Keberadaan serangga di
lahan sawah bagi petani sangat identik dengan hama, sehingga mereka akan segera
melakukan aplikasi pestisida kimia demi menjaga tanaman padinya agar dapat
panen. Padahal, tidak semua serangga yang ada di sawah adalah hama. Beberapa
serangga tersebut bahkan membantu petani mengurangi populasi hama di lahan
sawah. Golongan serangga tersebut digolongkan sebagai musuh alami.
Musuh alami adalah
makhluk hidup baik berupa binatang, serangga maupun cendawan yang keberadannya
di lahan sawah mampu menekan perkembangan hama penyakit tanaman. Mereka berada
di atas hama dalam rantai makanan di ekosistem tersebut. Nama lain yang
digunakan dalam penyebutan musuh alami adalah agen hayati. Agen hayati yaitu organisme
yang dalam semua tahap perkembangannya dapat digunakan untuk keperluan
pengendalian hama penyakit tanaman.
Keberadaan musuh alami
di lahan sawah sangat mendukung upaya PHT (Pengelolaan Hama Terpadu) yang ramah
lingkungan. Kelebihan penggunaan musuh alami dalam pengendalian hama penyakit
di lahan pertanian antara lain :
1. Aman artinya tidak menimbulkan
pencemaran lingkungan dan keracunan pada manusia dan ternak.
2. Tidak menyebabkan
resistensi hama, musuh alami bekerja secara selektif terhadap inangnya atau
mangsanya.
3. Bersifat permanen untuk
jangka waktu panjang.
4. Lebih murah, apabila
keadaan lingkungan telah stabil atau telah terjadi keseimbangan antara hama dan
musuh alaminya biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani dapat berkurang.
5. Keseimbangan ekosistem
di alam akan terjaga sehingga tidak terjadi ledakan populasi hama penyakit.
Akan tetapi penggunaan
musuh alami dalam pengendalian hama penyakit tanaman juga memiliki kekurangan,
diantaranya :
1.
Hasilnya sulit diramalkan dalam waktu yang singkat.
2.
Diperlukan biaya yang cukup besar pada tahap awal baik untuk
penelitian maupun untuk pengadaan sarana dan prasarana.
3.
Dalam hal pembiakan di laboratorium kadang-kadang menghadapi
kendala karena musuh alami menghendaki kondisi lingkungan yang kusus
4.
Teknik aplikasi dilapangan belum banyak dikuasai membutuhkan
waktu lama, tidak bisa langsung terlihat hasilnya.
5.
Musuh alami mempunyai inang yang spesifik sehingga apabila ada
hama baru maka perlu dilakukan usaha pengendalian lainnya.
Secara garis besar musuh
alami terbagi dalam tiga golongan utama yaitu predator, patogen dan parasitoid.
Cara kerja dari ketiga musuh alami tersebut adalah :
1. Predator
Memakan mangsanya secara langsung.
Beberapa predator yang penting di ekosistem lahan sawah antara lain : Kumbang kubah
(Coccinella sp), Kumbang Botol (Ophionea nigrofasciata),
Paederus fuscipes, Belalang Bertanduk Panjang (Conocephalus longipennis), Belalang
sembah (Mantis religiosa,
Capung jarum, capung besar, Laba-laba pemburu atau laba-laba serigala /
Lycosa sp., Laba-laba bermata tajam
/ Oxyopes sp., Laba-laba rahang panjang / Tetragnatha spp., Laba-laba kerdil /
Atypena formosan, Laba-laba loncat / Phidippus sp., laba-laba bulat,
Microvelia douglasi atrolineata Berqroth, Mesovelia vittigera, dan
Limnogonus fossarum
2. Parasitoid
Meletakan
telur pada tubuh hewan sasaran, kemudian setelah menetas larvanya menghisap
cairan tubuh hewan sasaran tersebut hingga mati. Beberapa parasitoid yang penting di ekosistem lahan sawah
antara lain : Tawon Bethylid Goniozus nr. triangulifer Kieffer, Lalat Kepala Besar Pipunculus javanensis de Meijere, Tawon Braconid, Tawon
Chalcidoid, Tetrastichus schoenobii
dan Telenomus cyrus, Anagrus sp. dan Gonatocerus
spp., dan Oligosita sp..
3. Patogen
Masuk ke dalam tubuh hewan sasaran melalui beberapa proses
lebih lanjut di dalam tubuh menyebabkan kematian inangnya. Beberapa patogen yang penting di
ekosistem lahan sawah antara lain :
Beauveria
bassiana, Metarhizium anisopliae, Hirsutella,
Virus nuclear polyhedrosis,
dan Virus Granulosis.
Demikian
penjelasan tentang musuh alami yang merupakan sahabat petani di lahan
pertanian. Untuk penjelasan per golongan akan dijelaskan pada postingan
berikutnya. Semoga bermanfaat.
Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar