Selasa, 29 Agustus 2017

OPTIMALISASI BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PEMANFAATAN AKAR NAFAS DAN PADUAN APLIKASI SUPER KOMPOS DENGAN HORMON TANAMAN


Rekayasa teknologi pertanian dewasa ini perlu dilakukan oleh para petani di lapangan, dalam rangka mencapai titik optimal potensi panen. Demikian halnya pada budidaya tanaman pangan jagung. Jika hanya mengandalkan metode konvensional yang turun-temurun dilakukan, maka hasil panen yang diperoleh tidak akan dapat memenuhi kebutuhan jagung yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Petani harus melakukan terobosan inovasi serta melangkah secara cermat dan cerdas dalam kegiatan budidaya jagung jika tidak ingin menanggung rugi, bahkan dapat meningkatkan hasil panen yang bertujuan akhir pada peningkatan kesejahteraan petani.

Langkah yang bisa ditempuh petani jagung untuk mencapai hasil panen yang optimal antara lain dengan pemanfaatan akar nafas (brace root) / akar tambahan (adventitive root) / akar ruas dan aplikasi super kompos yang dipadukan dengan hormon tanaman lengkap.

Yang dimaksud dengan akar nafas (brace root) / akar tambahan (adventitive root) / akar ruas pada tanaman jagung adalah tonjolan-tonjolan yang keluar dari buku-buku atau ruas-ruas batang jagung yang berada di atas permukaan tanah, biasanya berukuran lebih besar dari akar biasa dan lebih kaku. Akar nafas bukan sekedar hiasan. Memang belum ada literatur ataupun penelitian yang terfokus pada akar nafas tanaman jagung, tapi berdasarkan pengalaman di lapangan yang berawal dari coba-coba terbukti ada hal unik dan special dari akar nafas.

Akar nafas jika dibiarkan maka akan tetap pendek dan hanya berfungsi sebagai alat menyerap tambahan oksigen. Akan tetapi jika petani mau melakukan sedikit langkah (treatment) yaitu menutup 2 (dua) sampai 3 (tiga) ruas akar nafas dengan tanah dicampur dengan super kompos (membumbun), maka hasilnya akan sangat berbeda jauh. Penimbunan tersebut akan mengubah akar nafas menjadi memanjang dan melakukan fungsinya menyerap nutrisi dan air dari dalam tanah. Dengan demikian akan menambah kekuatan bagi tanaman jagung untuk membentuk seluruh potensi tongkol-tongkol buah yang memang sudah ada di beberapa ketiak daun.




Secara kasar dapat dikatakan bahwa treatment pembumbunan khusus tersebut berbanding lurus terhadap jumlah tongkol yang dihasilkan per tanaman jagung, yang secara otomatis berbanding lurus terhadap volume produksi (panen jagung) pada luasan lahan yang sama. Hal tersebut secara logis dapat dijelaskan, yaitu adanya peningkatan jumlah translokasi nutrisi dari lahan ke tanaman. Praktek pemanfaatan akar nafas sudah dilaksanakan oleh Ir. H. Dian Kusumanto di Nunukan Kalimantan Timur, di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia.

Sedangkan super kompos yang digunakan merupakan kombinasi unik antara bahan organik dari kotoran hewan dengan pupuk anorganik dari pabrikan dengan komposisi tertentu, yang difermentasi menggunakan bakteri dekomposer.

Komposisi Super Kompos :
·      Bahan organik dari kotoran hewan 20 zak
·      Pupuk Urea/ZA 1 zak
·      Pupuk Phonsa 1 zak
·      Kapur Pertanian (dolomit) 1 zak
·      Bakteri dekomposer + tetes tebu (molase)

Cara pembuatan Super Kompos sama saja dengan pembuatan kompos pada umumnya, yaitu bahan-bahan dicampur dan dibuat berlapis-lapis, pada setiap lapisan disemprot dengan bakteri dekomposer yang sudah dicampur dengan tetes tebu (molase), selanjutnya ditutup menggunakan karung. Perlakuan pembalikan dan pengadukan kompos pada hari ke-4 (empat) dan ke-7 (tujuh). Super Kompos yang “matang” sempurna dicirikan dengan kondisi kompos remah, dingin, tidak berbau busuk, cenderung pedas di mata (sempriwing seperti aroma balsem).

Proses fermentasi selain mengubah kotoran hewan menjadi pupuk kompos “matang” juga mampu mengubah senyawa pupuk anorganik dari Urea/ZA, Phonska dan Kapur Pertanian menjadi lebih cepat diserap oleh tanaman, dibandingkan dengan pupuk anorganik yang tanpa dilakukan fermentasi.
Pupuk Kompos Super diberikan sejak awal serta pada saat pembumbunan akar nafas. Umur 21 hari dan 56 hari setelah tanam. Pengairan juga wajib dilakukan setiap minggu dimusim panas, dengan cara dibanjiri (di-leb).

Efek dari aplikasi Kompos Super pada budidaya jagung sangat baik yaitu hampir 2 (dua) kali lipat pada fase vegetatif dibandingkan dengan tanpa aplikasi. Lahan uji Kompos Super pada Budidaya Jagung ada di Kecamatan Tersono.

Hormon Tanaman atau disebut juga ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil mampu mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan.

Hormon Tanaman Lengkap merupakan paduan antara auksin, sitokinin dan giberelin, serta unsur hara mikro lengkap yang diaplikasikan ke tanaman jagung melalui semprot. Masing-masing hormon bekerja sesuai dengan fungsinya sesuai fase tanaman. Efek yang didapatkan adalah fase vegetatif dan generatif yang optimal sehingga dicapai hasil panen yang optimal pula. Tekonologi ini sudah diujicoba di Sulawesi bagian Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Karawang, Bandung sampai Merauke oleh para petani jagung dengan hasil yang sangat memuaskan.

Demikian pembahasan mengenai Optimalisasi Budidaya Jagung Pemanfaatan Akar Nafas Dan Paduan Aplikasi Super Kompos dengan Hormon Tanaman. Semoga informasi yang disampaikan dapat menambah pengetahuan serta wawasan kita dalam kegiatan budidaya pertanian khususnya tanaman jagung. Marilah kita terus bergerak berinovasi berusaha menyesuaikan perkembangan zaman, dengan tetap tidak melupakan kearifan lokal.

Oleh : ADITYA REZA KUSUMA, SE.
           Penyuluh Pertanian Swadaya BPP Kec.Tersono

           Dari berbagai sumber

Jumat, 18 Agustus 2017

WASPADAI PANGAN YANG MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA








Pangan yang ada di sekitar kita belum tentu memenuhi standar keamanan pangan. Masih banyak dijumpai bahan pangan tersebut mengandung bahan berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan. Berikut akan dipaparkan beberapa bahan berbahaya yang sering digunakan oleh produsen pangan nakal yang patut kita waspadai.   

1.  FORMALIN

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk, biasa digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis, desinfektan umtuk peralatan rumah sakit, dan pengawet mayat. Formalin dilarang digunakan untuk pengawet  pangan.
Formalin sangat berbahaya :
-       Jika terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan.
-       Jika mengenai kulit dapat menyebabkan luka bakar dan reaksi alergi.
-     Jika tertelan akan menyebabkan rasa terbakar pada mulut, tenggorokan dan perut, sakit bila menelan, mual, muntah, sakit kepala, kejang hingga koma.

Formalin dapat merusak hati, jantung, otak, ginjal, dan syaraf. Konsumsi dalam jangka panjang akan menyebabkan kanker.

Beberapa penyalahgunaaan formalin pada bahan pangan diantaranya di mie basah, tahu, ikan segar dan ikan asin.

Ciri – ciri pangan mengandung formalin :
a.  Pada mie basah : tidak lengket, lebih mengkilat, berbau menyengat khas formalin, bertahan lebih dari 1 hari pada suhu ruang.
b.  Pada tahun            :  tidak mudah hancur, berbau menyengat khas formalin, bertahan lebih dari 1 hari pada suhu ruang.
c.   Ikan asin, ikan segar dan daging segar : berbau menyengat khas formalin, tidak dihinggapi lalat.

2.  BORAKS

Boraks adalah senyawa kimia bernama Natrium tetraborat (Na2B4O710H2O), berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Bahan ini biasanya digunakan untuk pembuatan detergen, mengurai kesadahan air dan antiseptik. Boraks dilarang digunakan untuk pangan. Salah satu turunannya yang sering disalahgunakan adalah bleng.

Boraks sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mata dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa iritasi pada kulit dan mata, mual, sakit kepala, dan nyeri hebat pada perut bagian atas. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ginjal, kegagalan sistem sirkuasi akut bahkan kematian.

Beberapa penyalahgunaan boraks pada bahan pangan diantaranya di bakso, mie basah, cilok, otak – otak, lontong dan kerupuk gendar.

Ciri – ciri bakso, mie basah, cilok, otak – otak, dan lontong yang mengandung boraks adalah teksturnya sangat kenyal, tidak lengket dan tidak mudah putus.
Sedangkan kerupuk gendar yang mengandung boraks bertekstur sangat renyah dan terasa getir.

3.  RHODAMIN B & METHANYL YELLOW


Rhodamin B adalah pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Pewarna ini biasa digunakan untuk industri tekstil dan kertas, dilarang untuk pewarna pangan.

Sedangkan methanyl yellow adalah pewarna sintetis berwarna kuning kecoklatan dan berbentuk padat atau serbuk yang digunakan untuk pewarna tekstil dan cat, dilarang untuk pewarna pangan.

Rhodamin B dan methanyl yellow bila tertelan dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, jika terpapar pada bibir dapat menyebabkan bibir pecah – pecah, kering, gatal, bahkan kulit bibir terkelupas.

Bahaya kronis akibat konsumsi jangka panjang menyebabkan gangguan fungsi hati, gangguan kandung kemih, bahkan kanker.

Beberapa penyalahgunaan rhodamin B dan methanyl yellow pada bahan pangan diantaranya di kerupuk, terasi, gulali, dan sirup berwarna merah dan kuning.

Ciri – ciri pangan mengandung rhodamin B dan methanyl yellow yaitu :
-       Warna merah / kuning mencolok dan cenderung berpendar.
-       Banyak memberikan titik – titik warna tidak merata.


Oleh      : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Sumber : Badan Pom.