Sayuran merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjadi andalan penghasilan harian petani Indonesia. Dengan umur tanaman yang pendek, sayuran dapat dijadwalkan untu panen setiap hari oleh petani. apalagi bila melakukan penanaman aneka macam sayuran dalam satu lahan pertanian. Hasil yang diperoleh dari budidaya sayuran biasanya lebih tinggi dari pada budidaya tanaman pangan seperti padi dan jagung. Akan tetapi waktu dan tenaga yang dibutuhkan juga lebih banyak.
Tanaman sayuran membutuhkan unsur hara yang banyak, padahal masa pertumbuhannya relatif pendek/singkat. Untuk meningkatkan hasil tanaman, ketersediaan unsur hara (N,P dan K) didalam tanah harus tetap banyak/tinggi secara terus menerus mulai saat tanam sampai menjelang panen. Oleh karena itu biasanya petani sayuran akan melakukan penyiapan lahan dengan pemberian pupuk dasar yang banyak, terutama menggunakan pupuk organik.
Salah satu solusi untuk penyediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman sayuran adalah Starter Solution Technology (SST). Starter Solution Technology (SST) adalah teknologi pemupukan menggunakan larutan perangsang. Prinsip Starter Solution Technology (SST) adalah teknologi pemberian larutan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman yang dilakukan pada saat tanam dan diberikan langsung dekat akar tanaman. Hal ini berarti ketersediaan unsur hara lebih awal pada tanaman muda sebelum akarnya kuat dan akan berdampak langsung untuk merangsang pertumbuhan tanaman dan lebih efisiensi dalam penggunaan pupuk.
Dampak penggunaan Starter Solution Technology (SST) :
- Meningkatkan pertumbuhan awal tanaman sayuran
- Mengurangi kebutuhan pupuk
- Meningkatkan jumlah bunga
- Meningkatkan jumlah unsur hara tersedia untuk tanaman dari pupuk organik
- Mengurangi polusi/pencemaran lingkungan
- Meningkatkan Hasil
Waktu dan Cara Penggunaan SST ; Pengairan dengan SST
Dampak pemakaian SST paling besar jika digunakan langsung saat tanam. Dampak SST paling kuat jika digunakan pada tanah kering dan langsung setelah tanam Tuangkan larutan perangsang pada sisi tanaman, biarkan terserap ke dalam tanah selama 30 menit. Lalu, tuangkan air pada tanah di sisi lainnya. Pemakaian SST akan meningkatkan efisiensi pemupukan sehingga kebutuhan pupuk lain bisa dikurangi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam Penggunaan SST
- Jangan tuangkan air di tempat larutan perangsang diberikan
- Hindari memakai SST setelah hujan. Jika,setelah memakai SST langsung hujan atau sebaliknya, maka dampak SST tidak nyata.
- Pemberian larutan perangsang (SST) tidak boleh terkena daun, melainkan pada dasar batang tanaman.
- Hindari menggunakan SST jika cuaca sangat panas atau matahari terik. Sebaiknya pada pagi atau sore.
- Konsentrasi SST dapat disesuaikan dengan kesuburan tanah dan jenis tanaman.
Teknis Penggunaan SST
Larutan perangsang (SST) adalah kombinasi antara 255 gram NPK (15:15:15) + 51 gram ZA (21 % N) dilarutkan dengan 10 liter air. Larutan pupuk tersebut diberikan sebanyak 50 ml per tanaman dan 30 menit kemudian disiram dengan air lebih kurang sebanyak 170 ml. Pemberiannya dilakukan pada saat tanam dan umur 2 (dua) minggu setelah tanam.
Penggunaan SST tidak akan terlihat hasilnya apabila tidak diimbangi dengan pemberian pupuk dasar dan pupuk susulan seperti biasanya. Keberadaan SST hanya sebagai perangsang pertumbuhan yang memberikan unsur hara tanaman langsung pada saat dibutuhkan untuk memicu pertumbuhan. Jadi SST hanya sebagai pupuk pelengkap, Jangan lupakan pupuk utamanya.
Demikian pembahasan tentang teknologi pupuk cair perangsang pertumbuhan untuk tanaman sayuran. Semoga bermanfaat dan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan hasil panen tanaman sayuran petani.
Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Sumber :
Ma Chin-Hua, M. Ramlan, Gregory C. Luther dan Manuel C. Palada. 2005. Starter Solution Technology. AVRDC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar