Jumat, 27 Oktober 2017

CARA MEMASAK SAYURAN UNTUK MEMPERTAHANKAN NUTRISI





Sayuran telah menjadi satu kesatuan dalam menu harian keluarga. Selain harganya yang murah meriah, sayuran juga paling mudah ditemui. Ragam manfaat sayuran sudah bukan lagi menjadi rahasia terutama dalam kandungan vitamin dan mineralnya. Bahkan kandungan anti oksidan dalam sayuran mampu melindungi tubuh dari radikal bebas. Namun seringkali cara memasak yang salah akan membuat sayuran kehilangan semua nutrisi di dalamnya. Jika ini yang terjadi, maka sebanyak apapun sayuran yang dikonsumsi tak akan bermanfaat untuk tubuh.

Menjaga vitamin dan nutrisi tetap terjaga ketika sayuran dan bahan makanan di masak perlu untuk diketahui oleh para ibu rumah tangga. Karena bila memasak dengan cara yang salah beraneka ragam sayuran maka tidak akan mendapatkan berbagai macam nutrisi dan vitamin yang sebenarnya terdapat dalam sayuran tersebut. Untuk itulah pentingnya memahami akan cara memasak vitamin tidak rusak ketika dimasak agar tubuh bisa mendapatkan banyak manfaat darinya. Vitamin rentan hilang atau pun rusak karena sangat sensitif terhadap udara, panas hingga cahaya sehingga harus pandai-pandai dalam "menjaganya" agar kandungan vitamin di dalamnya tidak rusak dan bisa mendapatkan faedah dan manfaat vitamin itu sendiri dengan optimal.

Proses pengolahan dan penyimpanan bisa membuat gizi pada bahan makanan hilang atau rusak. Karena itu, perlakukan bahan makanan sebaik mungkin, jangan asal memasukkannya ke lemari pendingin. Cara mengolah makanan berpengaruh terhadap kualitas nutrisinya. Secara umum, semakin sedikit pemrosesan, semakin baik.

Nilai gizi makanan segar lebih baik ketimbang yang dibekukan, tetapi gizi makanan beku masih lebih baik dibanding makanan kalengan. Sayuran yang dibekukan sesaat setelah dipanen berisi lebih banyak vitamin daripada sayuran segar yang langsung diangkut melintasi wilayah untuk dipasarkan.

Ada sejumlah pertukaran zat gizi saat memilih sayuran yang dikemas dan diproses. Contohnya, sayuran kalengan dan beku mengandung lebih banyak sodium. Satu porsi brokoli beku bisa mengandung lebih banyak betakaroten karena batangnya sudah dibuang, hanya menyisakan kuntumnya saja. Namun, brokoli ini hanya mengandung sedikit kalsium dan lebih banyak sodium. Jadi sesering mungkin, hidangkan sayuran segar bagi keluarga, sehingga mereka terbiasa terhadap rasa yang lebih bervariasi dan lebih kuat.

Terdapat banyak cara dalam memasak sayuran, mulai dari perebusan, pengukusan, sampai menumis sayuran dengan sedikit minyak. Masing-masing metode memasak ini tentu memiliki efek yang berbeda-beda terhadap sayuran. Beberapa tips memasak agar nutrisi dalam sayuran tidak hilang, yaitu :

1. Cuci sayuran dengan air mengalir, jangan direndam
Sebelum memasak sayuran, cuci sayuran terlebih dahulu. Mencuci sayuran berguna untuk menghilangkan bakteri, kuman, maupun pestisida yang menempel pada sayuran. Cuci sayuran pada air mengalir dan jangan pernah mencoba untuk merendamnya. Merendam sayuran hanya akan membuat kandungan nutrisinya hilang, seperti vitamin C. Perlu diketahui bahwa vitamin C sangat rentan terhadap panas, air, dan udara.

2. Potong sayuran dalam bentuk besar-besar
Untuk sayuran yang banyak mengandung vitamin larut air, seperti vitamin B dan C, potonglah sayuran dalam bentuk besar atau juga bisa memasaknya dalam bentuk yang utuh. Hal ini berfungsi agar tidak banyak kandungan nutrisi yang hilang selama proses pemasakan. Semakin kecil potongan sayuran, semakin banyak nutrisi yang dapat hilang saat proses pemasakan.

Jika ingin mendapatkan potongan sayuran yang lebih kecil, dapat memotongnya lagi setelah selesai dimasak. Sebagai contoh, kentang utuh direbus dengan kulitnya, kulit kentang juga mengandung nutrisi yang banyak sehingga sayang untuk dibuang. Kemudian, setelah selesai direbus, potong kentang menjadi bagian yang lebih kecil agar mudah untuk dimakan.

3. Jaga waktu, suhu, dan air saat memasak
Pada saat memasak, sebaiknya perhatikan waktu, suhu, dan juga jumlah air minimum yang digunakan untuk memasak. Waktu masak yang terlalu lama, suhu yang terlalu tinggi, dan jumlah cairan yang terlalu banyak dapat membuat semakin banyak nutrisi yang terkandung pada sayuran. Semakin sedikit air yang dipakai untuk memasak, semakin banyak nutrisi yang dapat dipertahankan, terutama untuk sayuran yang mengandung vitamin larut air.

Oleh karena itu, disarankan untuk memasak sayuran, terutama yang mengandung vitamin larut air (seperti vitamin C dan vitamin B) dengan cara dikukus. Cara ini terbukti paling baik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa brokoli yang dimasak dengan cara dikukus dapat mempertahankan kandungan vitamin C-nya hingga 80%, daripada dimasak dengan metode lain.

4. Pilih metode memasak yang sesuai
Dengan menggunakan metode memasak yang tepat, jumlah nutrisi yang hilang karena proses pemasakan dapat dikurangi. Sehingga, nutrisi optimal dalam sayuran yang disajikan tetap didapat. Berikut beberapa metode memasak yang dapat dipilih :
a  -  Mengukus sayuran
Sudah disebutkan di atas bahwa metode memasak dengan cara dikukus adalah metode memasak yang paling baik untuk sayuran, terutama untuk sayuran yang mengandung vitamin larut air. Sayuran yang sebaiknya dikukus adalah brokoli, wortel, kembang kol, kacang hijau, bayam, dan sayuran berdaun hijau lainnya. Mengukus terbukti dapat mempertahankan kandungan nutrisi dari sayuran lebih banyak daripada metode memasak lainnya. Gunakan panci khusus mengukus atau microwave untuk mengukus sayuran.

b   -  Memanggang sayuran
Salah satu cara untuk memasak sayuran adalah dengan memanggangnya dalam oven atau di atas kompor. kulit sayuran akan menjaga sebagian besar nilai gizi dalam sayur. Saat memanggang, sayuran harus disertai kandungan air tinggi agar tidak mengering. Sayuran dari akar-akaran adalah yang jenis terbaik untuk dipanggang, seperti kentang, bawang, atau tomat. Sayuran diberi minyak terlebih dahulu sebelum dipanggang. Pangganglah sayuran sampai berubah warna dan teksturnya menjadi renyah. Memotong sayuran lebih kecil dapat mempersingkat waktu pemanggangan sampai sayuran berubah warna. Sayuran yang bisa dimasak dengan metode ini adalah asparagus, labu, buncis, kacang panjang, wortel, atau bawang bombay.  

c   -  Menumis sayuran
Menumis dilakukan dengan sedikit minyak. Masakan akan menjadi lebih sehat bila menggunakan minyak zaitun atau minyak kanola untuk memasaknya. Menumis dapat mempertahankan vitamin dan mineral, juga rasa dan warna sayuran. Menumis sangat cocok untuk memasak sayuran, seperti asparagus, baby artichoke, kacang kapri, paprika, bawang, dan jamur.

d   -  Merebus sayuran
Ini mungkin metode yang paling sering dipakai dalam memasak sayuran. Metode ini tergolong mudah dan cepat dilakukan. Jika ingin mempertahankan rasa dan kerenyahan sayuran, bisa menunggu air sampai mendidih baru masukkan sayuran ke dalamnya. Metode ini bisa digunakan untuk merebus kacang, kentang, bit, dan sayuran akar lainnya yang membutuhkan waktu lebih lama untuk matang.

-  Memblanching sayuran
Metode blanching yaitu merebus sayuran dalam waktu yang cepat pada suhu air yang lebih rendah, sebelum air mendidih. Agar tidak kehilangan vitamin dan mineral yang larut dalam air selama proses perebusan, air rebusannya dapat dikonsumsi seperti pada sup.

Beberapa saran untuk mempertahankan nutrisi dalam makanan yang dimasak yaitu :
1.     Simpan makanan secara tepat seperti menjaga makanan dingin tetap dingin dan menutup beberapa jenis makanan dalam tempat kedap udara.
2.         Cuci atau gosok sayuran, bukan mengupasnya.
3.         Gunakan daun sayuran paling luar lebih dulu, misalnya kubis atau daun selada, kecuali daun sudah layu atau sudah tidak enak.
4.   Masak sayuran dengan mikrowave, mengukus, membakar, atau memanggang ketimbang merebusnya.
5.         Bila Anda merebus sayuran, selamatkan air yang mengandung zat gizi untuk membuat sup.
6.         Gunakan bahan-bahan segar bila memungkinkan.
7.         Masak makanan dengan cepat.

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
          Dari berbagai sumber

Senin, 04 September 2017

CARA MENYIMPAN DAN MENGOLAH DAGING






Daging merupakan sumber protein, lemak jenuh, vitamin D, vitamin B kompleks, asam lemak omega dan mineral seperti zinc, fosfor, serta zat besi yang baik dan penting untuk tubuh. Hampir semua orang menyukai sumber protein hewani yang satu ini. Mulai dari daging ayam, sapi, dan kambing sekalipun. Banyak olahan yang dapat dibuat dengan daging, misalnya tongseng ayam, semur, sup, ayam goreng atau rendang. 

Daging termasuk dalam kategori pangan mewah bagi sebagian warga masyarakat. Biasanya keberadaannya melimpah pada saat hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.  Tapi tak semua daging akan habis dipakai untuk masak pada hari itu juga. Akhirnya, sisa daging mentah itu disimpan dalam kulkas untuk diolah di selanjutnya.

Sebelum membahas tentang penyimpanan dan pengolahan daging yang benar, perlu diketahui tentang cara memilih daging yang masih segar. Tanda umum daging yang masih segar adalah berwarna merah cerah, mengkilat, mempunyai tekstur padat dan kenyal, elastis bila ditekan dengan jari, serta beraroma khas daging. Dan bila terdapat lemak pada daging, maka warna lemaknya masih putih. Untuk daging ayam yang baik, tandanya berwarna pink segar, mengkilat, teksturnya padat, kenyal dan elastis, tidak ada tanda memar, kulitnya utuh, serta bersih dari kotoran termasuk bulu ayam dan beraroma khas ayam. 

Penyimpanan daging perlu mendapat perhatian ekstra karena sifat daging yang mudah rusak. Sebelum disimpan, daging dicuci pada air yang mengalir. Setelah dicuci, hindari meletakkan daging di tempat terbuka karena daging yang basah akan membuat kuman dan bakteri berkembang dengan baik. Maka dari itu, sebaiknya langsung menyimpannya dalam freezer setelah dicuci.


Tahapan Menyimpan Daging dalam freezer kulkas :

1.     Potong daging sesuai kebutuhan tiap kali masak dan masukkan ke wadah sesuai porsi sekali masak. Daging beku yang sudah mengalami proses thawing atau pencairan, sebaiknya tidak mengalami proses pembekuan berulang. Selain bakteri akan lebih mudah tumbuh dan berkembang biak, struktur daging pun juga akan rusak sehingga masakan menjadi tidak enak. Cukup ambil satu bungkus daging sesuai kebutuhan, lakukan thawing, dan masak seluruhnya.
2.     Simpan daging dalam wadah tertutup rapat supaya tidak mudah terkontaminasi bakteri yang ada dalam kulkas atau terbawa oleh bahan-bahan lain yang juga ada di dalam kulkas (kontaminasi silang). Sebelum disimpan di-freezer, simpan daging (mampir dulu) di dalam kulkas yg sejuk selama 4-5 jam. Setelah dingin, baru dimasukkan ke dalam lemari es (freezer).
3.     Bila perlu, simpan daging dalam kondisi berbumbu atau dimarinasi. Membumbui sebelum disimpan juga dapat memperpanjang umur simpan daging. Bumbu-bumbu yang digunakan seperti kunyit, bawang, garam, dan gula bersifat antibakteri sehingga akan memberikan sifat awet pada bahan makanan.
4.     Perhatikan Suhu Freezer. Suhu ideal untuk menyimpan daging adalah 3-4 derajat celcius untuk waktu penyimpanan maksimal  4 hari. Untuk penyimpanan yang lebih lama, diperlukan suhu beku setidaknya -18 derajat celcius atau lebih rendah lagi. Suhu yang semakin dingin membuat bakteri perusak tidak dapat hidup. Suhu minimal freezer yang baik adalah minus 18°C. Menyimpan daging dalam suhu ini membuat daging bisa tahan hingga 3 bulan atau lebih. Hindari buka tutup kulkas agar tidak terjadi lonjakan kenaikan suhu, yang memberi kesempatan mikroba patogen untuk hidup dan tumbuh. Untuk daging cincang, sebaiknya segera digunakan dalam tempo maksimal 24 jam. Daging hanya boleh dibekukan satu kali agar kualitasnya tidak menurun drastis.
5.     Sebaiknya tidak menyimpan daging dalam waktu yang lama. 1 minggu adalah waktu maksimal. 

Tips untuk mengolah daging :

-        Apabila mengolah daging beku, daging jangan dicairkan ( thawing) di suhu kamar. Sebab proses pencairan daging “thawing’ ini akan memakan waktu yang cukup lama. Dikhawatirkan pada saat proses “thawing” mikroba patogen bisa “masuk” dan berkembang biak pada daging. Sebaiknya, proses pencairan daging / “thawing” dilakukan dalam lemari es ( dengan suhu 10 ° C ). Daging yang telah mengalami proses thawing ini jangan dibekukan kembali karena zat gizi dalam daging akan bisa makin berkurang.
-        Ketika memasak daging, potonglah dalam ukuran kecil agar pemanasan bisa merata sampai ke seluruh permukaan dan bagian tengah daging. Hal ini penting, karena jika tidak, spora bakteri ( yang mungkin terdapat dalam bagian tengah daging ) yang tahan panas, akan mendapatkan kondisi yang menguntungkan baginya, yaitu kondisi An Aerobik ( tanpa udara ) sehingga memungkinkan spora berkembang biak menjadi bakteri patogen dan memproduksi bahan kimia berbahaya yaitu toksin botulin ( zat racun ) yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
-        Temperatur pemanasan yang paling aman untuk membunuh bakteri Clostridium dan menguraikan toksin botulin adalah pada suhu 100 ° C, dengan waktu pemanasan selama 15 menit.
-        Cara memasak daging yang aman adalah dengan cara merebus ( terutama dalam minyak seperti membuat rendang atau gulai. Karena titik didih minyak berada di atas suhu 100 ° C ). Cara aman lainnya adalah dengan menggorengnya. Bila tetap menginginkan untuk memanggang, cara memanggang daging yang benar adalah daging dipotong-potong menjadi ukuran kecil dan tipis ( misalnya seperti pada sate ) agar pemanasan pada daging dapat merata sampai pada intinya.
-        Suhu Masak Daging yang Tepat. Ada dua pilihan cara memasak daging : cepat dengan suhu tinggi atau lambat dengan suhu sedang. Memanggang steik langsung di atas api atau menumis fillet daging ayam di wajan pemanas akan mempertahankan rasa dan tekstur empuk daging. Untuk bagian daging yang memiliki banyak tulang (seperti memasak sup, misalnya), hanya diperlukan api sedang dan waktu masak yang lama.
-        Membuat Daging Alot Menjadi Empuk. Tingkat kekenyalan daging biasanya ditentukan oleh usia hewan ternaknya. Semakin muda ternaknya, semakin empuk dagingnya. Jika mendapatkan daging yang alot, bisa diakali dengan meratakannya menggunakan palu daging untuk menghancurkan jaringan otot. Bisa juga dengan menusuk-nusuknya dengan garpu. Secara kimia, bisa ditambahkan meat tenderizer untuk mengempukkan daging.

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
          Dari berbagai sumber

Selasa, 29 Agustus 2017

OPTIMALISASI BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PEMANFAATAN AKAR NAFAS DAN PADUAN APLIKASI SUPER KOMPOS DENGAN HORMON TANAMAN


Rekayasa teknologi pertanian dewasa ini perlu dilakukan oleh para petani di lapangan, dalam rangka mencapai titik optimal potensi panen. Demikian halnya pada budidaya tanaman pangan jagung. Jika hanya mengandalkan metode konvensional yang turun-temurun dilakukan, maka hasil panen yang diperoleh tidak akan dapat memenuhi kebutuhan jagung yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Petani harus melakukan terobosan inovasi serta melangkah secara cermat dan cerdas dalam kegiatan budidaya jagung jika tidak ingin menanggung rugi, bahkan dapat meningkatkan hasil panen yang bertujuan akhir pada peningkatan kesejahteraan petani.

Langkah yang bisa ditempuh petani jagung untuk mencapai hasil panen yang optimal antara lain dengan pemanfaatan akar nafas (brace root) / akar tambahan (adventitive root) / akar ruas dan aplikasi super kompos yang dipadukan dengan hormon tanaman lengkap.

Yang dimaksud dengan akar nafas (brace root) / akar tambahan (adventitive root) / akar ruas pada tanaman jagung adalah tonjolan-tonjolan yang keluar dari buku-buku atau ruas-ruas batang jagung yang berada di atas permukaan tanah, biasanya berukuran lebih besar dari akar biasa dan lebih kaku. Akar nafas bukan sekedar hiasan. Memang belum ada literatur ataupun penelitian yang terfokus pada akar nafas tanaman jagung, tapi berdasarkan pengalaman di lapangan yang berawal dari coba-coba terbukti ada hal unik dan special dari akar nafas.

Akar nafas jika dibiarkan maka akan tetap pendek dan hanya berfungsi sebagai alat menyerap tambahan oksigen. Akan tetapi jika petani mau melakukan sedikit langkah (treatment) yaitu menutup 2 (dua) sampai 3 (tiga) ruas akar nafas dengan tanah dicampur dengan super kompos (membumbun), maka hasilnya akan sangat berbeda jauh. Penimbunan tersebut akan mengubah akar nafas menjadi memanjang dan melakukan fungsinya menyerap nutrisi dan air dari dalam tanah. Dengan demikian akan menambah kekuatan bagi tanaman jagung untuk membentuk seluruh potensi tongkol-tongkol buah yang memang sudah ada di beberapa ketiak daun.




Secara kasar dapat dikatakan bahwa treatment pembumbunan khusus tersebut berbanding lurus terhadap jumlah tongkol yang dihasilkan per tanaman jagung, yang secara otomatis berbanding lurus terhadap volume produksi (panen jagung) pada luasan lahan yang sama. Hal tersebut secara logis dapat dijelaskan, yaitu adanya peningkatan jumlah translokasi nutrisi dari lahan ke tanaman. Praktek pemanfaatan akar nafas sudah dilaksanakan oleh Ir. H. Dian Kusumanto di Nunukan Kalimantan Timur, di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia.

Sedangkan super kompos yang digunakan merupakan kombinasi unik antara bahan organik dari kotoran hewan dengan pupuk anorganik dari pabrikan dengan komposisi tertentu, yang difermentasi menggunakan bakteri dekomposer.

Komposisi Super Kompos :
·      Bahan organik dari kotoran hewan 20 zak
·      Pupuk Urea/ZA 1 zak
·      Pupuk Phonsa 1 zak
·      Kapur Pertanian (dolomit) 1 zak
·      Bakteri dekomposer + tetes tebu (molase)

Cara pembuatan Super Kompos sama saja dengan pembuatan kompos pada umumnya, yaitu bahan-bahan dicampur dan dibuat berlapis-lapis, pada setiap lapisan disemprot dengan bakteri dekomposer yang sudah dicampur dengan tetes tebu (molase), selanjutnya ditutup menggunakan karung. Perlakuan pembalikan dan pengadukan kompos pada hari ke-4 (empat) dan ke-7 (tujuh). Super Kompos yang “matang” sempurna dicirikan dengan kondisi kompos remah, dingin, tidak berbau busuk, cenderung pedas di mata (sempriwing seperti aroma balsem).

Proses fermentasi selain mengubah kotoran hewan menjadi pupuk kompos “matang” juga mampu mengubah senyawa pupuk anorganik dari Urea/ZA, Phonska dan Kapur Pertanian menjadi lebih cepat diserap oleh tanaman, dibandingkan dengan pupuk anorganik yang tanpa dilakukan fermentasi.
Pupuk Kompos Super diberikan sejak awal serta pada saat pembumbunan akar nafas. Umur 21 hari dan 56 hari setelah tanam. Pengairan juga wajib dilakukan setiap minggu dimusim panas, dengan cara dibanjiri (di-leb).

Efek dari aplikasi Kompos Super pada budidaya jagung sangat baik yaitu hampir 2 (dua) kali lipat pada fase vegetatif dibandingkan dengan tanpa aplikasi. Lahan uji Kompos Super pada Budidaya Jagung ada di Kecamatan Tersono.

Hormon Tanaman atau disebut juga ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil mampu mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan.

Hormon Tanaman Lengkap merupakan paduan antara auksin, sitokinin dan giberelin, serta unsur hara mikro lengkap yang diaplikasikan ke tanaman jagung melalui semprot. Masing-masing hormon bekerja sesuai dengan fungsinya sesuai fase tanaman. Efek yang didapatkan adalah fase vegetatif dan generatif yang optimal sehingga dicapai hasil panen yang optimal pula. Tekonologi ini sudah diujicoba di Sulawesi bagian Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Karawang, Bandung sampai Merauke oleh para petani jagung dengan hasil yang sangat memuaskan.

Demikian pembahasan mengenai Optimalisasi Budidaya Jagung Pemanfaatan Akar Nafas Dan Paduan Aplikasi Super Kompos dengan Hormon Tanaman. Semoga informasi yang disampaikan dapat menambah pengetahuan serta wawasan kita dalam kegiatan budidaya pertanian khususnya tanaman jagung. Marilah kita terus bergerak berinovasi berusaha menyesuaikan perkembangan zaman, dengan tetap tidak melupakan kearifan lokal.

Oleh : ADITYA REZA KUSUMA, SE.
           Penyuluh Pertanian Swadaya BPP Kec.Tersono

           Dari berbagai sumber

Jumat, 18 Agustus 2017

WASPADAI PANGAN YANG MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA








Pangan yang ada di sekitar kita belum tentu memenuhi standar keamanan pangan. Masih banyak dijumpai bahan pangan tersebut mengandung bahan berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan. Berikut akan dipaparkan beberapa bahan berbahaya yang sering digunakan oleh produsen pangan nakal yang patut kita waspadai.   

1.  FORMALIN

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk, biasa digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis, desinfektan umtuk peralatan rumah sakit, dan pengawet mayat. Formalin dilarang digunakan untuk pengawet  pangan.
Formalin sangat berbahaya :
-       Jika terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan.
-       Jika mengenai kulit dapat menyebabkan luka bakar dan reaksi alergi.
-     Jika tertelan akan menyebabkan rasa terbakar pada mulut, tenggorokan dan perut, sakit bila menelan, mual, muntah, sakit kepala, kejang hingga koma.

Formalin dapat merusak hati, jantung, otak, ginjal, dan syaraf. Konsumsi dalam jangka panjang akan menyebabkan kanker.

Beberapa penyalahgunaaan formalin pada bahan pangan diantaranya di mie basah, tahu, ikan segar dan ikan asin.

Ciri – ciri pangan mengandung formalin :
a.  Pada mie basah : tidak lengket, lebih mengkilat, berbau menyengat khas formalin, bertahan lebih dari 1 hari pada suhu ruang.
b.  Pada tahun            :  tidak mudah hancur, berbau menyengat khas formalin, bertahan lebih dari 1 hari pada suhu ruang.
c.   Ikan asin, ikan segar dan daging segar : berbau menyengat khas formalin, tidak dihinggapi lalat.

2.  BORAKS

Boraks adalah senyawa kimia bernama Natrium tetraborat (Na2B4O710H2O), berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Bahan ini biasanya digunakan untuk pembuatan detergen, mengurai kesadahan air dan antiseptik. Boraks dilarang digunakan untuk pangan. Salah satu turunannya yang sering disalahgunakan adalah bleng.

Boraks sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mata dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa iritasi pada kulit dan mata, mual, sakit kepala, dan nyeri hebat pada perut bagian atas. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ginjal, kegagalan sistem sirkuasi akut bahkan kematian.

Beberapa penyalahgunaan boraks pada bahan pangan diantaranya di bakso, mie basah, cilok, otak – otak, lontong dan kerupuk gendar.

Ciri – ciri bakso, mie basah, cilok, otak – otak, dan lontong yang mengandung boraks adalah teksturnya sangat kenyal, tidak lengket dan tidak mudah putus.
Sedangkan kerupuk gendar yang mengandung boraks bertekstur sangat renyah dan terasa getir.

3.  RHODAMIN B & METHANYL YELLOW


Rhodamin B adalah pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Pewarna ini biasa digunakan untuk industri tekstil dan kertas, dilarang untuk pewarna pangan.

Sedangkan methanyl yellow adalah pewarna sintetis berwarna kuning kecoklatan dan berbentuk padat atau serbuk yang digunakan untuk pewarna tekstil dan cat, dilarang untuk pewarna pangan.

Rhodamin B dan methanyl yellow bila tertelan dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, jika terpapar pada bibir dapat menyebabkan bibir pecah – pecah, kering, gatal, bahkan kulit bibir terkelupas.

Bahaya kronis akibat konsumsi jangka panjang menyebabkan gangguan fungsi hati, gangguan kandung kemih, bahkan kanker.

Beberapa penyalahgunaan rhodamin B dan methanyl yellow pada bahan pangan diantaranya di kerupuk, terasi, gulali, dan sirup berwarna merah dan kuning.

Ciri – ciri pangan mengandung rhodamin B dan methanyl yellow yaitu :
-       Warna merah / kuning mencolok dan cenderung berpendar.
-       Banyak memberikan titik – titik warna tidak merata.


Oleh      : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Sumber : Badan Pom.