Jumat, 05 Agustus 2016

MUSUH ALAMI SAHABAT PETANI



Keberadaan serangga di lahan sawah bagi petani sangat identik dengan hama, sehingga mereka akan segera melakukan aplikasi pestisida kimia demi menjaga tanaman padinya agar dapat panen. Padahal, tidak semua serangga yang ada di sawah adalah hama. Beberapa serangga tersebut bahkan membantu petani mengurangi populasi hama di lahan sawah. Golongan serangga tersebut digolongkan sebagai musuh alami.

Musuh alami adalah makhluk hidup baik berupa binatang, serangga maupun cendawan yang keberadannya di lahan sawah mampu menekan perkembangan hama penyakit tanaman. Mereka berada di atas hama dalam rantai makanan di ekosistem tersebut. Nama lain yang digunakan dalam penyebutan musuh alami adalah agen hayati. Agen hayati yaitu organisme yang dalam semua tahap perkembangannya dapat digunakan untuk keperluan pengendalian hama penyakit tanaman. 

Keberadaan musuh alami di lahan sawah sangat mendukung upaya PHT (Pengelolaan Hama Terpadu) yang ramah lingkungan. Kelebihan penggunaan musuh alami dalam pengendalian hama penyakit di lahan pertanian antara lain :
1. Aman artinya tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan keracunan pada manusia dan ternak.
2.   Tidak menyebabkan resistensi hama, musuh alami bekerja secara selektif terhadap inangnya atau mangsanya.
3.    Bersifat permanen untuk jangka waktu panjang.
4. Lebih murah, apabila keadaan lingkungan telah stabil atau telah terjadi keseimbangan antara hama dan musuh alaminya biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani dapat berkurang.
5.  Keseimbangan ekosistem di alam akan terjaga sehingga tidak terjadi ledakan populasi hama penyakit. 

Akan tetapi penggunaan musuh alami dalam pengendalian hama penyakit tanaman juga memiliki kekurangan, diantaranya :
1.    Hasilnya sulit diramalkan dalam waktu yang singkat.
2.    Diperlukan biaya yang cukup besar pada tahap awal baik untuk penelitian maupun untuk pengadaan sarana dan prasarana.
3.    Dalam hal pembiakan di laboratorium kadang-kadang menghadapi kendala karena musuh alami menghendaki kondisi lingkungan yang kusus
4.    Teknik aplikasi dilapangan belum banyak dikuasai membutuhkan waktu lama, tidak bisa langsung terlihat hasilnya.
5.    Musuh alami mempunyai inang yang spesifik sehingga apabila ada hama baru maka perlu dilakukan usaha pengendalian lainnya. 

Secara garis besar musuh alami terbagi dalam tiga golongan utama yaitu predator, patogen dan parasitoid. Cara kerja dari ketiga musuh alami tersebut adalah :
1.    Predator
Memakan mangsanya secara langsung. Beberapa predator yang penting di ekosistem lahan sawah antara lain : Kumbang kubah (Coccinella sp), Kumbang Botol (Ophionea nigrofasciata), Paederus fuscipes, Belalang Bertanduk Panjang (Conocephalus longipennis), Belalang sembah (Mantis religiosa, Capung jarum, capung besar, Laba-laba pemburu atau laba-laba serigala / Lycosa sp.,  Laba-laba bermata tajam / Oxyopes sp., Laba-laba rahang panjang / Tetragnatha spp., Laba-laba kerdil / Atypena formosan, Laba-laba loncat / Phidippus sp., laba-laba bulat, Microvelia douglasi atrolineata Berqroth, Mesovelia vittigera, dan Limnogonus fossarum

2.    Parasitoid
Meletakan telur pada tubuh hewan sasaran, kemudian setelah menetas larvanya menghisap cairan tubuh hewan sasaran tersebut hingga mati. Beberapa parasitoid yang penting di ekosistem lahan sawah antara lain : Tawon Bethylid Goniozus nr. triangulifer Kieffer, Lalat Kepala Besar Pipunculus javanensis de Meijere, Tawon Braconid, Tawon Chalcidoid, Tetrastichus schoenobii dan Telenomus cyrus, Anagrus sp. dan Gonatocerus spp., dan Oligosita sp..
 









3.    Patogen
Masuk ke dalam tubuh hewan sasaran melalui beberapa proses lebih lanjut di dalam tubuh menyebabkan kematian inangnya. Beberapa patogen yang penting di ekosistem lahan sawah antara lain : Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, Hirsutella, Virus nuclear polyhedrosis, dan Virus Granulosis. 






Demikian penjelasan tentang musuh alami yang merupakan sahabat petani di lahan pertanian. Untuk penjelasan per golongan akan dijelaskan pada postingan berikutnya. Semoga bermanfaat.

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Dari berbagai sumber




Tidak ada komentar:

Posting Komentar