Senin, 13 Maret 2023

PEMANGKASAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADA MENTIMUN

 


Mentimun (Cucumis sativus L) adalah jenis sayuran dari family cucurbitaceae atau labu-labuan yang sudah populer di seluruh dunia. Di Indonesia, tanaman mentimun ditanam di dataran rendah. Pengembangan budidaya mentimun menjadi urutan ke empat setelah cabai, kacang panjang dan bawang merah dari jenis sayuran komersial yang di hasilkan di Indonesia.

Mentimun merupakan salah satu produk hortikultura yang mempunyai prospek pasar yang menjanjikan karena memiliki banyak manfaat. Kebutuhan buah mentimun cenderung terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, peningkatan taraf hidup, tingkat pendidikan, dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai gizi.

Tanaman mentimun termasuk salah satu jenis tanaman yang mudah dibudidayakan. Namun demikian bukan berarti mentimun dapat dibudidayakan dengan asal-asalan. Produksi mentimun di Indonesia saat ini masih sangat rendah karena mentimun hanya ditanam sebagai tanaman selingan. Masih sedikit petani yang mau menanam mentimun dalam jumlah luas. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa produktivitas mentimun di Indonesia yang terus menurun dari tahun ke tahun. Hal ini kemungkinan disebabkan masih kurang intensif dan efisiennya budidaya mentimun yang dilakukan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan penerapan teknik budidaya yang tepat dan benar.

Salah satu teknik budidaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil adalah dengan melakukan pemangkasan. Pemangkasan terbukti mampu meningkatkan produktifitas secara signifikan. Ada beberapa macam pemangkasan pada mentimun, yaitu :

1.  Pemangkasan Tunas Pertama Hingga Tunas Kelima 

Tunas yang muncul pada daun pertama sampai tunas kelima dipangkas seluruhnya. Pemangkasan sebaiknya dilakukan segera setelah munculnya tunas atau maksimal setelah tunas tumbuh sepanjang 10-15 cm. Tunas dipotong pada pangkal ketiak daun. Jika pemangkasan terlambat dilakukan, hal ini dapat mengganggu pertumbuhan batang secara keseluruhan.

2.  Pemangkasan Tunas Keenam Hingga Tunas Kesepuluh 

Pada tunas keenam hingga tunas kesepuluh, pemangkasan tidak dilakukan secara keseluruhan. Pemangkasan dilakukan dengan menyisakan 3 helai daun dan 1 buah. Jika ada lebih dari satu bakal buah pada ketiga daun tersebut, maka buah yang lain harus dibuang dan sisakan hanya satu buah saja. Lakukan seleksi terlebih dahulu, buah yang disisakan adalah buah yang paling bagus. 

3.  Pemangkasan pucuk

pemangkasan pucuk, terutama pucuk utama dapat menurunkan persaingan fotosintesis antar daun dan buah serta mengurangi serangan penyakit. Pemangkasan pada fase vegetatif menyebabkan pertumbuhan vegetatif akan berkurang, sehingga akan merangsang pertumbuhan generatif karena pemangkasan akan mengurangi produksi auksin. Selain itu cahaya matahari yang masuk ke tanaman lebih banyak, sehingga akan merangsang pembentukan bunga.

Pemangkasan pucuk akan mempengaruhi produksi dan aliran auksin ke tunas - tunas lateral. Jumlah auksin pada tanaman yang berlebihan akan mengakibatkan dormansi pucuk yang menghambat pertumbuhan tunas di bawahnya. Hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan tunas lateral, sehingga percabangan akan semakin banyak yang memungkinkan akan terjadi saling menaungi antara daun tanaman. 

4.  Pemangkasan dilakukan pada daun-daun tua yang terserang penyakit

Daun-daun tua yang terserang penyakit harus segera dibuang dan dimusnahkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari menularnya penyakit ke daun yang lainnya. Daun yang terserang penyakit dapat ditandai jika terlihat adanya bercak-bercak coklat pada daun serta warna daun yang menguning.

 

Tujuan dari pemangkasan pada tanaman mentimun antara lain :

1) Mengontrol pertumbuhan dan ukuran pohon sehingga pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pengendalian pembungaan dan pemanenan dapat dilakukan dengan mudah.

2)  Mendorong pertumbuhan cabang yang kuat dan sehat, sehingga buah dapat lebih banyak.

3) Meningkatkan masuknya cahaya matahari pada tajuk, akibatnya fotosintesa dapat berlangsung optimum.

4)  Mendorong distribusi buah seimbang pada tanaman, sehingga buah yang diproduksi seragam kualitas dan ukurannya.

5) Mendorong tanaman berbunga dan berbuah teratur, mengurangi terjadinya alternate bearing (suatu keadaan dimana tanaman berbuah banyak pada suatu tahun kemudian pada tahun berikutnya tidak berbuah atau berbuah sedikit).

6)   Mengurangi transpirasi, sehingga air irigasi dapat dikurangi.

7)   Memaksimumkan persentase cabang berbunga.

8)   Memperbaiki pewarnaan buah.

9)   Merangsang pertumbuhan trubus baru .

10) Mengurangi peluang serangan hama dan penyakit dan

11) Mengurangi kerusakan tanaman oleh angin.

 

                   Tanaman mentimun yang diperlakukan dengan pemangkasan akan lebih produktif jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak dipangkas. Cabang-cabang yang tumbuh pada daun pertama sampai daun ke 10 adalah cabang yang tidak produktif. Jika dibiarkan, cabang tersebut akan banyak menyerap nutrisi dan menyebabkan cabang produktif tidak mendapatkan nutrisi dengan sempurna. Sedangkan pemangkasan daun-daun yang terinfeksi penyakit, secara nyata dapat menghindari penyebaran penyakit ke daun-daun yang lain.


             Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan pucuk pada tanaman mentimun berumur 20 hari sangat efektif untuk merangsang fase vagetatif dan generatif yang menyebabkan tinggi tanaman, jumlah daun, kecepatan berbunga, panjang buah, lingkar buah,bobot buah rata-rata lebih tinggi dari perlakuan tanpa pemangkasan.


Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.

REFERENSI :

1. Gustia, H., 2016. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun terhadap Pemangkasan Pucuk. Proceedings The 2nd International Multidisciplinary Conference 2016 November 15th, 2016, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia.

2    http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/91294/Pemangkasan-Tunas-Mentimun/.

3. Hudah, M. Dkk., 2019. Pengaruh Pemangkasan Pucuk dan Pupuk Kalium terhadap Produksi dan Kualitas Benih Mentimun (Cucumis Sativus L.). Jurnal Bioindustri Vol. 01. No. 02, Bulan Mei 2019.

Wijaya,M.K. dkk., 2015. Kajian Pemangkasan Pucuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Baby Mentimun (Cucumis Sativus L). Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 4, Juni 2015, hlm. 345 ± 352.

Jumat, 17 Februari 2023

PUPUK ALTERNATIF UNTUK TANAMAN PADI

      


Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam budidaya padi. Untuk menghasilkan produksi yang tinggi, pemberian pupuk pada padi bersifat mutlak. Unsur N, P, dan K yang menjadi unsur hara makro untuk pertumbuhan tanaman termasuk padi harus tersedia di lahan pertanian. Oleh karena itu petani perlu melakukan pemupukan secara berkala minimal 2 kali pada satu musim tanam dalam budidaya padi nya.

Pupuk bersubsidi yang biasa digunakan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada budidaya padi saat ini keberadaannya makin sulit diperoleh. Apalagi dengan pemberlakuan kartu tani 100 % untuk penebusan pupuk bersubsidi yang semakin mempersulit pembelian pupuk. Sering terjadi pemberian pupuk telat dilakukan karena pupuk bersubsidi di kios stok nya habis. Padahal waktu pemupukan yang tepat juga sangat mempengaruhi hasil produksi padi. Petani memerlukan pupuk alternatif untuk tanaman padi.

                   Beberapa alternatif yang dapat dilakukan oleh petani untuk mengatasi susahnya memperoleh pupuk bersubsidi adalah dengan penggunaan pupuk non subsidi ataupun penggunaan pupuk organik. Hal tersebut sudah di ketahui oleh petani namun banyak petani yang belum melaksanakannya. Mereka berkeberatan dengan harga pupuk non subsidi yang 2 – 3 x lebih mahal dari pupuk bersubsidi. Sedangkan untuk pupuk organik, petani belum percaya pada hasilnya karena tidak bisa lansung dirasakan. Mereka juga merasa penggunaan pupuk organik terlalu ribet dalam penyiapan maupun aplikasinya.  Namun untuk saat ini kedua alternatif tersebut lah yang dapat dijadikan sebagai solusi susahnya memperoleh pupuk bersubsidi. Berikut akan di bahas satu per satu tentang hal tersebut.

1.  Penggunaan Pupuk Non Subsidi

Pupuk non subsidi adalah pupuk yang harganya tidak di subsidi oleh pemerintah sehigga lebih mahal dari pupuk bersubsidi. Tersedia berbagai macam produk pupuk non subsidi yang ada di pasaran.

Petani padi enggan menggunakan pupuk bersubsidi karena harganya yang 2 – 3 x pupuk subsidi. Akan tetapi petani sayur lebih banyak menggunakan pupuk non subsidi karena kualitas nya jauh lebih bagus. Penggunaan pupuk non subsidi pada tanaman sayur meningkatkan hasil panen yang sangat signiifkan.

Petani padi bisa menggunakan dosis pemberian pupuk lebih sedikit dari penggunaan biasanya untuk mengurangi biaya produksi bila menggunakan pupuk non subsidi.

2.  Penggunaan Pupuk Organik

Pupuk organik sebenarnya sudah banyak di gunakan oleh petani yang menerapkan prinsip pertanian organik. Berbagai macam produk pupuk organik, khususnya pupuk organik cair sudah ada di pasaran. Akan tetapi, petani tidak tertarik menggunakan pupuk organik karena hasilnya tidak dapat langsung terlihat di tanaman.

Namun dengan kondisi pupuk bersubsidi tidak dapat diperoleh pada waktu yang dibutuhkan, penggunaan pupuk organik dapat dijadikan sebagai alternatif untuk memperoleh solusi dari permasalahan tersebut. Apalagi bahan – bahan yang diperlukan untuk pembuatan pupuk organik ada di sekitar petani. Hanya butuh usaha dari petani untuk mengumpulkan dan membuatnya, tanpa mengeluarkan uang yang banyak. Apalagi bila bahan organik yang digunakan adalah jerami padi yang selama ini sering di anggap sebagai limbah pertanian.

Jerami padi bila di olah menjadi pupuk kompos dapat mengembalikan unsur hara penting seperti N,P, dan K ke tanah. Sekitar 40% N, 30-35% P, 80-85% K, dan 40-50% S tetap dalam sisa bagian vegetatif tanaman. Jerami juga merupakan sumber hara mikro penting seperti seng (Zn) dan silikon (Si). Pembenaman tunggul dan jerami ke dalam tanah merupakan upaya mengembalikan sebagian besar hara yang telah diserap tanaman dan membantu pelestarian cadangan hara tanah dalam jangka panjang. Sutanto (2002) menyatakan bahwa pembakaran jerami dapat menyebabkan kehilangan unsur hara N mencapai 93 % dan K sebesar 20 %. Hal itu tentu sangat disayangkan bila terus dilakukan.

Pupuk organik padat yang sering digunakan pada budidaya tanaman padi adalah yang berasal sari kotoran ternak, baik ayam, kambing maupun sapi. Ketiga kotoran ternak tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing. Ketiganya baik di gunakan unuk menambah unsur hara pada lahan pertanian asalkan telah benar – benar matang baik melalui proses fermentasi buatan maupun alami. Pupuk organik yang belum matang sempurna malah akan memberi dampak yang kurang baik bagi tanaman.

Selain pupuk organik padat, pupuk organik cair juga dapat digunakan untuk pemupukan tanaman padi. Produk – produk pupuk organik cair yang ada di pasaran sering mengunggulkan kandungan mikroba yang terkandung di dalamnya. Apabila petani merasa keberatan untuk membeli pupuk organik cair yang ada di pasaran, petani dapat membuat sendiri dengan bahan yang ada di sekitar dan tujuan penggunaannya.

Aplikasi pupuk organik cair dapat disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman padi sehingga lebih tepat sasaran. Pupuk organik cair yang mengandung unsur N tinggi dapat diberikan pada tanaman padi yang masih dalam fase vegetatif. Sedangkan pupuk organik cair yang mengandung unsur P dan K  tinggi dapat diberikan pada fase generatif.

                        Dengan menggunakan pupuk organik, kebutuhan pupuk anorganik dalam hal ini pupuk bersubsidi dapat dikurangi sedikit demi sedikit. Efek penggunaan pupuk organik memang tidak dapat langsung terlihat dalam waktu dekat, namun dalam waktu yang lama dapat memperbaiki kondisi lahan pertanian sehingga mampu meningkatkan hasil produksi.

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.
Dari berbagai sumber

Jumat, 20 Januari 2023

CARA MEMBUAHKAN BUAH NAGA

 


Buah naga merupakan salah satu komoditas buah yang selalu ada di kios buah saat ini. Komoditas ini sudah menjadi buah pilihan masyarakat. Apalagi manfaat kesehatan buah naga yang begitu banyak telah terpublikasikan baik di media online maupun media cetak. Kandungan antioksidan yang tinggi serta kaya akan serat membuat buah ini menjadi salah satu pilihan untuk hidup sehat. Hal tersebut mendorong masyarakat untuk membudidayakan buah naga.

Tanaman buah naga tergolong mudah di budidayakan. Di Kecamatan Tersono khususnya Desa Harjowinangun Barat, tanaman ini menjadi salah satu penghias pekarangan. Bunganya yang cantik dan warna buahnya yang menarik menjadi salah satu alasan warga masyarakat Desa Harjowinangun Barat menanam buah naga di pekarangan.  

Buah naga tidak hanya berfungsi sebagai buah, akan tetapi juga dapat berperan sebagai tanaman hias, sayuran, produk kesehatan dan obat-obatan. Oleh karena itu, tanaman buah naga juga disebut “priceless treasure” (harta tak ternilai). Ada juga yang menyebut buah naga ini sebagai fancy fruit atau buah mewah.

Berdasarkan hasil penelitian serta berbagai informasi yang telah banyak dikemukakan, manfaat dari buah naga ini sangat banyak. Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai penyeimbang kadar gula darah, membersihkan darah, menguatkan ginjal, menyehatkan liver, menguatkan daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata, mengurangi keluhan panas dalam dan sariawan, menstabilkan tekanan darah, mengurangi keluhan keputihan, mengurangi kolesterol dan mencegah kanker usus, memperlancar faces (BAB), serta untuk perawatan kecantikan.

Buah naga memiliki rasa yang yang enak, manis, kadang - kadang sedikit asam, dapat dikonsumsi sebagai buah segar, maupun diolah, serta sebagai campuran makanan dan minuman lainnya. Secara umum, kandungan nutrisi dari buah naga adalah: Air 90,20% ,Karbohidrat 11,50%, Protein 0,53% ,Lemak 0,40%, Serat 0,71%, Calcium 6-10 mg/100g, Fosfor 8,70%, Vitamin C: 9,40%. Untuk jenis yang berdaging buah merah, mengandung beta carotene yang berfungsi sebagai antioksidan. Warna merah berasal dari pigmen alami yang dikenal sebagai hylocerenin dan isohylocerenin dan juga membuat berbagai hidangan berwarna merah cantik ketika disajikan.

Tanaman buah naga membutuhkan tiang sebagai media panjatannya. Tiang yang digunakan haruslah kuat, kokoh dan tahan lama sebagai penyangga tanaman. Tiang panjatan ini dapat berupa tanaman hidup (seperti kedondong pagar), kayu yang sangat keras (kayu ulin/kayu besi), serta tiang dari beton.

Pada pertanaman buah naga komersial, tiang beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan panjang sekitar 2 m sudah banyak digunakan. Tiang panjatan ini ditanamkan sedalam ± 50 cm, sehingga tinggi di atas permukaan tanah sekitar 1,5 m. Pada bagian atas atau ujung tiang, dipasang suatu lingkaran dengan diameter sekitar 40 – 50 cm, dapat terbuat dari besi yang berfungsi untuk menahan cabang-cabang dari tanaman buah naga.

Salah satu keuntungan budidaya tanaman buah naga ini adalah karena dapat panen sepanjang tahun. Dalam kondisi yang optimal, calon bunga tanaman buah naga dapat muncul dengan interval sekitar dua minggu. Dari kuncup bunga yang baru muncul hingga mekar, dibutuhkan waktu sekitar satu bulan. Dari bunga mekar hingga buah bisa dipanen (masak), memerlukan waktu sekitar satu bulan lagi. Jadi rata-rata dari kuncup bunga hingga panen dibutuhkan waktu sekitar dua bulan.

Akan tetapi, ada beberapa tanaman buah naga milik warga Harjowinangun Barat yang sudah berbunga namun selalu gagal terbentuk buah. Hal – hal yang perlu diperhatikan agar tanaman buah naga dapat berbuah antara lain:


1.      Pastikan tanaman buah naga cukup mendapatkan sinar matahari 

Tanaman buah naga termasuk ke dalam keluarga kaktus sehingga membutuhkan sinar matahari yang banyak. Apabila tanaman ternaungi hingga mengurangi intensitas sinar matahari yang diterima, maka proses pembungaan menjadi pembuahan dapat terganggu.

Suhu dan instensitas sinar matahari mempengaruhi pemekaran bunga dan proses penyerbukan. Bunga yang tidak mengalami penyerbukan maka tidak akan membentuk buah.

 

2.     Lakukan pemangkasan pada cabang

Cabang buah naga yang panjang menjuntai perlu dilakukan pemotongan agar merangsang munculnya bunga. Proses pemotongan cabang akan memindahkan nutrisi yang dihasilkan oleh tanaman untuk tumbuh menjadi pemunculan bakal bunga. Pemangkasan bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan sulur cabang buah naga atau menghilangkan tunas baru yang muncul. Hal tersebut juga merupakan sebagai salah satu cara pembuahan menggunakan metode pelukaan pada tanaman. 

 

3.     Bantu penyerbukan dengan tangan

Apabila tanaman buah naga sudah cukup mendapatkan sinar matahari, sudah menghasilkan bunga tetapi masih gagal dalam pembuahan, maka solusi yang dapat dilakukan adalah dengan penyerbukan manual menggunakan kuas untuk mengambil benang sari kemudian disapukan ke kepala putik. Hal tersebut dilakukan karena ada beberapa jenis tanaman buah naga yang kepala putiknya lebih tinggi dari benang sari sehingga kemungkinan melakukan penyerbukan alami menjadi kecil.

Syarat dari penyerbukan manual ini adalah bunga dalam kondisi mekar sempurna ( malam hari ). Karena pada waktu bunga mekar sempurna, serbuk sari dan kepala putik sudah matang dan siap melakukan proses penyerbukan.

 

Oleh : Zuni Fitriyantini, S.TP.

REFERENSI :

1.  Muas, I.,Nurawan, A., dan Liferdi. 2016. Petunjuk Teknis Budidaya Buah Naga. BPTP Jawa Barat. Lembang.

2. Wartapa, A., 2010. Cara Membuahkan Buah Naga. UPPM STPP JURLUHTAN. Yogyakarta.

3. http://petanitop.blogspot.com/2016/04/cara-pemangkasan-tanaman-buah-naga-agar.html