Rabu, 19 Mei 2021

JAJAR LEGOWO PADA JAGUNG

 

Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan penting dan strategis dalam pembangunan nasional, baik dalam sistem ketahanan pangan maupun perannya sebagai penggerak roda ekonomi nasional. Selain perannya sebagai pangan bagi sebagian masyarakat Indonesia, jagung juga berkontribusi terhadap ketersediaan protein karena jagung menjadi bahan baku pakan baik ternak maupun perikanan. Jagung menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hulu dan pendorong pertumbuhan industri hilir yang berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Saat ini jagung tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan dan pakan saja, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku industri lainnya, seperti bahan bakar alternatif (biofuel), polymer dan lain-lain. Permintaan jagung baik untuk industri pangan, pakan, dan kebutuhan industri lainnya dalam lima tahun ke depan diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dan juga peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat.

Peningkatan produksi jagung dalam rangka memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri telah dilakukan dengan berbagai upaya antara lain melalui peningkatan produktivitas dengan penerapan teknologi tepat guna spesifik lokasi dan penggunaan varietas unggul bermutu. Salah satu teknologi tepat guna yang sudah diperkenalkan kepada petani adalah pengaturan jarak tanam. Inovasi teknologi pengaturan jarak tanam salah satunya adalah tanam jajar legowo.

Jajar legowo adalah suatu cara tanam yg didesain untuk meningkatkan produktivitas tanaman melalui peningkatan populasi tanaman dan pemanfaatan efek tanaman pinggir; dimana penanaman dilakukan dengan merapatkan jarak tanaman dalam baris dan merenggangkan jarak tanaman antar legowo. Istilah Legowo di ambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata ”lego” berarti luas dan ”dowo” berarti memanjang. Sistem jajar Legowo adalah cara tanam jagung di mana jagung ditanam dalam beberapa barisan dengan diselingi satu barisan kosong. Baris tanaman dan baris kosongnya disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1, sementara jika empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1 dan seterusnya.

Penerapan sistem legowo pada tanaman jagung lebih diarahkan pada peningkatan penerimaan intensitas cahaya matahari untuk optimalisasi fotosintesis dan asimilasi serta memudahkan pemeliharaan tanaman, terutama penyiangan gulma baik secara manual maupun dengan herbisida, pemupukan, serta pemberian air.

Prinsip budidaya jagung dengan cara legowo adalah menyiasati kanopi daun tanaman agar dapat memanfaatkan energi matahari seefisien mungkin sehingga fotosintetis berjalan maksimal. Dengan jarak tanam antar baris tanaman bagian luar lebih lebar maka pemeliharaan tanaman menjadi lebih mudah dan pengendalian hama penyakit lebih praktis. Sekalipun jarak antar baris tanaman bagian luar lebih lebar tetapi dengan jarak antar dua baris tanaman bagian dalam lebih sempit dan jarak tanam di dalam baris tetap, maka populasi optimal tanaman jagung dalam satuan luas dapat dipertahankan, malah meningkat.

Pemanfaatan sistem legowo ini juga dikaitkan dengan upaya peningkatan produksi melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) jagung. Dengan peningkatan IP maka hasil panen dapat meningkat dan pengelolaan lahan menjadi lebih produktif.

Anjuran populasi tanaman untuk jagung adalah berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha. Untuk itu, jarak tanam biasa yang diterapkan adalah 75 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang) atau 70 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang). Pada wilayah yang mempunyai masalah tenaga kerja, dapat diterapkan jarak tanam 75 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang) atau 70 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang).

Jika penanaman dilakukan dengan cara tanam legowo, agar populasi tanaman tetap berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha, maka jarak tanam yang diterapkan adalah 25 cm x (50 cm – 100 cm) 1 tanaman/lubang atau 50 cm x (50 cm – 100 cm) 2 tanaman/lubang (populasi 66.000 tanaman/ha).

Jarak tanam dalam barisan adalah 20 cm atau 40 cm. Jika menggunakan jarak tanam 20 cm maka satu tanaman per lubang, dan jika jarak tanam 40 cm jumlah tanaman dua per lubang.

Produktivitas yang diperoleh pada uji coba lapangan di Kabupaten Demak tahun 2015 berturut-turut untuk tegel, legowo 2:1, dan legowo 4:1 adalah 10,05 t/ha; 10,91 t/ha; dan 9,06 t/ha. Memperhatikan hasil ini, legowo 2:1 dengan jarak tanam 25 x (500 – 100) cm 1 tanaman/lubang direkomendasikan untuk memberikan jumlah populasi tanaman yang lebih tinggi dan dengan efek tanaman pinggir yang lebih nyata untuk menghasilkan produktivitas yang signifikan lebih tinggi. Sebagai alternatif yang bisa disarankan adalah legowo 2:1 dengan total jumlah populasi antara 66.000 – 72.727 tanaman/ha.

Demikian pembahasan tentang jajar legowo pada jagung. Semoga bermanfaat.

Oleh               : Zuni Fitriyantini, S.TP.

Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar