Kamis, 17 Oktober 2024

PERAWATAN JERUK PASCA BERBUAH

 


Jeruk merupakan buah meja yang sangat mudah dijumpai di pasaran. Sejak tahun 2018, Kabupaten Batang mulai mengembangkan komoditas tersebut bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Subtropis (Balitjestro). Jeruk yang dikembangkan di Kecamatan Tersono tergolong dalam jenis jeruk siam.

Jeruk siam berasal dari Siam (Myanmar) dan memiliki kulit buah yang lebih tipis dari jeruk lainnya. Karakteristik lainnya adalah daging buahnya tidak berongga dan memiliki kandungan air yang tinggi, kulit buahnya berwarna hijau kekuningan. Produksinya dapat mencapai 1000-2000 buah/pohon/tahun dan merupakan jenis jeruk yang paling banyak dikembangkan petani di Indonesia (sekitar 70-80%).

Setelah berbuah, jeruk membutuhkan perawatan khusus agar produksi tanaman dapat terjaga dan kondisi tanaman tetap sehat. Setiap tanaman yang menghasilkan buah maka kondisi unsur hara pada tanaman tersebut sangat terkuras sehingga membutuhkan perlakuan khusus. Dua hal yang paling penting dalam perawatan tanaman jeruk pasca berbuah adalah pemangkasan pemeliharaan dan pemupukan.

1.     Pemangkasan Pemeliharaan

            Pemangkasan pemeliharaan adalah pemangkasan yang dilakukan pada tanaman yang sudah berproduksi dan berguna untuk mengatur produksi dan menjaga kesehatan tanaman. Pemangkasan pemeliharaan yang dilakukan pada saat produksi tinggi tidak boleh terlalu banyak karena pada kondisi ini karbohidrat (nutrisi) banyak yang hilang terangkut melalui panen.

            Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada tanaman jeruk pasca berbuah dengan tujuan untuk :

1.  Menyeimbangkan pertumbuhan vegetatif dan generatif.

2.  Menjaga bentuk tanaman

3.  Menjaga kesehatan tanaman

4.  Menstabilkan produksi buah.

       Adapun ranting yang perlu dipangkas adalah tunas liar yang tumbuh di batang, tunas air pada percabangan pokok, ranting yang terkena penyakit, bekas tangkai buah, ranting yang tumpang tindih, dan tunas yang tumbuh ke arah dalam tajuk, dan ranting dengan sudut sempit.

Manfaat dari pemangkasan pemeliharaan adalah :

(1) Mempertahankan bentuk arsitektur pohon dari bentuk format bakunya,

(2)  Mengurangi terjadinya fluktuasi pembuahan tahunan,

(3) Mempertahankan iklim mikro ideal di sekitar tanaman dengan minimal 30% sinar matahari dapat menembus ke bagian dalam tajuk tanaman, sehingga kondisi tanaman dan kebun tidak terlalu lembab yang dapat mengurangi tingkat serangan hama dan terutama penyakit,

(4) Mengefisienkan pemeliharaan kebun,

(5) Meningkatkan umur produktif pohon dan

(5) Menghilangkan ranting-ranting rusak.

             Pada umumnya batang pohon jeruk siam yang dibudidayakan secara komersial mempunyai tinggi antara 2,5-3,0 m. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah petani dalam pemeliharaan tanaman (pengendalian OPT) dan pemanenan buah. Apabila pemanenan buah jeruk dilakukan tanpa pemotongan dahan, maka perlu dilakukan pemotongan tangkai pendukung buah agar memicu lebih banyak cabang.

            Tanaman jeruk yang baik memiliki bentuk yang simetris dengan cabang dan ranting tanaman tidak ada yang tumpang tindih dan batang utama terkena sinar matahari.


2.     Pemupukan

            Selain air, paling sedikit ada 12 macam unsur esensial yang dibutuhkan tanaman jeruk diambil dari dalam tanah. Pertama, unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak (makro primer), meliputi nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).  Kedua, unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak hanya pada kondisi tertentu (makro sekunder), meliputi kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan belerang (S).  Ketiga, unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tetapi bila kekurangan akan mempengaruhi produksi dan kelangsungan hidup tanaman (mikro), meliputi besi (Fe), seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu), boron (B) dan molibdenum (Mo). Kebutuhan unur mikro biasanya bisa terpenuhi jika tanah diberi pupuk kandang secara teratur.

            Penambahan pupuk kandang/bahan organik secara teratur dapat meningkatkan C organik tanah yang berguna memperbaiki kesuburan fisik, kimia maupun biologi tanah, serta sebagai sumber unsur hara makro dan mikro.  Tanaman berumur 1 – 4 tahun diberi pupuk kandang sebanyak 20 – 40 kg per pohon dan selanjutnya sebanyak  40 – 60 kg per pohon.   Kotoran sapi merupakan salah satu jenis pupuk kandang yang baik untuk memenuhi kebutuhan unsur mikro. Sebaliknya jika diberi kotoran ayam berlebihan dapat menyebabkan defisiensi Zn karena kotoran ayam mengandung P tinggi. Pupuk kandang diaplikasikan dengan membenamkan ke dalam tanah agar tidak terjadi penguapan unsur hara.

            Untuk pembungaan berikutnya, aplikasi pupuk kandang perlu dilakukan 2 bulan sebelum panen. Sedangkan aplikasi pupuk kandang setelah panen tidak mempengaruhi pembungaan tetapi untuk mendukung perkembangan bunga dan buah. Pastikan tanah dalam keadaan lembab agar proses penyerapan unsur hara oleh tanaman berjalan lancar.

            Rekomendari dosis pemupukan untuk tanaman jeruk yang berumur dibawah 5 tahun yaitu :

Demikian pembahasan tentang perawatan pada jeruk pasca berbuah. Semoga bermanfaat. 

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.

REFERENSI :

1.   Endarto, O dan E. Martini. 2016. Pedoman Budidaya Jeruk Sehat. Bogor. IPB. Balitjestro bekerja sama dengan Agfor Sulawesi. World Agroforestry Centre.

2. http://bali.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/706-tingkatkan-produksi-jeruk-dengan-pemangkasan-tanaman

3.      http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/pemangkasan-pada-tanaman-jeruk/

4.      http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/rekomendasi-pemupukan-untuk-tanaman-jeruk/


Jumat, 11 Oktober 2024

IRIGASI PERPOMPAAN


Air merupakan faktor penting dalam budidaya pertanian, tanpa adanya ketersediaan air yang cukup, maka tanaman yang dibudidayakan tidak akan tumbuh dan berproduksi secara optimal. Secara alami kebutuhan air untuk tanaman dapat dipenuhi dari air hujan dan sistem irigasi. Namun, kenyataannya ketersediaan air tidak merata sepanjang waktu dan setiap tempat. Di beberapa tempat dan dalam waktu-waktu tertentu jumlah air hujan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, serta masih banyak lokasi pertanaman yang berada di luar sistem daerah irigasi di mana distribusi airnya belum dikelola secara teratur. Kondisi ini menyebabkan indeks pertanaman menjadi terbatas pada setiap tahunnya.

Dalam rangka upaya khusus peningkatan produksi padi yaitu dengan melakukan percepatan tanam dan pemanfaatan potensi penambahan tanam padi di lahan sawah tadah hujan. Salah  satu program yang mampu menyediakan kebutuhan air untuk percepatan dan penambahan luas tanam tersebut adalah Irigasi Perpompaan. Menurut Kementerian Pertanian, irigasi perpompaan dinilai mampu secara cepat menyediakan kebutuhan air irigasi lahan padi terutama untuk lahan – lahan yang tidak terjangkau layanan irigasi seperti lahan sawah tadah hujan. Peningkatan ketersediaan air irigasi ini memiliki dampak langsung terhadap peningkatan luas areal tanam. Kegiatan irigasi perpompaan ini merupakan upaya Kementerian Pertanian dalam menyelamatkan ketersediaan pangan di tahun 2024 dan secara berkelanjutan dalam mengantisipasi dampak kekeringan di masa mendatang.

Untuk mendukung upaya tersebut, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian membantu petani pemakai air dan masyarakat petani yang memiliki potensi pemanfaatan pompa untuk penambahan areal tanam dengan bantuan keuangan pembangunan infrastruktur irigasi perpompaan.

Maksud dari kegiatan Irigasi Perpompaan adalah meningkatkan ketersediaan air untuk percepatan tanam dan penyelamatan tanaman eksisting yang terkena kekeringan. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan ketersediaan air irigasi melalui pengembangan irigasi perpompaan. Dengan meningkatnya ketersediaan air sebagai suplesi irigasi pada daerah persawahan yang berdekatan dengan sumber air yang dapat dipompadiharapkan dapat meningkat indeks pertanaman dan produksi tanaman padi pada lahan sawah, terutama pada sawah tadah hujan dan sawah yang kekurangan air irigasi.

Lokasi kegiatan irigasi perpompaan diprioritaskan pada lahan sawah tadah hujan yang pernah / masih ditanami komoditas tanaman padi, sering mengalami masalah defisit air irigasi untuk pertanaman, memiliki kriteria indeks pertanaman padi dibawah 2 kali setahundan tersedia sumber air (sungai, mata air, saluran pembuang, maupun air tanah) yang dapat dipompa secara secara berkelanjutan untuk pertanaman padi. Penentuan lokasi kegiatan irigasi perpompaan memerlukan pertimbangan kondisi sumber air yang akan diambil airnya dan lokasi lahan pertanian yang membutuhkan air irigasi. Pastikan sumber air tetap memiliki suplai air walaupun terjadi kemarau panjang. Hal tersebut dikarenakan keberadaan irigasi perpompaan merupakan sarana pembantu penyedia air irigasi lahan pertanian pada waktu terjadi kesulitan air atau musim kemarau.

Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara swakelola oleh P3A/GP3A/ Poktan/Gapoktan secara bergotong royong dengan tahapan pelaksanaan konstruksi adalah sebagai berikut :

1)    Pekerjaan persiapan

Pekerjaan persiapan, meliputi pengukuran lahan dan pembersihan lokasi. Pembersihan lokasi dilakukan secara gotong royong oleh anggota kelompok secara bersama-sama dengan dikoordinir oleh ketua kelompok atau PPL setempat.

2)    Pembelian Bahan Material

Pembelian bahan material dilakukan oleh UPKK atau beserta para pengurus kelompok di toko bahan material terdekat dan disimpan terlebih dahulu di salah satu rumah anggota yang terdekat dengan lokasi kegiatan. Pembelian bahan material harus sesuai dengan spesifikasi atau rincian material dan barang yang telah disepakati dan disetujui dalam RUKK dan dibuktikan dengan kuitansi pembelian.

3)    Mobilisasi Alat dan Tenaga Kerja

       Mobilisasi alat dilakukan setelah lokasi benar telah siap. Mobilisasi alat harus mengakomodasi jarak dan trasnportasi sampai dengan lokasi kegiatan. Untuk  tenaga  kerja  diharapkan  dari  partisipasi  anggota P3A/GP3A/Poktan/Gapoktan. Partisipasi dari anggota dapat diberikan insentif tenaga kerja yang nilainya ditentukan berdasarkan musyawarah antara  P3A/GP3A/Poktan/Gapoktan dan harus tertulis dalam RUKK. Jadwal kebutuhan tenaga kerja harus disesuaikan dengan target jumlah dan  waktu.

4)    Konstruksi

Pelaksanaan konstruksi Irigasi Perpompaan dilaksanakan secara swakelola oleh P3A/GP3A/Poktan/Gapoktan secara bergotong royong dengan memanfaatkan partisipasi dari anggotanya. Pelaksanaan disesuaikan dengan pekerjaan yang dibutuhkan, meliputi antara lain:

a)    Pompa air dan alat kelengkapannya;

Pompa air yang digunakan adalah pompa air dengan kapasitas :

      Jenis pompa sentrifugal ataupun pompa submersible dengan penggerak bensin/diesel/listrik yang mampu memberikan suplesi air irigasi seluas minimal 10 ha untuk sumber air permukaan dan minimal 5 ha untuk sumber air tanah.

      Pompa air yang dibeli harus memiliki SNI atau minimal sudah memiliki Test Report yang masih berlaku dari lembaha pengujian alsintan terakreditasi, dan atau memiliki standar Tingkat Komponen Dalam Negeri.

b)    Rumah pompa;

Rumah pompa dapat dibangun untuk melindungi pompa dan mesinnya dari kerusakan dan resiko keamanan. Kontruksi dan ukuran rumah pompa dapat disesuakan dengan kebutuhan dan konndisi di lapang. Perencanaan pembangunan rumah pompa juga harus memperhatikan kondisi sumber air. Apabila sumber air berasal dari sungai maka harus dipastikan bahwa bangunan rumah pompa yang akan dibangun berada pada daerah diluar jangkauan arus air pada waktu banjir. Keamanan lokasi juga menjadi faktor pertimbangan demi kelangsungan kegiatan.

c)    Bak penampung;

Bak penampung dapat dibangun apabila dibutuhkan sebagai penampungan air sementara sebelum disalurkan dan membantu tekanan air untuk didistribusikan secara lancar.

d)    Jaringan distribusi;

Jaringan distribusi air dari pompa ke lahan, baik dalam bentuk saluran terbuka maupun tertutup dapat dibuat sesuai kebutuhan.

Pemanfaatan irigasi perpompaan akan lebih optimal apabila petani pemilik lahan pertanian yang teraliri irigasi perpompaan sepakat menggunakannya secara bergilir sehingga mengurangi beban kerja pompa airnya. Perlu adanya jadwal piket penggunaan air dan iuran per petani pengguna manfaat irigasi perpompaan untuk biaya pembelian bahan bakar minyak serta biaya pemeliharaan pompa. Dengan demikian maka keberadaan irigasi perpompaan di daerah tersebut dapat dimanfaatkan dengan optimal dan dijaga kondisinya sehingga dapat beroperasi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.

REFERENSI :

1.    Dirjen PSP. 2024. Petunjuk Teknis Irigasi Perpompaan Tahun 2024 Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI. Jakarta.

2.    Dinas Pertanian Dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. 2024. Petunjuk Pelaksanaan Irigasi Perpompaan. Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi Pertanian APBN Tugas Pembantuan TA. 2024.