan tanaman dapat tumbuh tegak sempurna. Segera lakukan
penyulaman tanaman bila ada yang mati agar pertumbuhan tanaman seragam.
5. Pemeliharaan
Ø
Penyiraman
Penyiraman
dilakukan dengan melihat kondisi lahan. aat cuaca kering lebih ditingkatkan
volume atau intensitas penyiraman. Jika musim hujan datang, tidak perlu lagi
disiram. Pastikan lahan tidak mengalami kekeringan maupun kelebihan air.
Ø
Pemupukan
Pemupukan
sangat penting dilakukan, karena kadar unsur hara yang dibutuhkan tanaman tidak
selalu dapat diberikan oleh tanah. Beri pemupukan 1 bulan sekali menggunakan
pupuk organik Misalnya pupuk kompos ataupun pupuk kandang. Bila menggunakan
pupuk kimia, lebih baik memakai sistem kocor dengan formulasi 2 - 5 SDM per 5
Liter air NPK daun bila masih dalam fase vegetatif. Per tanaman cukup 1 gelas
dari larutan tersebut. Bila sudah memasuki fase generatif, gunakan pupuk NPK
buah dengan dosis dan cara aplikasi yang sama.
Ø
Penyiangan
Rumput
di sekitar tanaman labu madu perlu disiangi agar pertumbuhan optimal. Lebih
baik lakukan penyiangan secara manual untuk merangsang pertumbuhan akar serta
lebih ramah lingkungan.
Ø
Perambatan
Atur
perambatan tanaman labu madu di tanah pada lahan yang sudah di siapkan. Potong
cabang tanaman yang keluar dari lahan agar perambatan teratur dan pertumbuhan
tanaman terfokus pada batang utama yang nantinya akan menghasilkan bunga.
Ø
Pemangkasan
Pemangkasan
pada tanaman labu madu yang tidak diajir sangat diperlukan. Tunas air di
sekitar bakal buah perlu dipotong untuk mengurangi buah rontok dan memfokuskan
pertumbuhan pada bakal buah.
Ø
Pemberian
alas
Bakal
buah tidak boleh bersentuhan langsung dengan tanah sehingga perlu di beri alas.
Untuk menghemat biaya gunakan alas jerami di sekitar bakal buah agar tidak
terjadi rontok dan busuk buah.
Ø
Pengendalian
OPT
Pengendalian
OPT disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Labu madu termasuk tanaman dengan
serangan OPT yang rendah sehingga memudahkan perawatan. Yang terpenting, selalu
amati tanaman secara rutin dan berkala agar apabila terjadi serangan OPT dapat
segera di kendalikan dari dini.
6. Pemanenan
Pemanenan
dilakukan apabila buah labu madu siap panen. Tanda – tanda buah siap panen
adalah sulur tangkai di sekitar buah sudah kering, tangkai buah berubah warna
dari hijau menjadi kecoklatan serta warna buah sudah kuning kecoklatan. Buah
labu madu dapat disimpan sampai 1 tahun apabila tidak luka pada waktu
pemanenan. Simpan buah yang sudah di panen pada ruangan yang kering dan bersih.
Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
REFERENSI
:
1.
https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-labu-madu
2. Ariyanti, M dan E. Suminar. 2021. Teknologi Budidaya
Labu Madu dan Pemanfaatannya Sebagai Pangan Alternatif di Desa Pasigaran,
Sumedang, Jawa Barat. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. Vol. 10, No. 2,
Juni 2021: 159 – 162.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar