Jumat, 19 Agustus 2016

PREDATOR si PEMANGSA HAMA


Predator adalah binatang yang memangsa binatang lain(mangsa) yang lebih kecil. Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan, membunuh atau memangsa atau serangga lain. 

Beberapa ciri predator antara lain :
1.  Predator dapat memangsa semua tingkat perkembangan mangsanya (telur, larva, nimfa, pupa dan imago).
2.  Predator membunuh dengan cara memakan atau menghisap mangsanya dengan cepat.
3.    Seekor predator memerlukan dan memakan banyak mangsa selama hidupnya.
4.    Predator membunuh mangsanya untuk dirinya sendiri.
5.    Kebanyakan predator bersifat karnifor.
6.    Predator memiliki ukuran tubuh lebih besar dari pada mangsanya.
7.    Dari segi perilaku makannya, ada yang mengunyah semua bagian tubuh mangsanya, ada menusuk mangsanya dengan mulutnya yang berbentuk seperti jarum dan menghisap cairanya tubuh mangsanya.
8.    Metamorfosis predator ada yang holometabola dan hemimetabola.
9.    Predator ada yang monofag, oligofag dan polifag.

Beberapa predator yang penting bagi ekosistem sawah yaitu :

1.    Kumbang kubah (Coccinella sp)

Kumbang kubah (Coccinella sp) merupakan predator wereng batang coklat, wereng putih, wereng hijau, wereng zig-zag, aphis, hama putih palsu dan penggerek batang padi. Larva predator ini aktif memangsa secara berkelompok. Predator ini mempunyai ukuran tubuh 6-7 mm. Kumbang dewasa berbentuk bundar memanjang berwarna kuning, tubuh larva beruas-ruas dengan alat mulut mengunyah. Tempat hidupnya pada seluruh bagian tanaman. Rentang hidupnya 150 hari dengan jumlah telur yang diletakkan 45 butir/betina.

2.    Kumbang Botol (Ophionea nigrofasciata)
Kumbang botol adalah serangga yang berbadan keras dan aktif, bentuknya seperti botol, biasa disebut kumbang tanah. Baik larva yang berwarna kehitaman dan kumbang dewasa yang berwarno coklat kemerahan aktif mencari larva penggulung daun di tajuk daun padi. Ophionea nigrofasciata dapat ditemukan di dalam rongga lipatan daun yang dibuat oleh larva penggulung daun. Larva dewasa menjadi kepompong di dalam tanah pematang sawah atau lahan kering. Tiap predator dengan rakus memakan 3-5 larva mangsa per hari, hanya tudung kepalanya yang ditinggalkan. Yang dewasa juga memangsa wereng batang.

3.    Cecopet (Paederus fuscipes)
Memiliki sepasang penjapit meneyerupai tang yang fungsinya lebih banyak digunakan untuk pertahanan dibandingkan untuk menangkap mangsa. Mereka biasanya terdapat pada habitat lahan kering dan bersarang dalam tanah pada pagkal batang padi. Induk cecopet dapat menghasilkan telur 200-350 tiap peletakan. Yang dewasa dapat hidup 3-5 bulan dan sangat aktif pada malam hari. Larva cecopet menggerek ke dalam batang membuat saluran untuk mencari larva. Kadang-kadang mereka memanjat daun untuk memangsa larva penggulung daun, mereka dapat mengkonsumsi 20-30 mangsa tiap hari. 

4.    Capung jarum (Agriocnemis)
Capung jantan mempunyai ujung abdomen berwarna hijau biru pada sisi toraks, sedangkan betina tubuhnya berwarna kehijauan. Nimfa capung jarum hidup di air dan dapat memanjat batang padi untuk mencari nimfa wereng. Pada stadia dewasa umumnya terbang di bawah tajuk daun padi untuk mencari serangga yang sedang terbang termasuk wereng pada tanaman.

5.    Laba – laba
Laba-laba   berperan dalam  berbagai serangan hama   pada tanaman padi. Diantara hama yang  dikendalikannya adalah  beberapa jenis wereng  dan penggerek    batang. Beberapa jenis laba-laba pada ekosistim tanaman padi  adalah :

a)    Laba-laba pemburu atau laba-laba serigala / Lycosa sp.


Mempunyai gambaran seperti garpu pada bagian punggung dan mempunyai gambaran berwarna puih pada abdomen. Laba-laba pemburu suka berpindah pindah dan sudah berkoloni pada lahan padi sawah atau padi kering yang baru saja dipersiapkan. Mereka sudah berada di lahan pertanaman sangat awal, dan memangsa hama sebelum populasinya meningkat sampai ke arah yang merusak. Laba-laba betina dapat meletakkan telur sebanyak 200-400 dalam waktu 3-4bulan (selama hidupnya). Selanjutnya dari jumlah telur tersebut 60-80 anak laba-laba akan menetas dan berada di punggung induknya.
Lycosa banyak dijumpai di sekitar pangkal batang padi kemudian akan menyebar menyebrangi permukaan air apabila diganggu. Mereka tidak membuat jala tetapi menyerang mangsanya secara langsung. Laba-laba dewasa makan berbagai jenis serangga termasuk ngengat penggerek, anak laba-laba menyerang wereng batang dan nimfa wereng daun. Laba-laba pemburu mengkonsumsi 5-15 mangsa tiap hari.

b)   Laba-laba bermata tajam / Oxyopes sp.


Laba-laba bermata tajam merupakan laba-laba pemburu yang tidak membuat jala.  Laba-laba ini menghasilkan 200-350 keturunan dan dapat hidup sampai 3-5 bulan. Laba-laba bermata tajam ini hidup didalam tajuk daun padi, dan lebih menyukai habitat kering dan mulai membuat koloni dilahan padi setelah tajuk tanaman padi terbentuk. Tidak seperti Lyosa, laba-laba ini menyembunyikan diri dari mangsanya, kebanyakan berupa ngengat, sampai mangsa tersebut berada dalam jarak sambarannya.
Laba-laba ini memiliki peranan penting karena satu laba-laba dapat membunuh 2-3 ngengat tiap hari sehingga mereka dapat mencegah meningkatnya populasi generasi baru serangga hama.

c)     Laba-laba rahang panjang / Tetragnatha spp.


 Mempunyai kaki dan badan yang panjang. Umumnya Nampak seperti merentangkan badannya di sepanjang daun padi. Tetragnatha maxillosa hidup selama 1-3 bulan dan dapat bertelur sampai 100-200 butir. Telur diletakkan secara berkelompok dan ditutupi oleh bahan semacam sutera kapas di bagian atas pertengahan tanaman padi.
Tetragnatha maxillosa lebih menyukai tempat basah, mereka beristirahat di dalam tajuk daun padi selama tengah hari dan menunggu mangsa di dalam jala pada pagi hari. Memintal jalanya berbentuk cincin, tetapi jala tersebut lemah. Bila mangsa yang berupa wereng daun , lalat atau ngengat masuk pada jala, laba-laba dengan cepat mengikatnya dalam sutera. Seekor Tetragnatha maxillosa dapat membunuh 2-3 mangsa per hari.

d)   Laba-laba kerdil / Atypena formosana 


Laba-laba kerdil sering dikacaukan dengan anak laba-laba spesies lain, karena mereka berukuran kecil. Mereka dapat dijumpai sampai 30-40 ekor pada pangkal rumput padi. Atypena dewasa mempunyai tiga pasang gambaran berwarna kelabu pada bagian belakang abdomen. Telur yang agak bulat diletakkan dalam kelompok yang tertutup oleh suatu lapisan sutera yang tipis pada kelopak daun yang kering dan tanpa perlindungan oleh induknya.
Laba-laba betina menghasilkan 80-100 anak laba-laba. Laba-laba kerdil lebih menyukai habitat bash pada pangkal padi di atas batas air. Mereka berpindah dengan lambat dan sebagian besar menangkap mangasanya dengan jala. Mereka dapat juga berburu mangsa secara langsung.
Atypena dapat hudup sampai 1,5-2 bulan dan memangsa nimfa wereng daun dan wereng batang yang muda, sebanyak 4-5 ekor tiap hari.

e)    Laba-laba bulat 


Laba-laba bulat berwarna warni sangat jelas dan membuat tenunan jala berbentuk lingkaran di tajuk daun padi, menangkap mangsa yang terbang yang besarnya sampai sebesar kupu-kupu dan belalang. Mereka hidup 2-3 bulan dan meletakkan 600-800 telur. Mereka biasanya datang dan menetap di sawah terlambat, tetapi dapat dijumpai di semua jenis lingkungan pertanaman padi.
Telur Argiope catenulate berada di dalam kokon berwarna cokelat terang yang tergantung pada jala. Apabila hari panas laba-laba jantan dan betina mencari tempat berlindung di bawah daun di samping jalanya, apabila hari mendung yang betina menanti mangsanya di tengah jala dan yang jantan memperhatikan di dekatnya.  Mangsa yang tertangkap di jala akan berusaha untuk melepaskan diri, tetapi semakin mangsa tersebut bergerak-gerak semakin kuat mereka terikat pada jala yang sangat lekat
Araneus inustus betina meletakkan telurnya dalam lipatan daun dan menutupinya dengan benang sutera putih. Araneus inustus memangsa serangga-serangga kecil yang berupa wereng daun, wereng batang dan lalat.

f)      Laba-laba loncat / Phidippus sp.


Laba-laba loncat memiliki dua mata besar, berbeda dengan laba-laba pemburu mereka berpindah cepat apabila di gannggu. Phidippus mempunyai rambut berwarna cokelat pada badannya. Telur-telur diletakkan dalam bentuk kelompok telur yang memanjang dan tertutup dengan sutera yang berada di dalam lipatan daun.
Yang betina menjaga kelompok telur dan menghasilkan 60-90 keturunan. Phidippus hidup 2-4 bulan. Mereka lebih menyukai kondisi kering (lahan kering) dan tinggal di daun padi. Laba-laba ini biasanya bersembunyi di dalam rongga kecil dalam mlipatan daun sebagai tempat hidup sekaligus menunggu mangsa berupa wereng daun dan serangga kecil lainnya. Laba-laba dewasa dapat memakan 2-8 mangsa setiap harinya.

6.    Belalang bertanduk panjang (Conocephalus longipennis)


Belalang ini hidup di rerumputan merupakan serangga berukuran besar dengan muka posisi miring. Perbedaannya dengan belalang biasa adalah antenanya yang panjang yaitu lebih dari dua kali panjang badannya. Belalang dewasa sangata aktif dan siap erbang bila terganggu. Belalang ini aktif npada malam hari, umumnya terdapat pada pertanaman padi yang siap panen. Belalang dewasa hidup selama 3-4 bulan.

7.    Belalang sembah (Mantis religiosa)


Belalang sembah mudah dikenal karena kaki depan berbentuk khusus untuk menangkap dan memegang mangsa. Kepalanya bisa bergerak dengan bebas, dan ini satu-satunya serangga yang mampu menoleh ke belakang. Telur diletakkan pada cabang tanaman dalam sarang yang dibentuk oleh betina sampai 200 butir. Nimfa keluar dari sarang telur secara bersama-sama. Dewasa kawin dan betina bertelur dalam sarang. Biasanya betina makan jantan langsung setelah kawin atau sambil kawin
Belalang sembah biasanya menunggu sampai mangsa cukup dekat, lalu menangkapnya dengan gerakan yang cepat menggunakan kedua kaki depannya. Belalang sembah aktif siang hari, biasa memangsa hama tanaman padi seperti anjing tanah, wereng, belalang daun, kepik, walang sangit dan serangga-serangga lainnya. 

8.    Kepinding Air / Microvelia douglasi atrolineata Berqroth


Kepinding kecil ini bergerak cepat seperti gelombang, banyak dijumpai pada petak-petak sawah yang tergenang. Kepinding air dewasa dan nimfa hidupnya di atas permukaan air. Kepinding dewasa memiliki punggung yang lebar, bersayap atau tanpa sayap.  Punggung yang bersayap mempunyai gambaran hitam dan putih pada leher dan sayap depan.  Microvelia berbeda dengan jenis kepinding air lainnya, karena ukurannya yang kecil dan tarsi depan yang beruas satu. Tiap induk meletakkan 20-30 telur pada batang padi di atas permukaan air. Lama hidupnya 1-2 bulan dan induk yang bersayap memencar kepetak-petak lain bila padi mengering.
Kepinding dewasa hidupnya bergerombol untuk memakan nimfa wereng batang padi yang sering jatuh ke air. Nimfa juga memakan nimfa wereng cokelat dan juga serangga lain yang bertubuh kecil dan lunak. Microvelia adalah predator yang lebih berhasil bila menyerang secara berkelompok , dan nimfa wereng yang muda dibandingkan dengan mangsa yang lebih tua dan lebih besar. Tiap Microvelia dapat memangsa 4-7 wereng per hari.

9.    Kepinding Tanaman / Cyrtorhinus lividipennis Reuter


Kepinding Tanaman / Cyrtorhinus lividipennis Reuter adalah contoh spesies yang termasuk kelompok pemakan tanaman (serangga fitofaga), di dalam perkembangan hidupnya dapat menjadi predator yang menyukai telur wereng batang dan wereng daun. Kepinding dewasa yang berwarna hijau dan hitam, nimfanya menjadi sangat berlimpah di sawah yang sedang terserang oleh wereng, baik padi sawah maupun padi lahan kering. Telur Cyrtorhinus lividipennis Reuter diletakkan di jaringan tanaman, berkembang menjadi dewasa dalam 2-3minggu, dan menghasilkan 10-20 keturunan. Mereka mencari upih daun dan upih batang lebih dahulu untuk dapat memperoleh telur wereng untuk selanjutnya dihisap sampai kering dengan menggunakan alat mulut penghisapnya. Tiap predator dapat mengkonsumsi 7-10 telur atau 1 - 5 wereng per hari.

10. Anggang – anggang / Limnogonus fossarum


Anggang-anggang berukuran besar, berkaki panjang dan sangat lincah. Limnogonus fossarum dewasa berwarna hitam dengan dua pasang kaki belakang yang sangat panjang. Pasangan kaki tengah berfungsi sebagai dayung dan mengarah ke depan pada saat istirahat. Di sawah serangga ini tampak sedikit jumlahnya karena mereka mudah ketakutan dan berpindah apabila terdapat gangguan. Limnogonus fossarum meletakkan telur 10-30 dalam batang padi di atas permukaan air dan dapat hidup selama 1-1,5 bulan.
Anggang-anggan dewasa dan nimfa memangsa wereng padi, ngengat dan larva yang jatuh di permukaan air. Tiap kepinding air memerlukan mangsa sebanyak 5-10 dalam tiap hari.

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Dari berbagai sumber


Jumat, 05 Agustus 2016

MUSUH ALAMI SAHABAT PETANI



Keberadaan serangga di lahan sawah bagi petani sangat identik dengan hama, sehingga mereka akan segera melakukan aplikasi pestisida kimia demi menjaga tanaman padinya agar dapat panen. Padahal, tidak semua serangga yang ada di sawah adalah hama. Beberapa serangga tersebut bahkan membantu petani mengurangi populasi hama di lahan sawah. Golongan serangga tersebut digolongkan sebagai musuh alami.

Musuh alami adalah makhluk hidup baik berupa binatang, serangga maupun cendawan yang keberadannya di lahan sawah mampu menekan perkembangan hama penyakit tanaman. Mereka berada di atas hama dalam rantai makanan di ekosistem tersebut. Nama lain yang digunakan dalam penyebutan musuh alami adalah agen hayati. Agen hayati yaitu organisme yang dalam semua tahap perkembangannya dapat digunakan untuk keperluan pengendalian hama penyakit tanaman. 

Keberadaan musuh alami di lahan sawah sangat mendukung upaya PHT (Pengelolaan Hama Terpadu) yang ramah lingkungan. Kelebihan penggunaan musuh alami dalam pengendalian hama penyakit di lahan pertanian antara lain :
1. Aman artinya tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan keracunan pada manusia dan ternak.
2.   Tidak menyebabkan resistensi hama, musuh alami bekerja secara selektif terhadap inangnya atau mangsanya.
3.    Bersifat permanen untuk jangka waktu panjang.
4. Lebih murah, apabila keadaan lingkungan telah stabil atau telah terjadi keseimbangan antara hama dan musuh alaminya biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani dapat berkurang.
5.  Keseimbangan ekosistem di alam akan terjaga sehingga tidak terjadi ledakan populasi hama penyakit. 

Akan tetapi penggunaan musuh alami dalam pengendalian hama penyakit tanaman juga memiliki kekurangan, diantaranya :
1.    Hasilnya sulit diramalkan dalam waktu yang singkat.
2.    Diperlukan biaya yang cukup besar pada tahap awal baik untuk penelitian maupun untuk pengadaan sarana dan prasarana.
3.    Dalam hal pembiakan di laboratorium kadang-kadang menghadapi kendala karena musuh alami menghendaki kondisi lingkungan yang kusus
4.    Teknik aplikasi dilapangan belum banyak dikuasai membutuhkan waktu lama, tidak bisa langsung terlihat hasilnya.
5.    Musuh alami mempunyai inang yang spesifik sehingga apabila ada hama baru maka perlu dilakukan usaha pengendalian lainnya. 

Secara garis besar musuh alami terbagi dalam tiga golongan utama yaitu predator, patogen dan parasitoid. Cara kerja dari ketiga musuh alami tersebut adalah :
1.    Predator
Memakan mangsanya secara langsung. Beberapa predator yang penting di ekosistem lahan sawah antara lain : Kumbang kubah (Coccinella sp), Kumbang Botol (Ophionea nigrofasciata), Paederus fuscipes, Belalang Bertanduk Panjang (Conocephalus longipennis), Belalang sembah (Mantis religiosa, Capung jarum, capung besar, Laba-laba pemburu atau laba-laba serigala / Lycosa sp.,  Laba-laba bermata tajam / Oxyopes sp., Laba-laba rahang panjang / Tetragnatha spp., Laba-laba kerdil / Atypena formosan, Laba-laba loncat / Phidippus sp., laba-laba bulat, Microvelia douglasi atrolineata Berqroth, Mesovelia vittigera, dan Limnogonus fossarum

2.    Parasitoid
Meletakan telur pada tubuh hewan sasaran, kemudian setelah menetas larvanya menghisap cairan tubuh hewan sasaran tersebut hingga mati. Beberapa parasitoid yang penting di ekosistem lahan sawah antara lain : Tawon Bethylid Goniozus nr. triangulifer Kieffer, Lalat Kepala Besar Pipunculus javanensis de Meijere, Tawon Braconid, Tawon Chalcidoid, Tetrastichus schoenobii dan Telenomus cyrus, Anagrus sp. dan Gonatocerus spp., dan Oligosita sp..
 









3.    Patogen
Masuk ke dalam tubuh hewan sasaran melalui beberapa proses lebih lanjut di dalam tubuh menyebabkan kematian inangnya. Beberapa patogen yang penting di ekosistem lahan sawah antara lain : Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, Hirsutella, Virus nuclear polyhedrosis, dan Virus Granulosis. 






Demikian penjelasan tentang musuh alami yang merupakan sahabat petani di lahan pertanian. Untuk penjelasan per golongan akan dijelaskan pada postingan berikutnya. Semoga bermanfaat.

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Dari berbagai sumber