Jumat, 17 Februari 2023

PUPUK ALTERNATIF UNTUK TANAMAN PADI

      


Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam budidaya padi. Untuk menghasilkan produksi yang tinggi, pemberian pupuk pada padi bersifat mutlak. Unsur N, P, dan K yang menjadi unsur hara makro untuk pertumbuhan tanaman termasuk padi harus tersedia di lahan pertanian. Oleh karena itu petani perlu melakukan pemupukan secara berkala minimal 2 kali pada satu musim tanam dalam budidaya padi nya.

Pupuk bersubsidi yang biasa digunakan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada budidaya padi saat ini keberadaannya makin sulit diperoleh. Apalagi dengan pemberlakuan kartu tani 100 % untuk penebusan pupuk bersubsidi yang semakin mempersulit pembelian pupuk. Sering terjadi pemberian pupuk telat dilakukan karena pupuk bersubsidi di kios stok nya habis. Padahal waktu pemupukan yang tepat juga sangat mempengaruhi hasil produksi padi. Petani memerlukan pupuk alternatif untuk tanaman padi.

                   Beberapa alternatif yang dapat dilakukan oleh petani untuk mengatasi susahnya memperoleh pupuk bersubsidi adalah dengan penggunaan pupuk non subsidi ataupun penggunaan pupuk organik. Hal tersebut sudah di ketahui oleh petani namun banyak petani yang belum melaksanakannya. Mereka berkeberatan dengan harga pupuk non subsidi yang 2 – 3 x lebih mahal dari pupuk bersubsidi. Sedangkan untuk pupuk organik, petani belum percaya pada hasilnya karena tidak bisa lansung dirasakan. Mereka juga merasa penggunaan pupuk organik terlalu ribet dalam penyiapan maupun aplikasinya.  Namun untuk saat ini kedua alternatif tersebut lah yang dapat dijadikan sebagai solusi susahnya memperoleh pupuk bersubsidi. Berikut akan di bahas satu per satu tentang hal tersebut.

1.  Penggunaan Pupuk Non Subsidi

Pupuk non subsidi adalah pupuk yang harganya tidak di subsidi oleh pemerintah sehigga lebih mahal dari pupuk bersubsidi. Tersedia berbagai macam produk pupuk non subsidi yang ada di pasaran.

Petani padi enggan menggunakan pupuk bersubsidi karena harganya yang 2 – 3 x pupuk subsidi. Akan tetapi petani sayur lebih banyak menggunakan pupuk non subsidi karena kualitas nya jauh lebih bagus. Penggunaan pupuk non subsidi pada tanaman sayur meningkatkan hasil panen yang sangat signiifkan.

Petani padi bisa menggunakan dosis pemberian pupuk lebih sedikit dari penggunaan biasanya untuk mengurangi biaya produksi bila menggunakan pupuk non subsidi.

2.  Penggunaan Pupuk Organik

Pupuk organik sebenarnya sudah banyak di gunakan oleh petani yang menerapkan prinsip pertanian organik. Berbagai macam produk pupuk organik, khususnya pupuk organik cair sudah ada di pasaran. Akan tetapi, petani tidak tertarik menggunakan pupuk organik karena hasilnya tidak dapat langsung terlihat di tanaman.

Namun dengan kondisi pupuk bersubsidi tidak dapat diperoleh pada waktu yang dibutuhkan, penggunaan pupuk organik dapat dijadikan sebagai alternatif untuk memperoleh solusi dari permasalahan tersebut. Apalagi bahan – bahan yang diperlukan untuk pembuatan pupuk organik ada di sekitar petani. Hanya butuh usaha dari petani untuk mengumpulkan dan membuatnya, tanpa mengeluarkan uang yang banyak. Apalagi bila bahan organik yang digunakan adalah jerami padi yang selama ini sering di anggap sebagai limbah pertanian.

Jerami padi bila di olah menjadi pupuk kompos dapat mengembalikan unsur hara penting seperti N,P, dan K ke tanah. Sekitar 40% N, 30-35% P, 80-85% K, dan 40-50% S tetap dalam sisa bagian vegetatif tanaman. Jerami juga merupakan sumber hara mikro penting seperti seng (Zn) dan silikon (Si). Pembenaman tunggul dan jerami ke dalam tanah merupakan upaya mengembalikan sebagian besar hara yang telah diserap tanaman dan membantu pelestarian cadangan hara tanah dalam jangka panjang. Sutanto (2002) menyatakan bahwa pembakaran jerami dapat menyebabkan kehilangan unsur hara N mencapai 93 % dan K sebesar 20 %. Hal itu tentu sangat disayangkan bila terus dilakukan.

Pupuk organik padat yang sering digunakan pada budidaya tanaman padi adalah yang berasal sari kotoran ternak, baik ayam, kambing maupun sapi. Ketiga kotoran ternak tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing. Ketiganya baik di gunakan unuk menambah unsur hara pada lahan pertanian asalkan telah benar – benar matang baik melalui proses fermentasi buatan maupun alami. Pupuk organik yang belum matang sempurna malah akan memberi dampak yang kurang baik bagi tanaman.

Selain pupuk organik padat, pupuk organik cair juga dapat digunakan untuk pemupukan tanaman padi. Produk – produk pupuk organik cair yang ada di pasaran sering mengunggulkan kandungan mikroba yang terkandung di dalamnya. Apabila petani merasa keberatan untuk membeli pupuk organik cair yang ada di pasaran, petani dapat membuat sendiri dengan bahan yang ada di sekitar dan tujuan penggunaannya.

Aplikasi pupuk organik cair dapat disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman padi sehingga lebih tepat sasaran. Pupuk organik cair yang mengandung unsur N tinggi dapat diberikan pada tanaman padi yang masih dalam fase vegetatif. Sedangkan pupuk organik cair yang mengandung unsur P dan K  tinggi dapat diberikan pada fase generatif.

                        Dengan menggunakan pupuk organik, kebutuhan pupuk anorganik dalam hal ini pupuk bersubsidi dapat dikurangi sedikit demi sedikit. Efek penggunaan pupuk organik memang tidak dapat langsung terlihat dalam waktu dekat, namun dalam waktu yang lama dapat memperbaiki kondisi lahan pertanian sehingga mampu meningkatkan hasil produksi.

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Dari berbagai sumber