Rabu, 13 April 2016

OBAT TRADISIONAL UNTUK TERNAK KAMBING





Bagi peternak di pedesaan untuk mengobati ternak yang sakit sering mengalami kesulitan, karena jauh dari kota (toko obat) dan harga obat yang terlalu mahal, sehingga sulit terjangkau oleh peternak. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dicari alternatif lain yaitu dengan menggunakan obat tradisional yang ada dan dapat dilakukan peternak serta harganya murah. Namun demikian usaha pencegahan juga perlu dilakukan dengan menjaga kebersihan ternak dan lingkungannya, pemberian pakan yang cukup (kualitas dan kuantitas), bersih dan tidak beracun. Tips berikut untuk mengatasi berbagai penyakit yang sering menyerang kambing melalui pengobatan tradisional

MENINGKATKAN STAMINA/DAYA TAHAN TUBUH/STRESS
Meningkatkan stamina, daya tahan tubuh dan strees kambing penting untuk dijaga bahkan ditingkatkan. Ternak kambing yang habis dari perjalanan jauh, perubahan musim dan masih dalam proses adaptasi atau penyesuaian lingkungan baru kambing akan mengalami penurunan stamina, daya tahan tubuh dan stress yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan ternak kambing mudah terserang penyakit bahkan berakibat pada kematian.
Tanda klinis :
Kambing menjadi lesu dan tidak bergairah. Nafsu makan berkurang bahkan hilang. Kambing terlihat sering duduk-duduk.
Pencegahan :
Tempatkan kambing pada kandang/lokasi yang teduh. Hindari kegaduhan atau kegiatan yang membuat ternak kaget. Berikan pakan sesuai daerah asal (ramban yang sudah layu ± 3 jam).
Pengobatan jamu :
1.  Larutkan gula merah ¼ kg dicampur asam jawa secukupnya. Jamu ini diberikan setelah kambing sampai di kandang atau dari perjalanan jauh (pra droping), cuaca di sekitar kandang memburuk (terik panas/hujan) dan pada saat satu bulan pertama droping/adaptasi. Jamu ini diberikan 1 satu minggu satu kali dan dua hari berturut-turut sesaat setelah droping.
2.  Madu ¼ gelas dicampur dengan kuning telur itik 1 butir. Berikan jamu ini dengan cara diminumkan.
3.  Dapat juga Kambing di suntikkan neurobion / vit B komplek yg di jual di Apotek

MENINGKATKAN NAFSU MAKAN
Dengan meningkatnya nafsu makan kambing maka produktifitasnya akan meningkat dan ternak dapat terjaga stamina, daya tahan tubuh, strees dan penyakit. Untuk itu, upaya meningkatkan nafsu makan perlu terus dilakukan. Adapun jamu berikut dapat dipilih untuk meningkatkan nafsu makan.
1.  Daun talas 3 lembar dan garam dapur 3 sendok makan direbus selama 15 menit. Daun yang sudah matang dijadikan untuk tiap ekor kambing.
2.  Kencur segar 1 ons, diparut dan dicampur kuning telur ayam 1 butir, Jamu ini diberikan setiap 3 hari sekali sampai kondisi makan kambing normal.
3.  Daun buni, umbi lempuyang gajah dan terasi secukupnya ditumbuk hingga halus, lalu ditambah sedikit air matang. Ramuan ini diperas dan diambil sarinya dan airnya diberikan pada kambing.
4. Mentimun 2 buah diparut, lalu dicampur garam dapur, asam jawa, terasi dan air secukupnya. Ramuan ini siap diberikan pada kambing untuk sekali pemberian.
5.  Daun buni 5 lembar, lengkuas sebesar ibu jari, terasi dan garam dapur secukupnya ditumbuk hingga halus lalu ditambahkan air secukupnya. Ramuan ini diperas dan airnya disaring dan diberikan pada 2 ekor kambing.
6.  Pucuk daun durian 5 lembar, daun buni 5 lembar, daun dadap serep 5 lembar, terasi dan garam dapur secukupnya kemudian bahan ini dihaluskan. Tambahkan sedikit air dan airnya diperas. Air perasan ini diberikan pada 2 ekor kambing. 

PERUT KEMBUNG
Kembung (bloat) disebabkan oleh penimbunan gas dalam perut akibat proses fermentasi berjalan cepat. Tingginya akumulasi gas menekan organ dalan tubuh sehingga menimbulkan kesakitan, pernapasan dengan mulut terbuka atau frekuensi pernapasan tinggi, serta frekuensi buang air besar dan kencing meningkat. Agar ternak terhindar dari perut kembung, hindari pemberian pakan kambing sebagai berikut :
Pakan hijauan yang masih terlalu muda, banyak mengandung air atau terlalu basah, baik terkena air hujan atau embun. Maka sebaiknya kambing diberi pakan hijauan yang sudah kering dari embun pagi. Pakan dari bahan pakan yang mudah dan cepat difermentasi seperti kol, lobak dan wortel secara berlebihan. Pakan biji-bijian yang tergiling halus terlalu banyak, tetapi kuarang mendapat hijauan berserat.
Pakan leguminosa (daun kacang-kacangan) terlalu banyak. Bila keadaan memaksa, hijauan sebaiknya diberi percikan minyak kelapa.
Tanda klinis :
Kambing merasa gelisah, sakit, dan sulit bernapas. Perut bagian kiri mengalami pembesaran yang bila ditepuk akan berbunyi seperti bedug/gendang. Punggung membungkuk, denyut jantung melemah, selaput lender mulut kebiruan.
Ternak jatuh dan susah bangun lagi, bila dibiarkan ternak dapat mati mendadak.
Pengobatan jamu :
1.  Minyak nabati (minyak kelapa, minyak kedelai, atau minyak sawit) sebanyak 100-200 ml (sekitar ½ – 1 gelas) dengan cara dicekok.
2.  Bagian anus kambing ditusuk dengan tangkai daun papaya yang ujungnya sudah diolesi minyak goreng agar tidak melukai dinding anus. Setelah itu kedua sisi perut kambing dijepit sehingga gas akan keluar melalui tangkai daun papaya.
3.  berikan Mylanta cair dengan dosisi 1 ml / 1 kg bb, jika parah dosis bisa di tingkatkan 2 kali lipat. mylanta di campur dengan air matang 1:10 

Scabies (Kudis)
Kudis atau kurap disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei, Psoroptes communis var.ovis dan Chorioptes ovis. Tungau ini mudah menular ke ternak lain.
Tanda klinis :
Kulit tampak bercak-bercak merah yang membentuk bisul sehingga mengalami kekakuan, penebalan dan bersisik. Ternak menggosok-gosokkan bulunya ke dinding kandang karena gatal, bulu rontok. Ternak kurus, nafsu makan berkurang dan anemia/kekurangan darah. Produksi susu menurun.
Pencegahan :
Sanitasi kandang dan penyemprotan pada kandang yang tercemar atau pernah terdapat ternak kudisan. Ternak sakit dipisahkan dari yang sehat dan hindari kontak langsung dengan ternak sehat.
Penyebab:
parasit yang terdapat pada kotoran yang terjadi karena kandang kotor dan ternak tidak pernah dimandikan.
Tanda- tanda:
Kerak - kerak pada permukaan kulit, Ternak selalu menggesekan bagian kulit yang terserang kudis, Kerontokan bulu, kulit menjadi tebal dan kaku.
Pengobatan :
-     Cukur bulu sekitar daerah terserang, mandikan ternak dengan disikat dan dengan sabun antiseptic/deterjen. sampai bersih, kemudian jemur sampai kering. Setelah kering dapat diobati.
-    Permukaan kulit yang sakit digosogkan campuran serbuk belerang, kunyit dan minyak kelapa yang dipanaskan setiap 2 hari sekali digosokkan pada kulit yang sakit.
-    Kulit yang sakit diolesi dengan oli bekas secara teratur seminggu sekali. Pengobatan dengan oli bekas dari kendaraan yang sidah menempuh jarak 1.000 km paling efektif karena pertumbuhan bulu dan perbaikan kulit sangat baik dibandingkan dengan menggunakan belerang (Balai Penelitian Veteriner/Balitvet).
-     Jeruk purut digiling halus, ditambahkan garam dapur dan minyak kelapa. Gosokkan pada kulit yang terserang kudis.
-    Lengkuas, daun ketepeng kerbau dan garam dapur dihaluskan dan dioleskan pada bagian kulit yang terserang kudis.
-     Kamper / kapur barus digerus, dicampur minyak kelapa dan dioleskan pada bagian kulit yang sakit.
-   Gerusan Kapur barus di campur gerusan belerang di campur minyak goreng bekas, kemudian di salepi ke bagian yang terkena.
Pencegahan:
-     Ternak yang berpenyakit kudis tidak boleh bercampur dengan ternak yang sehat.
-     Ternak yang baru dibeli harus bebas dari penyakit kudis.
-     Mandikan ternak dua minggu sekali.
-     Bersihkan kandang seminggu sekali.

MYASIS 
Penyebab:
Luka daerah yang berdarah diinfeksi oleh lalat sehingga lalat berkembangbiak (bertelur) dan menghasilkan larva belatung.
Tanda-tanda:
Adanya belatung yang bergerak-gerak pada bagian yang luka. Bila belatungan pada kaki/teracak maka ternak terlihat pincang.
Pengobatan:
Bersihkan luka dari belatung, kemudian obati dengan gerusan kapur barus atau tembakau. Luka dibungkus dengan kain/perban untuk melindungi dari terjadinya luka baru atau kotoran. Pada hari berikutnya luka dibersihkan, pengobatan diulang dan dibungkus kembali. Biasanya dua atau tiga kali pengobatan sudah sembuh. Bila belatung sudah terbasmi, pemberian yodium tinctur dapat dipakai untuk mempercepat pertumbuhan.

CACINGAN 
Penyebab:
Bermacam-macam cacing terjadi karena kandang yang kotor atau padang pengembalaan yang kotor. Cacing yang banyak menimbulkan kerugian pada kambing adalah cacing Haemonchus contortusi. Cacing ini hidup sebagai parasit di pencernaan kambing menghisap sari makanan, cairan tubuh dan darah, serta mengeluarkan racun yang mengakibatkan kambing menjadi lemah dan lesu.
Tanda klinis :
Kambing terlihat kurus, lemah, pucat, bulu berdiri dan kusam. Kambing diare, nafsu makan berkurang, perut membesar dan produksi susu menurun.
Daerah rahang terlihat membengkak Mati mendadak
Pengobatan jamu :
-    Buah pinang/jambe tua sebanyak 2 buah yang sudah dijemur hingga kering dan ditumbuk halus lalu diaduk dengan gula jawa dan dibentuk pellet/butiran. Pemberian ini diberikan dengan cara dicekokkan.
-   Daun tembakau 5 lembar dilumatkan, lalu dicampur air secukupnya dan disaring. Air saringannya diminumkan pada ternak yang sakit.
-    Serbuk getah papaya muda dicampur air dengan perbandingan 1 : 5 hingga terbentuk suspensi. Suspensi getah papaya ini diminumkan atau dicekokkan dengan menggunakan selang agar langsung masuk ke dalam perut. Pemberian sebanyak 1,2 gr/Kg berat badan.
-   Tepung buah pinang dicampur dengan nasi hangat dikepal-kepal kemudian dipaksakan untuk dimakan ternak. Ternak dianjurkan untuk dipuasakan terlebih dahulu.
-  Daun kelor yang tua dibakar, kemudian debunya dicampur air dan diminumkan. Pengobatan diulangi satu minggu kemudian.
Pencegahan :
Kandang dibuat panggung dan bersih. Pengaritan rumput setelah panas yaitu pada jam 12.00-15.00 atau pengembalaan ternak pada siang hari jam 10.00-15.00.
Jangan menggembalakan ternak pada daerah rawa, sungai dan sawah.

KERACUNAN PAKAN 
Penyebab:
Ternak memakan rumput-rumputan atau daun-daunan yang mengandung zat racun.
Tanda-tanda:
Mati mendadak, mulut berbusa, kebiruan pada selaput lendir, pengelupasan kulit/eksim atau terjadi pendarahan. mulut berbusa, kejang, kebiruan pada selaput lendir dan
terkadang mati mendadak
Pengobatan :
-       Minyak kelapa 1 gelas diminumkan pada 1 ekor kambing dan beri minum air kelapa sebanyak-banyaknya.
-       Air kelapa dicampur dengan asam jawa dan garam dapur secukupnya duminumkan pada ternak yang keracunan. Berikan Norit yang di gerus dicampur air matang. Bila ternak keracunan insektisida, kambing diberi air minum santan kelapa hangat 1 gelas.
-          Ternak jangan diberi hijauan beracun seperti, daun singkong dan daun dadap serep.
Pencegahan:
Tidak memberikan tanaman beracun atau menggembalakan ternak di daerah yang banyak tumbuh tanaman yang mengandung racun.


BELEKAN / PINK EYE
Kambing yang terserang belekan aktivitasnya akan terganggu ini disebabkan oleh trauma akibat tertusuk ujung rambut, debu dan duri. Walaupun demikian penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, Chlamidia dan Ricketsia.
Tanda klinis :
Mata mengeluarkan air, tertutup dan berkedip-kedip. Mata membengkak, merah, kemudian keruh dan timbul borok pada selaput bening hinga mengalami kebutaan.
Pencegahan :
Kebersihan kandang dijaga/sanitasi, pisahkan ternak yang sakit. Pakan dipotong pendek agar tidak melukai mata. Memandikan kambing 1 bulan 2 kali pada waktu cuaca cerah.
Pengobatan :
Mata ternak dicuci dengan air hangat. Semprotkan dengan teh dan garam yang dilarutkan dalam air hangat. Penyemprotan dilakukan oleh mulut kita. Sesudah disemprot berikan obat tetes mata atau salep mata manusia. Pengobatan ini dilakukan setiap hari hingga sembuh. Bias juga mata yg sakit di teteskan OXYVET LA atau Erlamicetin.

MENCRET / DIARE
Mencret terjadi karena adanya gangguan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri, makanan rusak, serta lingkungan atau udara dingin.
Tanda Klinis :
Feses atau kotoran kambing berwarna hijau muda, hijau mengkilap, hijau kekuningan, hijau kemerahan atau hijau kehitaman. Ternak tampak lesu, lemah dan pucat.
Pencegahan :
Hindari hijauan kacang-kacangan atau daun muda secara berlebihan. Jaga sanitasi kandang.
Pengobatan jamu :
1.   Kambing sakit diberi larutan garam 10 gr dan gula pasir 10 gr dan air matang 2,5 liter.
2.   Ternak sakit diberi larutan oralit atau norit sebanyak 3 tablet.
3.    Air kelapa muda diminumkan secukupnya.
4.   Daun jambu biji 5 lembar dilumatkan bersama garam dapur dan diberikan pada kambing.
5.   Ternak lebih banyak diberi hijauan daun jambu biji, daun bambu muda dan daun buni.

Demikian pembahasan tentang berbagai macam obat tradisional yang dapat digunakan untuk kambing. Semoga bermanfaat.

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
           Dari berbagai sumber

Kamis, 07 April 2016

TANAMAN REFUGIA



Tanaman refugia merupakan salah satu istilah baru yang akhir – akhir ini mulai naik daun di bidang pertanian. Oleh kementerian pertanian keberadaan tanaman refugia sedang dikampanyekan sebagai salah satu cara dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman yang ramah lingkungan. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan kini sedang menggiatkan perbaikan lingkungan dengan penanaman refugia. Untuk itu pemerintah menghimbau petani untuk tidak menyemprot galengan dengan pestisida.

Keberadaan tanaman refugia sebenarnya bukanlah hal baru. Inovasi ini merupakan hasil dari kearifan lokal generasi terdahulu yang menanam beberapa jenis tanaman dalam satu bidang lahan untuk memperoleh beberapa hasil dalam satu periode tanam. Dengan keanekaragaman tanaman yang ada di lahan pertanian maka akan mengundang beraneka macam serangga untuk datang dan hidup di lahan tersebut sehingga keanekaragaman hayati di lahan tersebut tinggi. Keanekaragaman hayati inilah yang menyokong keseimbangan di alam. Hal tersebut menjamin tidak akan ada ledakan populasi hama penyakit tanaman karena rantai makanan di ekosistem tersebut terjaga dengan baik.

Istilah refugia berasal dari bahasa spanyol yang berarti berlindung. Jadi tanaman refugia adalah tanaman yang digunakan untuk berlindung serangga terutama musuh alami yang ditanam di sekitar sawah / lahan pertanian. Pada prinsipnya menanam tanaman refugia adalah menarik serangga, lalu menjadi tempat hidup dan berlindung musuh alami OPT (Organisma Pengganggu Tanaman). Dengan adanya tanaman refugia di pinggir sawah, musuh alami tersebut lebih sehat dan daya hidupnya lebih lama. Saat menyerang OPT (Organisma Pengganggu Tanaman) pun lebih gesit  dibanding tidak ada refugia, karena musuh alami hanya mengkonsumsi pakan dari  pinggir sawah.  Musuh alami tersebut menjadi sahabat petani dalam mengendalikan OPT (Organisma Pengganggu Tanaman). 

Suatu tanaman dapat digolongkan sebagai tanaman refugia apabila memenuhi beberapa syarat berikut, yaitu :
1.  Tanaman tersebut dapat menarik serangga yang termasuk golongan musuh alami untuk datang dan tinggal di lahan pertanian, baik dengan warna bunga yang mencolok maupun bau tanaman yang mencolok.
2.  Tanaman tersebut tidak menarik hewan maupun serangga yang termasuk hama dan vertor penyakit tanaman utama/ tanaman yang diusahakan.

Tanaman refugia yang diperkenalkan pada petani sebagian besar berupa tanaman berbunga. Yang biasa digunakan dalam refugia antara lain bunga matahari, tanaman kenikir dan tanaman bunga kertas (zinnia). Ketiga tanaman ini mempunyai bunga  yang mencolok  dan dan mempunyai  warna yang diminati musuh alami.

Bunga matahari dapat menarik predator jenis Pirate bugs yang memangsa thrips, aphids, mites, scales, white flies dan benefical nites yang memangsa thrips, spieder mite, fungus gnats. Laba – laba sebagai musuh alami hama wereng juga banyak yang bersarang pada bunga matahari.
                                                                                                     
Serangga yang berkunjung pada refugia bunga kertas bisa berasal dari kelompok yaitu: kumbang (Coleoptera), lalat (Diptera), lebah dan semut (Hymenotera), thrips (Thysanoptera), dan kupu-kupu (Lepidoptera). Diantara kelompok serangga tersebut, lebah merupakan polinator yang sangat penting karena mempunyai kemampuan mengumpulkan polen dan nektar dalam jumlah yang tida sedikti yang selanjutnya dikonsumsi dengan koloninya.                                                                                                     
 Kenikir dapat berfungsi sebagai refugia mikrohabitat bagi beberapa jenis serangga musuh alami karena mempunyai bunga yang dapat menarik serangga musuh alami. Bunga kenikir termasuk jenis bunga yang berwarna cerah yang bisa menarik serangga musuh alami. Tetapi karena kenikir juga berfungsi sebagai repelent atau penolak bagi serangga hama dan musuh alami, maka bunga kenikir jarang dikunjungi oleh serangga, hanya beberapa jenis serangga saja diantaranya lebah dan kupu-kupu. Lebah berfungsi sebagai musuh alami bagi hama tertentu dan juga sebagai polinator yang paling penting karena kemampuan lebah dalam mengumpulkan polen dan nektar dalam jumlah yang banyak untuk dikonsumsi bersama dalam koloninya.

Ada jenis gulma yang dapat digunakan sebagai refugia yaitu asteraceae (keluarga aster). Gulma  ini ditata pada jalur khusus. Jenis gulma berbunga ini akan  menarik serangga musuh alami, pengaruh gulma terhadap tanaman pokok tidak terlalu berarti, bahkan meningkatkan stabilitas ekologi pertanian.

                                                
Selain gulma, tumbuhan liar yang berbunga disekitar lahan pertanian juga berpotensi menjadi refugia, yaitu antara lain jenis S’ynedrella nodiflora, Centella asiatica, Setaria,   dan Arachis pentoi.
  


Hal yang harus diperhatikan dalam penanaman tanaman refugia adalah jangan menanam tanaman refugia terlalu dekat dengan komoditas utama (tanaman padi) dan koordinasi dengan kelompok tani diperlukan agar penyemprotan hanya dilakukan saat populasi hama sudah tinggi.

Penanaman tanaman refugia pada tanaman padi diusahakan sesaat pembuatan galeng selesai sehingga pada saat tanaman refugia berbunga padi sudah mulai tumbuh sehingga dapat terhindar dari hama tanaman. Selain tanaman padi, tanaman sayuran dapat dilakukan penanaman refugia sebelum pengolahan lahan selesai sehinggga pada saat tanaman sayuran sudah besar tanaman refugia sudah mulai berbunga.

Manfaat Penanaman refugia selain sebagai salah satu upaya konservasi musuh alami, penanaman refugia juga akan mengurangi biaya usaha tani untuk pengendalian hama sehingga keuntungan petani dapat meningkat dan lingkungan terjaga secara berimbang. Selain menjaga keseimbangan lingkungan juga dapat menyejukkan mata manakala lahan pertanian yang subur dengan dikelilingi tanaman bunga yang mekar.

Penanaman refugia juga bisa digunakan sebagai terapi antistress yang melanda kebanyakan pegawai atau karyawan yang mengalami stress akibat tuntutan, tekanan dan beban dalam pekerjaannya. Apalagi jika ditanam tanaman refugia bunga kertas mendapatkan manfaat ganda tanamannya aman dari hama, merasa tenang, nyaman dengan melihat hamparan hijau tanaman padi di lahan persawahan dan melihat warna-warni bunga dari refugia bunga kertas di pematang sawah. Keindahan tanaman bunga kertas disawah akan membuat petani lebih sering berkunjung ke sawah yang secara tidak langsung.

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
           Dari berbagai sumber