Senin, 12 April 2021

MACAM SISTEM PEMELIHARAAN AYAM KAMPUNG

 

Ayam kampung merupakan salah satu ternak yang hampir selalu ada di pedesaan. Masyarakat pedesaan biasa memeliharanya sebagai sumber protein hewani untuk keluarga dan dijadikan hidangan istimewa pada saat – saat tertentu seperti perayaan hari raya, acara pernikahan, tasyukuran dan lain sebagainya. Keberadaannya juga sudah mengakar kuat pada tradisi setempat yang selalu membutuhkan ayam kampung dalam upacara penting baik keagamaan maupun adat istiadat.

Selain sebagai sumber protein, masyarakat pedesaaan juga memelihara ayam kampung untuk dijadikan tabungan yag sewaktu – waktu bisa dijual dan menghasilkan uang apabila ada kebutuhan yang mendesak. Apalagi pakan ayam kampung dapat berupa limbah dapur dan sisa makanan sehari – hari. Oleh karena itu, ayam kampung selalu ada di pedesaan.

Dari segi produksi, ayam kampung tergolong berproduksi lebih rendah dibandingkan dengan ayam ras impor baik dari segi daging maupun telurnya. Akan tetapi dengan metode pemeliharaan yang diumbar dan pakan seadanya, ayam kampung tetap menjadi pilihan masyarakat pedesaan. Masih sangat sedikit masyarakat yang tertarik melakukan budidaya ayam kampung secara intensif.

Permasalahan utama dalam budidaya ayam kampung secara intensif adalah mahalnya harga pakan yang memenuhi syarat kebutuhan ayam untuk tumbuh secara maksimal, sementara produktifitas rendah. Permasalahan lain adalah sulitnya memperoleh bibit yang unggul, karena memang belum banyak yang mengusahakan bibit ayam lokal dalam jumlah besar. Dalam artikel kali ini akan dibahas tentang usahatani ayam kampung dengan berbagai sistem pemeliharaan dengan berbagai tingkat perolehan manfaat ekonomis dan sosial, tanpa menggangu lingkungan.

1.  Sistem Umbaran

Sistem pemeliharaan dengan diumbar merupakan sistem yang sangat sederhana tanpa terlalu banyak pasokan (input) produksi terutama pakan, karena ayam dapat memperoleh sendiri pakannya dari lahan umbarannya. Kelemahan dari sistem ini adalah keamanan dari predator dan penyakit disebabkan terjadinya kontak dengan berbagai macam ayam yang ada di umbaran. Sistem ini merupakan sistem yang diadopsi oleh kebanyakan masyarakat di pedesaan. Sistem ini cukup menguntungkan, apbila tidak terjadi serangan penyakit. Untuk jumlah pemilikan yang terbatas pemeliharaan ayam secara diumbar ini merupakan usaha keluarga sebagai tabungan.

Hal yang mungkin harus diperhatikan dalam memulai usahatani ayam kampung dengan sistem diumbar adalah jangan sampai keberadannya mengganggu lingkungan sekitar. Pastikan ayam tidak mengganggu tanaman pekarangan dan kebun milik sendiri dan tetangga.

Untuk ayam-ayam yang diumbar, sebaiknya disediakan kandang tempat berteduh dari terik matahari, guyuran air hujan dan bermalam untuk mempertahankan daya tahan tubuh ayam sehingga tidak mudah sakit atau mati. Sangkar tempat bertelur dan mengeram harus disediakan cukup untuk sejumlah ayam induk yang dipelihara; terlindung dari air hujan dan terik matahari.

Ayam-ayam yang diumbar biasanya tidak pernah diberi pakan khusus karena diharapkan pakan diperoleh dari sekitar lahan umbaran, namun apabila ada modal, pemberian pakan sederhana di pagi hari sangat baik. Penyediaan air tawar bersih disekitar kandang sangat dianjurkan terutama pada cuaca terik.

2.  Sistem Kandang Ren

Sistem pemeliharaan ren ini biasanya banyak dipraktekan di pedesaan dengan alasan rasa kasihan pada ayam apabila dikurung terus dalam kandang, meskipun secara ekonomis pemeliharaan seperti ini relatif kurang menguntungkan, disebabkan oleh penggunaan lahan yang tidak optimal. Lahan dalam hal ini lebih banyak berfungsi sebagai tempat bermain, tidak sebagai sumber pakan. Oleh karena itu sistem pemeliharaan harus intensif dengan seluruh pakan, minum, disediakan dari luar. Keuntungan pemeliharaan dengan sistem ren ini adalah ayam-ayam relatif terkontrol.

Induk-induk yang sedang mengasuh sebaiknya dipsahkan dari induk-induk yang tidak mengasuh anaknya dan disediakan tempat pakan khusus untuk anak ayam, yang tidak dapat disentuh oleh ayam - ayam dewasa.

3.  Sistem Kandang Batere

Untuk tujuan produksi telur, sistem batere ini merupakan sistem pemeliharaan yang efektif dan relatif efisien dibandingkan dengan sistem pemeliharaan lainnya. Sistem ini memberi pilihan untuk memproduksi telur konsumsi saja dan/atau anak-anak ayam hasil tetasannya. Produksi telur pada kandang batere lebih tinggi dibandingkan dengan sistem pemeliharaan lainnya. Apabila persyaratan nutrisi dan kesehatan dipenuhi, maka induk ayam akan bertelur mulai umur 5-6 bulan.

Pemeliharaan sistem betere ini lebih mudah dikontrol dengan jumlah ayam induk yang lebih banyak bisa dipelihara. Sementara produk yang bisa dijual selain telur konsumsi juga anak-anak ayam yang kelihatannya dengan kondisi harga pakan yang reltif tinggi, masih bisa memberikan suatu keuntungan yang cukup menjanjikan selama penjualan produk ayam hidup cukup lancar. Meskipun begitu untuk usahatani ayam kampung dengan sistem batere ini, kita harus sudah mempunyai suatu modal investasi dan modal kerja yang relatif lebih besar dibandingkan dengan sistem pemeliharaan lainnya.

Demikian pembahasan tentang beberapa sistem pemeliharaan yang dapat diterapkan pada budidaya ayam kampung. Dalam pemilihan sistem tersebut perlu diperhatikan tujuan utama pemeliharaan, modal yang dimiliki, waktu dan tenaga yang diluangkan dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.

Oleh               : Zuni Fitriyantini, S.TP.

Sumber          :

Iskandar,S. 2010. Usahatani Ayam Kampung. Seri Peningkatan Manfaat Sumberdaya Genetik Ternak. Balai Penelitian Ternak Ciawi. Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar